Part 1

266 15 2
                                    

Cerita ini hanya khayalan.

"Pond tinggalkan aku!! "Ucap Phuwin yang sedang menangis sejadi jadinya.

"Aku tidak akan meninggalkanmu bahkan jika kita harus mati bersama." Dengan serius Pond berkata.

Pada akhirnya mereka berdua menjatuhkan diri dari gedung yang sangat tinggi.

"Ahhh!!" Tiba tiba saja Pond bangun ternyata Pond masih trauma dengan kehidupannya yang dulu.

Entah bagaimana Pond terlahir dengan ingatan masa lalunya sehingga membuat orang tuanya merasa aneh karena Pond dapat berbicara diumurnya belum 1 tahun.

Pond tidak pernah memberitahu orang tuanya tentang masa lalunya dan tujuannya satu satunya adalah mencari Phuwin kekasihnya yang sangat dia rindukan.

Mereka berdua dulu selalu bersama tetapi gara gara orang tua dan teman teman mereka selalu mengejek bahwa mereka gay sehingga lama kelamaan Phuwin tidak tahan dengan ini semua.

Karena dizaman dulu gay tidak akan diterima dimanapun bahkan Phuwin yang terlanjut sudah mencintai Pond dan sebaliknya merasa kecewa dengan orang tua mereka yang tidak mendukung.

Pada akhirnya Phuwin memutuskan ingin bunuh diri tetapi Pond menghentikannya sehingga mereka berdua memutuskan untuk mati bersama dan akan bertemu dikehidupan selanjutnya.

"Pond cepat nak,  ini hari pertama mu masuk kampus."

Akupun bersiap siap untuk pergi kesekolah karena ini hari pertama masuk setidaknya aku harus tampil rapi.

Aku mengendarai mobilku pemberian dari ayahku disaat ulang  tahun.

Setelah sampai disekolah aku parkir ditempat khusus mobil.

Sebelum masuk kelas aku melihat papan mading untuk melihat dikelas mana aku berada tetapi disaat aku melihat namaku dibawah namaku tertulis nama Phuwin.

Jantungku berdetak sangat cepat apakah dia benar benar Phuwin yang aku cari?

Tidak mau mencari masalah aku cepat cepat pergi kekeklas yang sudah aku lihat tadi.

Benar saja aku terpaku dengan sosok malaikat yang jatuh yaitu Phuwin dia benar benar Phuwin yang aku cari selama ini.

Aku secara diam diam duduk di sebelahnya.

Aku menatapanya walaupun dia tidak melihatku tetapi aku rasa setidaknya aku harus secara pelan pelan.

"Permisi, kenapamu menatapku terus?"
Ternyatq dia menyadari bahwa aku menatapnya.

"Ah tidak ada tadi aku hanya melamun saja."

Lalu dia fokus belajar lagi kali inj aku tidak menatapnya lagi.

"Namamu siapa ya kalau boleh tau." Setidaknya aku harus  berbicara dengannya kalau ingin mendekatinya.

"Panggil aja Phuwin kalaumu?" Dia menanyakan balik.

"Pond." Ucapku  dengan penuh senyuman manis.

Skip: pulang sekolah.

Aku melihat Phuwin sendirian jadi aku hampiri dia.

"Phuwin lagi nunggu jemputan??"

"Ngak." Jawabnya singkat dari dulu sampai sekarang memang Phuwin tidak berubah.

"Kalau ngak ada yang jemput mending biar aku antar aja."

"Serius nih?" Sepertinya dia tidak menganggap serius ucapanku.

"Iya, aku sangat serius."

Karena dia mau akhirnya aku menyuruhnya untuk tunggu digerbang aja biar aku yang nyamperin pake mobil.

Dia memberikanku arah jalan kerumahnya sepertinya ini kesempatanku agar bisa mengetahui rumahnya.

"Ini rumahku, turunkan aja aku disini."

Aku memberhentikan mobilku lalu membiarkan dia keluar.

Sebelum dia keluar aku menarik pergelangan tangannya sehingga dia menghadap kearahku.

"Sampai jumpa besok, Phuwinku."
Setelah aku mengatakan itu dia berlari kearah rumahnya sambil menutup wajahnya.

Apakah wajahku sejelek itu ya?

Loyal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang