Sunghoon bersedekap dada. Sekarang, di depannya ada Jay yang duduk dengan menompang dagu sambil mendengus beberapa kali.
Jay ditahan oleh Sunghoon di toilet ganti klub basket. Cuma ada mereka berdua karena Sunghoon sudah mengunci pintunya supaya pembicaraan penting mereka tidak terganggu. Sunghoon benar-benar harus bicara empat mata dengan teman sekamarnya ini.
"Sekarang cerita."
"Apa?"
"Gausah pura-pura gatau deh. Cepet!"
Lagi-lagi, Jay mendengus. Dia sudah melakukannya mungkin puluhan kali sejak bertemu Sunghoon tadi.
"Yaudah, 'kan lu udah tau juga."
"Anjrit," Sunghoon ingin sekali memitas kepala Jay, tapi ditahan. "Lo nyebarin begituan tuh motivasinya apaan sih, Jong? Padahal lo kan anak teladan tapi bisa-bisanya." sungutnya.
"Gua gak nyebarin."
Alis Sunghoon naik satu.
"Gua cuma ngasih ke satu orang."
"Jake?"
"Hm," Jay memalingkan muka. "Jake."
Sekonyong-konyong, Sunghoon menepuk telapak tangan sekali seakan-akan dia sudah menduga hal ini.
"Kan bener dugaan gue. Soalnya kelas gue dapetnya dari kelas Jake!"
Sekarang semuanya masuk akal. Awalnya Sunghoon kaget waktu tiba-tiba teman sekelasnya heboh tentang kunci jawaban pretest Bahasa Inggris yang jelas sekali sudah dilarang disebarkan. Ketika Sunghoon bertanya kepada Doyum, dia bilang asalnya dari Lia, siswi kelas sebelah.
Setan di sisi kirinya menghasut Sunghoon untuk ikut menyontek seperti beberapa teman-temannya yang lain. Tapi tidak. Sunghoon tidak mau usahanya belajar semalaman itu dikorbankan cuma karena hasutan. Kalau gak ketahuan, kalau ketahuan gimana?
Maka dari itu, dengan modal hafalan kosakata dan beberapa rumus yang dia ingat, Sunghoon mati-matian menjawab soal-soal tersebut mengandalkan kepercayaan diri. Untuk hasilnya bisa belakangan, begitu pikirnya.
Lalu bagaimana bisa Sunghoon menyadari kalau kunci jawaban itu asalnya dari Jay?
Maybe, instinct?
To. Jake
aku butuh bantuan pls
aku kekunci di toilet ganti basket
jake tolongin aku t___tFrom. Jake
wAIT
AKU HARUS MINTA KUNCINYA KE SIAPA
SUNGHOONTo. Jake
kesini aja :")
kuncinya di bawah keset"Ngapain?" tanya Jay, sangsi melihat Sunghoon tertawa dengan ponsel di tangannya.
"Jake bakal kesini."
"NGAPAIN?!"
Yang ditodong hanya mengedikan bahu. Sunghoon kini mengikuti Jay duduk di kursi panjang yang ada di sana, kaki-kakinya mengetuk acak di atas lantai sembari menunggu Jake datang.
Tak lama, mereka bisa mendengar ada suara berisik dari luar. Sunghoon tahu itu pasti Jake, jadi dia berdiri dengan cepat lalu membuka pintu yang memang terkunci dari dalam. Sunghoon bisa melihat Jake menatapnya bingung sebelum dia ditarik masuk.
"Hoon? Aku pikir kamu kekunci—lho, Jay?"
"Hehe, maaf ngebohongin," Sunghoon menuntun Jake untuk duduk di samping Jay yang sejak tadi udah canggung. Sementara Jake yang gak tahu apa-apa cuma bisa menatap kedua temannya ini bingung. "Sebenernya aku mau ngelurusin sesuatu, Jake..."
"Huh? Apa?"
"Soal pretest."
Jake tertegun. Dia gak menduga bakal dikonfrontasi secara langsung seperti ini, apalagi oleh Sunghoon. Dia sungguh gak bisa berbohong kepada temannya yang satu ini, Sunghoon selalu bisa temukan cara untuk gali kejujuran darinya cuma dengan sorot matanya itu. Kini Jake gak punya pilihan selain menceritakan semuanya.
Jake mengatakan semuanya. Masa kecilnya, traumanya, alasannya melakukan pelanggaran. Semuanya. Sunghoon dan Jay mendengarkan tanpa terlewat. Mereka sama sekali gak pernah berpikir anak baik dan ceria sepertinya mempunyai kenangan yang tidak menyenangkan seperti itu.
"Jake, stop. Jangan lanjutin lagi. Kita paham." Jay merangkul bahu Jake yang bicara dengan napas putus-putus untuk menenangkannya.
Setelah memproses semua cerita Jake, Sunghoon berjongkok di hadapannya yang masih menunduk lesu. Dia raih jari-jari Jake yang dingin dan menggenggamnya erat.
"Tapi, Jake... kamu gak harus jadi people pleaser cuma supaya mereka mau temenan sama kamu. Kita semua suka kok sama kamu! Dan gaada yang bakal mempermasalahin apa kamu ngasih kita sesuatu atau engga, cukup jadi diri kamu sendiri aja kita tetep suka temenan sama kamu. Jadi mulai sekarang, kamu ga usah ngelakuin sesuatu yang bikin kamu kena masalah cuma untuk dapet validasi, oke?"
Kemudian, mereka berpelukan.
Sunghoon sadar Jay menatapnya kesal, jadi dia menjulurkan lidah seakan bilang, 'Ngiri kan lo, gue dipeluk Jake?'
Dan Jay membalasnya dengan menyentil dahi Sunghoon, buat anak itu meringis kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAINTING THE UNIVERSE
Fanfictionromantika empat remaja dengan kamar asrama sebagai saksi mata. an enhypen hyungline fanfiction, by maverisk 2022.