1. Kesan Pertama

210 27 4
                                    

Aku, sebenarnya gamau Boarding School.. Tapi, karena mama yang nyuruh. Aku bisa apasih?
Hanya terdapat anak culun disini..
Yang mintanya pengen sama mama aja, karena dari kecil papa udah ninggalin aku alias bercerai, udah lama sih, gatau kabar dari papa.

Dulu waktu aku Sekolah Dasar mereka sering bertengkar sampe aku bosen sama mereka, rasanya.. Kalo aku aja yang ninggalin mereka apakah mereka bakal akur?
Tapi ga nyampe niat buat kabur, karena aku takut sendirian.

Aku terkenal sebagai anak yang penakut, sering di bully, jadi bahan omongan orang lain. Tapi gapapa kalo orang ghibahin kita kan kita dapat pahala hehe, aku mah santuy orangnya.

Kenalan dulu nihh nama Aku rasya sekarang ini aku mau sekolah SMA tapi boarding school alias asrama.
Udah kebiasaan sihh soalnya mama aku tinggal dirumah nenek otomatis kan aku juga tinggal disana, suka menyendiri dan sering meratapi nasib,

tapi gapapa bawa happy aja soalnya aku punya adek cewek yang sangat aku sayangi, namanya Arin.
dulu waktu aku tinggal dirumah nenek, sekolah SMP didesa sana
Aku memiliki teman akrab bahkan aku terlalu percaya sama dia sampe aku dikhianati, menyedihkan tapi itulah aku, aku selalu bernasib seperti ini.

Mungkin ini emang udah jadi kebiasaan aku, selalu sedih. Tapi aku udah biasa nangisin hal gak penting, udah biasa dalam menguras air mata. Sampe sekarang aja masih cengeng kayak bocil. Bahkan adik cewekku aja jarang nangis karena dia dinaungi rasa bahagia yang luarbiasa,

mau kayak adik aku, tapi aku gabisa berbuat lebih kayak dia, dulu sewaktu SMP aku sering dipalak sama geng geng gitu, tapi gapapa.. Aku ikhlas, semoga nanti Tuhan yang balas dia.

Jangan kasihan sama aku, aku udah terbiasa dengan semua ini. Kali ini mama aku memutuskan untuk menyekolahkanku di asrama agar hidupku tenang, tapi kenapa feeling aku ga enak? Aku takut di bully, aku takut di palak. Apalagi yang paling aku takutkan itu adalah saat tidak ada teman, dan tidak ada yang mau jadi teman aku.

/PROLOG/

.
.
.
.

Mungkin Inilah saatnya..

Hari ini Januari 2020:

"Rasya, udah siap nak" ucap mama yang kemudian melepaskan sabuk pengaman kursi ku, "kakaaaa jangan lupa kasih kabar arin yaa" arin menangis saat aku hendak beranjak dari mobil.

"Rin... Nanti jaga mama sama nenek yaa" aku tersenyum kepadanya dan dia membalas dengan anggukan pelan. "Sampe sini aja ya nak? Mama gabisa masuk asrama" mereka semua melambai kearahku, "jaga dirimu cucuku" sahut nenek,

Saat itu aku membawa banyak barang dan koper 2 rasanya punggung ku mau encok, tapi aku kuat kok cuman sedikit ngeluh aja.

"Dek rasya ya?" tanya guru disana. "Saya pak Juki, ayok masuk biar saya bantu bawa satu kopermu"

Saat tiba di asrama, aku datang dan menetap di lantai tiga ruang kamar 2

"Kamu pakai kunci ini ya, saya bantu kamu cukup sampai sini aja" ga nyampe masuk ruangan pak Juki meninggalkan ku tanpa ku suruh, "tapi..." seperti yang ku katakan, aku gabisa mandiri. Karena aku terlalu takut, sampai akhirnya aku hendak membuka kunci tiba-tiba seseorang membuka terlebih dahulu daripada diriku.

"Eh? Masuk sini bro?" tanya anak muda itu, "ahh eeee iya" aku mengangguk kemudian dia membantu ku membawa koper.
Setelah di dalam ruangan yang luas
"Kita disini sama-sama murid baru, jadi aku gatau kamu mau kamar mana, silakan aja di pilih ya?" tanya anak itu, kemudian tiba-tiba aliran darahku rasanya mengalir sangat deras dan detak jantung ku ber disko.

"Halo??" aku masih tidak menjawab meskipun dia melambai padaku, "kenalan dulu dehhh gw Radit" dia tersenyum padaku, aku takut padanya meskipun dia ramah karena ku tau manusia itu sifatnya sama saja, makanya aku mau berubah jadi alien saja biar menguasai dunia. "Rasya" jawabku singkat. "Sekamar yuk?" ajaknya

Friendship Will Be Okay! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang