Teruntuk kau, yang terkasih.
🕰️
Rindu mencambuk
Memar sekujur hati
Lebamnya menuliskan namamu.Kasihku, kutuliskan beberapa patah kata ini di malam yang gulita, saat semua orang sudah tertidur lelap. Kasihku, di malam ini, aku mengklaim diriku sebagai orang yang paling merindukanmu. Tidakkah dikau merasakan hal yang sama? Yang kupuja, hidupku candramawa lepas kepergianmu. Kutaklifkan diriku padamu, karena gadis lemah ini tahu pasti, kaulah adibawa sepenuhnya atas sepotong organ kecil bernama hati— fungsinya untuk mencintaimu.
Kau hal terbaik yang ada di mayapada. Aku bersungguh-sungguh mengatakannya. Engkau kah itu, Sang Arjuna? Kau yang sudah dimaktubkan turun dari nirwana, untukku saja?
Duhai diriku, Kota Jogja terlahir ketika Tuhan sedang tersenyum! Cinta datang tanpa permisi, diri ini terpikat pesona mega terpayung galaksi. Romansa pun tercipta, menuai rasa tanpa kata. Dua kalbu berseteru, dan aku terjebak diruang hampa bernama rindu.
Semilir angin malam menamparku, merasuk ke sela-sela kalbu. Aku bukan Jogja, aku tak istimewa layaknya kampung halaman sang raja sukma. Kasihku, gadis ini hanya fatamorgana. Aku adalah pertanda yang menggerak dalam endap, yang mencintaimu tanpa malu dan memujamu tanpa ragu. Kau adalah rahasia, kau adalah alasan orang ini menggores geguritan penuh puja— tentunya untukmu saja. Kau membayang disuatu masa, tersimpan di dinding waktu. Masa depan yang kutunggu.
Layaknya kisah klasik bertema romansa, kau dan aku adalah dua tokoh utama dalam asmaraloka kita. Engkau dengan segala kebesaran hatimu membantuku menyusun hal yang berguna bagi kita berdua, kebermanfaatan kita, ketahanan kita, bagaimana kita kuat, bagaimana kita berkontribusi terhadap sesuatu, bagaimana kita tegak berdiri sebelum akhirnya jatuh dan kehilangan denyut nadi. Layaknya Anyakrakusuma, kau adalah Panembahan Senopati atas diriku, kuasai saja hidupku, aku percaya padamu, kau memiliki kendali penuh.
Wahai engkau yang namanya memiliki arti samudra, terlalu sering kita mendambakan cinta yang tak mengenal batas. Yang begitu gaduh dan menyeruak menembus langit-langit. Cinta yang diyakini ada ketika debur jantung berbunyi seperti burung camar yang mengayun di udara. Terkadang kita lupa, bahwa ada cinta yang hening dan sunyi; berbentuk setitik pengertian yang tanpa kata, tanpa aksara namun hadir begitu adanya. Namanya hanya dihembuskan oleh angin. Menyentuh dedaunan, yang kemudian menyelusup akar-akar sampai akhirnya hinggap di hati.
Samudra, pertemuan antara banyak laut yang membiru. Begitu agung perangaimu, layaknya do'a yang diwujudkan dalam nama dan menjadi nyata. Kau bukanlah Maharaja pemilik nirwana paling indah, dan kau tak bisa mengatur waktu berjalan seperti apa. Jadi sebelum pagi tiba, aku ingin mencintaimu lewat sastra yang kau gemari, lewat bahasa sunyi malam ini. Walau nampak sederhana, yakinlah tiap baitnya mengandung makna.
Tidurlah dengan nyenyak, jangan pernah cemas, sebab kehidupan selalu menawarkan kebahagiaan.
Percayalah.
1.44 wib dinihari, di peraduan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Kutulis saat Perasaanku Berkecamuk
Short StoryHanya bentuk tulisan dari hal-hal yang mungkin sempat di rasakan dan terlintas di pikiran. Untuk seseorang, sebagian besar mungkin guratan rindu.