4. Masalah

104 23 2
                                    

Setelah melihat Byan seorang diri,
Ersya langsung menyuruhku untuk pergi ke lain tempat

"Tunggu... Kenapa kamu ngejauhin Byan?" tanyaku yang kemudian Ersya tak memperdulikan pertanyaan dariku.
"Ersya!" ucapku dengan nada tinggi.
"Apa?" tanyanya seperti tak mendengar pertanyaan dariku sebelumnya
"Udahlah lupakan" balas ku dengan senyuman.

Padahal aku sangat penasaran, dan kenapa bisa mereka bertengkar? Apakah masalah di masa lalu? Atau memang dari dulu udah ga akrab?

Ersya mengajakku ke Rooftop (atap atas)
Disana banyak siswa lain yang sibuk dengan diri mereka.

"Disini pemandangan nya indah bukan??" tanya Ersya sambil tersenyum hangat, berbeda dari sebelumnya.
"Ya" balas ku singkat

Saat disana kami hanya menikmati angin yang berhembus, disana Ersya sedikit menyanyikan lagu yang membuatku tenang.

"Sahabat, selalu bersama.. Susah senang bersama-sama. Janganlah kau pergi hanya karena Masalah dari kita, mari selesaikanlah semuanya agar tak terjadi kesalahpahaman~~~"

Nyanyi nya yang entah kenapa maksud itu merujuk pada Byan.
"Dulu Aku dan Byan berteman akrab. Hanya karena temanku bernama Zidan terlalu mendekati ku, persahabatanku dengan Byan menjadi renggang" ucapnya dengan sedikit sedih

"Gapapa, ayok luruskan permasalahan mu itu" sahut ku yang kemudian diberi gelengan pada Ersya

"Sebenarnya memang salah gw sih sya... Gw yang manfaatin Zidan karena tau dia itu anak pintar disekolah, saat Zidan memiliki Crush dia bilang sama aku, tapi.. Dulu juga aku nge crushin orang yang sama dengan si Zidan, jadi aku gamau ngalah sama dia" jelas Ersya dengan panjang lebar.

"Biasanya Zidan itu suka nangisin hal yang gak penting, dia sangat lemah bahkan kita pukul saja dia bakal tersungkur ke lantai, dan itulah aku gasuka sama sifat Zidan yang sangat lemah itu" ucap Ersya yang kemudian aku berasa seperti di sindir olehnya

"Byan selalu datang padanya saat Zidan membutuhkan, berbeda denganku yang hanya datang pas memerlukan Zidan saja, itulah mengapa Byan tak menyukai ku lagi" Ucap Ersya sambil meneteskan air matanya.

"Byan mengira sifatku masih seperti dulu, suka manfaatkan oranglain. Dia mengira aku bakal manfaatin kamu sya, dia takut kamu jadi korban dari kejahatan ku"

"Semua orang bisa saja berubah kapanpun itu, ada yang baik terus karena kena hasut jadi jahat, ada yang jahat menjadi baik karena dinasehati, itu sih tergantung kitanya aja lagi, yang mau nentuin kalo mau jahat atau baik"

Jawabku yang sedikit membuat Ersya lumayan tenang daripada sebelumnya.

"Masalah ini ga pernah ku ceritain sama siapapun, makasih.. Berkat mu hatiku tenang" sahut Ersya.

Aku mengajaknya untuk pergi ke kelas bersama karena waktu pelajaran akan dimulai,

Saat sudah beberapa Jam dikelas.. Akhirnya Jam istirahat sejenak,

Saat istirahat aku membuka ponsel ku dan terdapat nomor tak ku kenali

62+

Simpen kontak
Gw ya, KAIVAN^^


Oh, iya:)

Kira-kira hanya itu saja yang dikirim olehnya,

"Hey, rasya kan?" tanya seseorang.
"Ya?" jawabku ragu

"Gw kaivan loh" balasnya sambil menunjukkan ponselnya yang merupakan chat ku dengannya.

"Gw namain kontak lu Rasya Ganteng kalo lu?" tanya nya.

"A-aku..." aku gabisa ngehindar darinya, lalu terpaksa aku perlihatkan layar ponselku padanya.

"Belom di save?" tanyanya sedikit kecewa

"Baru kamu chat, masa iya langsung di save?" tanya Ersya balik

"Gapapa, biar aku yang namain kontak ku sendiri" tanpa izin dia langsung mengambil ponselku.

"Kai.. Balikin" Ersya langsung merebutnya kembali.

"Apasih? Kan gw mau namain kontak gw sendiri di handphone Rasya" balasnya yang kemudian dibalas dengan gelengan keras dari Ersya.

"Sayangnya lu belom izin sama yang punya handphone" ucap Ersya

"Gaes?? Whats wrong?" tanya Mahen.

"Ersya sensitif banget hen, anehh masa iya gw cuman mau namain kontak gw dihape Rasya malah diambil sama Ersya? Galucu banget" ucap Kaivan

"Udah dong, gapapa.. Lain kali izin sama yang punya ya?" balas Mahen kemudian dibalas Kaivan dengan anggukan.

Setelah pertengkaran kecil itu berakhir di lerai oleh Mahen, akhirnya kembali ke meja masing-masing

"Cihh dia ngadu? Padahal dia yang salah." julid Ersya.

"Er... Tolong jangan gitu lagi ya? Aku tau maksud kamu tuh baik nolongin aku.. Tapi orang bisa berbeda pendapat pikiran dengan kita, dia akan berpikir kalo kamu itu pelit, jahat, egois." ucapku.

"Jadi lu nge bela yang salah?" balasnya.

"Nahh kamu mikir kalo dia yang salah kan... Sebaliknya dia juga mikir kalo kamu salah.. Mending gausah ikut campur" ucapku yang mungkin akan membuat Ersya sedikit tersinggung

"Oke" jawabnya singkat.

"Gapapa kan?" tanyaku sedikit

"Hmm" dia hanya membalas seperti itu. Agaknya dia merajuk padaku.

Saat aku pergi ke toilet.
Aku sengaja berada di dalam sana lebih lama untuk menjernihkan pikiranku, tapi tiba-tiba seseorang membicarakan ku,
Seseorang yang suaranya ku kenali.

Apakah aku harus keluar untuk memastikan siapa yang membicarakan diriku?

Apakah aku harus keluar untuk memastikan siapa yang membicarakan diriku?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaivan
Jaehyuk

KaivanJaehyuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mahen
Mark

Friendship Will Be Okay! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang