Keindahan.
Itulah kata yang terlintas jika melihat malam di langit yang bertabur ribuan bintang dengan gedung-gedung tinggi yang berdiri kokoh di bawah terang sang rembulan. Manik kuning secerah matahari menatap semua kecantikan yang diukir sang kuasa. Kerlip lampu menghiasi keadaan malam yang dingin menjadi sedikit menghangat. Pria dan wanita, tua dan muda, kecil dan remaja semua berputar dalam syahdunya malam yang menghias kota XXX. Cahaya germelapan menjadi penantang sang kegelapan untuk berkemelut dalam bulatnya dunia fana. Bukankah semakin terang sebuah cahaya akan menghasilkan bayangan sehitam arang? Seperti kehidupan dalam dunia yang terpampang jelas bak film yang terputar tanpa jeda.
Malam ini Kyoujuro menyaksikan betapa tidak adilnya sang dunia dalam mengatur semua penghuninya. Disisi timur yang hangat akan cahaya memberikan kesan indah, mewah dan wibawa sementara barat menghasilkan periuk hitam bekas pembakaran arang untuk menghasilkan secercah cahaya. Rumah-rumah kumuh dan suara-suara decitan si pengerat terdengar jelas disisi gelap yang tercipta.
" Tuan Rengoku, tamu sudah memasuki tempat pertemuan"
Katanya dunia itu maha adil tapi saat melihat betapa busuknya isi dari dunia itu sendiri membuat rengoku muak. Kota yang indah dan penuh dengan kebahagian memiliki sisi gelap disisi kota yang terbuang
"kejar! Dia akan melarikan diri dari rumah kupu-kupu"
Suara teriakan yang menggema di gang-gang kecil begitu berisik mengusik pendengaran sang matahari. Suara derap yang menggetarkan sepetak bumi begitu jelas membuatnya terhenti sejenak lalu menengok ke sumber yang menyebalkan. Pemandangan seorang yang tengah diterjang maut tersaji dihadapan sang mentari. Tertarik seperti magnet dan cepat seperti kilat bagaikan gemuruh yang meluluhlantakan hati dengan suaranya yang menggelegar Rengoku tidak tau harus bereaksi seperti apa saat si merah semanis anggur menabrak dan membuat keduanya terjatuh dalam posisi surga adam dan hawa. Tiga detik manik matahari bertemu manik secoklat tembaga membuai kedua insan dalam keindahan alam semesta terjaga dalam lentera indah bernama asmara.
"maaf...maaf tuan...." Tapi si manis sudah pergi setelah asmara terendus oleh suara harimau yang mengaum menyisakan Rengoku dalam kehampaan yang dalam.
Manusia atau bidadara?
Semua keindahan yang diciptakan dunia tidak pernah membuat Rengoku tertegun seperti anak kecil yang jatuh hati terhadap permen coklat tapi si manis dengan mudah membuatnya tenggelam kedalam jurang kenistaan dunia yang disebut cinta pandangan pertama.
"Tuan Uzui sudah menunggu terlalu lama, Rengoku-san"
Ah jadi seperti ini rasanya adam bertemu dengan hawa yang secantik dunia. Suara si pelayan mengembalikan semua akal sehatnya akan buaian dunia yang menggelitik hati kecilnya. Mengingat ada yang perlu mentari lakukan dengan sang tamu saat ini membuatnya terburu memasuki rumah. Sesi membahas pekerjaan yang akan dilakukan sang mentari akhirnya menjadi ajang berkeluh kesah dua pria yang memiliki masa kasih yang memusingkan. Seperti saat ini dimana sang iblis memeberinya tamparan kehinaan karena kegagalan merayu sang hawa.
"Jadi? Kau biarkan dia pergi begitu saja?"
Si mentari mengangguk lesu menanggapi si monster otot yang terbalut jas mewah dengan ikatan rambut yang tinggi. Jikalau iblis itu tercipta dari kehinaan maka Uzui Tengen adalah iblis yang diciptakan dengan keindahan untuk memabukan para hawa yang terbuai dalam dosa bernama obsesi, tapi senyum tengilnya saat ini bukan untuk menggoda sang pujangga melainkan untuk mengejek si kawan.
"Lupakan saja, kau tidak akan pernah bertemu dengannya lagi"
Kyoujuro tau akan hal itu dan dia sangat memahami cara kerja dunia yang sangat amat menyebalkan. Memberikan cinta tapi tidak pernah menyatukannya sang insan dalam kata 'mudah kumiliki dalam sekali dayung' dan yang bisa dilakukannya hanyalah menghela nafas panjang
KAMU SEDANG MEMBACA
Untill The Moon Breaking The Sky
Fanfictioncuma tulisan iseng tapi semoga suka yah