HARUS BERPISAH (2)

1.6K 76 3
                                    

Pekan yang berat untuk Kana. Ia belum sepenuhnya dapat melupakan Kemala. Kana berusaha menyibukkan diri dengan mengulas restoran dan warung makan kemudian mengunggah ke akun YouTube KanaKuliner miliknya dengan harapan rasa dukanya akan hilang. Sia-sia saja. 

Pada hari ketiga setelah pemakaman Kemala, Raka menjemput Kana. Mereka memiliki jadwal enam bulan sekali mendonorkan darah. Selain untuk alasan kesehatan juga untuk membantu yang membutuhkan. 

"Gimana kabar Sayang aku hari ini?" Raka bertanya saat Kana masuk ke mobilnya. 

"Baik," jawab Kana tanpa semangat. 

"Lihat dong aku pakai baju apa."

Kana melirik sekilas. Raka mengenakan jersey biru merah Lionel Messi saat membela Barcelona. 

"Baru ya?"

"Ada yang jual, katanya beli di Spanyol langsung."

"Pasti mahal." Kana menyentuh kain jersey yang terasa adem. 

"Tenang, aku nggak ambil dana tabungan pernikahan kita."

Dada Kana mendadak nyeri mendengar kata-kata Raka. Mereka sudah berencana akan menikah akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun depan. Bagaimana cara menyampaikan pada Raka bahwa ia memiliki beban sebagai seorang bibi? 

Kana hanya tersenyum samar menanggapi kelakar Raka tanpa kemampuan membalas sama sekali. Pikirannya dipenuhi skenario untuk menjelaskan apa yang terjadi. 

"Minggu ini aku bakal ke Bali lho. Ada pelatihan dari kantor. Kamu mau titip apa?"

Kana dan Raka sudah berada di ruang pengambilan darah. Jarum ditusukkan di lipatan siku. Selama kurang lebih sepuluh menit mereka hanya boleh duduk menunggu darah disedot sampai memenuhi kantong berkapasitas 470 ml. 

"Nggak usah," jawab Kana. 

"Masnya mau ke Bali?" tanya petugas PMI. 

"Iya, Mbak. Semoga nggak oleng ya habis donor gini."

"Nggak lah. Nanti seperti biasa habis donor, makan dulu. Masnya rajin ya. Golongan darah AB itu lumayan jarang lho pendonornya. Paling sedikit di antara pendonor lain," puji petugas PMI. 

"Kalau golongan darah paling banyak apa, Mbak?" tanya Raka. 

"Paling banyak itu pendonor golongan darah O, nomer dua pendonor golongan darah B, baru A, lalu terakhir dan paling sedikit itu AB."

"Mungkin karena pemilik darah AB pelit-pelit ya, Mbak?" tanya Raka. 

"Bukan pelit, Mas. Darahnya memang langka. Golongan darah AB itu paling sedikit di dunia."

"Darahku langka, kamu beruntung Na, calon suami kamu ini manusia langka," Raka terkekeh. 

Kana tak mampu menanggapi candaan Raka. Ia terlalu larut dalam pikirannya sendiri. Raka terus menerus menyinggung mengenai pernikahan. Kana bingung harus menjawab apa. 

Sampai keluar dari gedung PMI dan di perjalanan kembali ke rumah pun, Kana tak banyak bicara. 

"Mau mampir?" tanya Kana begitu mobil Raka tiba di depan pagar. 

"Boleh. Ada Lio di dalam?"

"Ada. Nanti malam dijemput bapaknya."

"Kenapa kakak iparmu itu nggak bayar pengasuh saja? Daripada ngerepotin kamu, Om Sungkono sama Tante Utami lebih baik sewa pengasuh kan?"

Kana menggeleng. "Ibu yang minta Lio dititip di sini saja. Lebih aman daripada sama pengasuh. Tahu sendiri orang zaman sekarang susah dipercaya."

"Benar juga sih ibu kamu," Raka mengangguk setuju. 

Raka keluar terlebih dulu untuk membukakan pintu bagi Kana. Bagaimana Kana bisa memutuskan hubungan dengan laki-laki semanis ini? 

Rumah sepi. Mungkin Utami sedang latihan paduan suara ke rumah temannya. Terkadang Lionel diajak serta. Kana berjingkat masuk. Ia meminta Raka duduk di sofa ruang tamu. 

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Kana tak berani menatap Raka. 

"Ada apa sih, kok serius banget?"

"Ka, makasih kamu udah setia nemenin aku selama sembilan tahun terakhir. Aku nggak tahu bisa melewati masa buruk dalam hidupku atau nggak kalau nggak ada kamu. Tapi..."

Kana berkali-kali menghela napas. Ia tak tahu harus menyampaikan dari mana. 

"Kenapa, Na? Bilang aja," Raka ikut serius. 

"Lionel jatuh, masuk ke lubang sampah. Kepalanya bocor. Ibu sempat marahin Mas Satria karena lebih perhatian sama kerjaannya daripada sama anak sendiri. Kami sekeluarga membahas masa depan Lionel. Nggak bisa kayak gini terus. Jadi, Ibu minta aku menggantikan posisi Mbak Mala."

"Aku nggak ngerti."

"Aku harus menikah sama Mas Satria demi Lionel."

Raka serta merta bangkit dari sofa. Kesabaran dan kelakarnya menguap. Wajahnya merah padam. 

"Kana, bercanda kamu nggak lucu."

"Maaf, Ka. Sayangnya aku nggak bercanda," lirih Kana. "Gimanapun Lionel adalah keponakanku. Aku nggak mau masa depannya berantakan karena kurang kasih sayang dan pengawasan orang tua."

"Tapi nggak perlu harus kamu menikah sama Satria kan? Dia kaya, bisa bayar pengasuh. Kenapa harus kamu yang berkorban?"

"Ibu nggak percaya pengasuh. Satria juga. Susah banget mencari orang yang bisa dipercaya dalam mengasuh balita, Ka. Tolong mengertilah."

"Mengerti?" Raka berkacak pinggang. "Aku harus mengerti kondisi keluarga kamu, tapi apa keluarga kamu mengerti kondisiku? Aku sayang kamu, Na! Sembilan hampir sepuluh tahun kita bersama. Apa itu semua nggak ada artinya di mata kamu?"

Air mata Kana jatuh semakin deras. Ia benar-benar merasa bersalah pada Raka. 

"Fine, aku akan melepas kamu dengan satu syarat," ucap Raka akhirnya. 

"Apa?"

Raka menerjang Kana. Ia menindih tubuh Kana di sofa. Dipagutnya bibir Kana secara paksa. 

"Ka, apa-apaan? Lepasin!" Kana meronta. 

"Aku menjaga kamu selama ini. Kamu menolak setiap kali aku meminta. Aku nggak rela kalau Satria yang mendapatkan kamu pertama kali."

Bagai kerasukan setan, Raka merenggut kemeja Kana. Ia menyentak kasar T-shirt Kana hingga bra gadis itu terpampang. Raka meremas payudara Kana. 

"Sakit, Ka. Lepasin."

"Diam kamu!" Raka berusaha melepas celana jins Kana tapi seseorang menarik rambut Raka, memitingnya lalu membantingnya ke lantai. 

Kana membekap mulut ketika Satria datang tepat waktu untuk menjemput Lionel. Satria menghajar Raka bertubi-tubi hingg hanya suara kesakitan yang terdengar. 

***

Hello Sexy Readers,

TURUN RANJANG di Wattpad hanya diizinkan tayang sampai bab 3. Selanjutnya kisah Satria-Kana-Raka bisa dibaca di Cabaca. Tayang setiap hari.

Bisa dibaca gratis tanpa beli kerang. Gimana caranya? Cukup baca 3 bab awal dari 2 (dua) novel premium di Cabaca secara gratis dan pembaca bisa dapat 15 kerang kalau sudah komen 5 bab. Gampang kan?

Yuk ke Cabaca. Saya tunggu.

Love, 💋 Bella 💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Love,
💋 Bella 💋

TURUN RANJANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang