|| MORAGAM 01

293 18 1
                                    

"Sayang,ayo makan dulu" Zhalilah menghembuskan napas nya dengan pelan saat mendapatkan penolakan untuk kesekian kali nya dari Moragam.

Ia sangat takut Moragam akan kembali drop jika tidak mengkonmsumsi sedikit pun makanan yang ia tawar kan sedari tadi.melihat kondisi Morgam yang baru sadar dari koma satu bulan,tentu membuat Zhalilah merasakan khawatir kepada Moragam.

zhalilah menatap kembali kondisi Moragam,melihat tatapan kosong sang putra kearah depan. Tentu,membuat perasaan nya cukup sesak.meskipun Moragam hanya diam tanpa mengeluarkan sedikit suara nya. Ia tentu tau jika Moragam merasa kecewa dengan keadaan nya yang sekarang.

2 jam yang lalu

Moragam sadar dari koma panjang nya,hal pertama yang ia lihat setelah sadar adalah senyuman teduh sang mama. Melihat wajah khawatir sama mama membuat Moragam tersenyum,menginsyaratkan bahawa diri nya baik-baik saja.

Namun senyuman itu luntur saat ia merasakan nyeri pada kaki kanan nya,Moragam membuka selimut yang menutupi kedua kaki nya. Jatung nya seakan berhenti berdetak untuk beberapa detik,saat melihat kondisi kaki kanan nya.

'Kaki gue kemana?."

Moragam menggelengkan kepala nya,berusaha untuk membuang pikiran buruk tentang keadaan kaki kanan nya.

Tapi tidak bisa.

Tanpa diri nya sadari,Moragam menetes kan air mata.

"Kaki aku kemana ma?." Tanya Moragam dengan menatap kedua mata sang mama,melihat wajah wanita itu yang sudah dipenuhi dengan air mata membuat Moragam menggeram kesal.

"KAKI AKU KEMANA MA?!'

"KEMBALIN KAKI KANAN AKU SEKARANG!,AKU CUMAN KECELAKAAN KENAPA HARUS KAKI AKU KALIAN AMBIL!."

Moragam berteriak dengan prustasi,ia menangis dengan melempar semua barang yang berada dekat nya. Ia tidak mempedulikan jika lemparan nya akan menyakiti atau melukai orang yang berada di ruangan ini.yang saat ini ia ingin kan adalah kembali nya kaki kanan nya soperti semula.

Zhalilah yang melihat sang putra dengan keadaan kacau.mendekat,ia tidak peduli dengan pecahan kaca yang berada dilantai ini.yang ia pedulikan saat ini adalah keadaan sang putra. Zhalilah menarik Moragam kedalam pelukan nya,dada nya merasakan sesak kembali saat putra nya kembali menangis dibahu kanan nya.

"Sayang,maafin mama." Bisik Zhalilah dengan pelan disamping telinga Moragam. Sesak,itu lah yang Zhalilah rasa kan sedari tadi.

'Maafin mama sayang."

Hanya itu yang bisa Zhalilah ucapan pada Moragam,ia melakukan ini tentu hanya ingin membuat kondisi Moragam lebih membaik.

"Kaki kanan kamu terpaksa saya Amputasi karna ada retakan pada tempurung lutut,tempurung lutut kamu retak karna sang pengendara mobil melintas begitu saja diatas kaki kamu." Jelas Dokter dengan panjang lebar.

"Dan jika kami tidak mengambil tindakan ini,mungkin akan terjadi luka parah pada kaki kanan kamu." Lanjut nya,dan perkataan Dokter tentu membuat luka hati nya kembali terbuka.

Moragam mengerjapkan mata nya saat lengan nya disentuh oleh sang mama,melihat senyuman teduh sang mama tentu membuat Moragam menundukan kepala nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Moragam mengerjapkan mata nya saat lengan nya disentuh oleh sang mama,melihat senyuman teduh sang mama tentu membuat Moragam menundukan kepala nya. Rasanya,cukup sesak saat melihat tatapan sang mama yang ia perlihatkan untuk dirinya.

Kecewa? Tentu Moragam kecewa.

Kecewa kepada dirinya sendiri karna tidak bisa menjaga salah satu permberian tuhan untuk dirinya sendiri.

"Kamu jangan takut buat melangkah sayang,mama papa,abang,adek,selalu dukung kamu dibelakang."

"Jangan karna kamu mempunyai satu kekurangan,tapi kamu malah putus asa dan takut gagal. Kekurangan kamu ini bukan penghabat kesuksesan kamu dimasa depan." Lanjut Mama Zhalilah dengan mengelus kepala sang anak.

Ia tentu tau hal apa yang ditakuti oleh Moragam,sebagai seorang orang tua tentu Zhalilah pernah mengalami putus asa seperti ini.tapi,bukan waktu nya menyerah dengan keadaan dan kondisi seperti ini.

"Aku udah ngga guna mah,coba mama liat?aku udah ngga punya kaki,jangan kan kaki mah buat jalan aja aku masih dibantu sama kursi roda dan tongkat!"

"Harus nya waktu itu tuhan langsung ambil nywa aku mah,kalo kaya gini sama aja aku ini beban bagi keluarga kita!."

Zhalilah menggelengkan kepala nya,air mata nya kembali menetes membasahi pipi tirus nya.

"Kamu anak mama,bukan beban! Mama engga pernah anggap anak mama beban semua,kalian itu dunia mama sampe kapan pun kalian bukan beban!."

"Udah ya,Moragam harus makan. Dada mama sesek banget kalo liat kamu kaya gini terus."

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MORAGAM (REVISI ULANG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang