16 • Mine ⚠

21.5K 2.2K 55
                                    

✧✧✧

.

.

.

Larry menggunakan ikat pinggangnya untuk mengikat kedua tangan Ren ke atas. Sedangkan Ren dengan pipi serta bibir berdarah akibat tamparan Larry masih berusaha memberontak.

Buak!

Ren merasakan telinganya berdenging setelah Larry melayangkan pukulan ke samping kepalanya. Ren merasa pandangannya mulai memburam dan tubuhnya terlalu lemas untuk memberontak.

Ditengah kesadarannya yang semakin menipis, Ren merasakan tangan Larry melucuti celananya. Pria itu juga merobek kaos yang dikenakannya dalam satu tarikan.

Ren menggigit bibirnya saat Larry membungkuk untuk memberi beberapa gigitan pada leher dan dadanya. Tentu saja bagi Ren rasanya sangat menyakitkan karena Larry bukan mate-nya.

"Ugh! Sakit..." Ren menggeleng kuat merasakan sakit seperti dirinya sedang dicambuk di sekujur tubuhnya. Ia hanya bisa menggeliat saat Larry membuka lebar kakinya dan bersiap memasukkan penis besar itu ke dalam lubangnya.

"Ja- jangan, Larry. A- da bayi dalam perutku."

"Kau pikir aku peduli." Larry mengulurkan tangan mencekik leher Ren. Pria itu lalu menjilat bibir atasnya dan kembali memposisikan penisnya di depan lubang anal Ren.

Brak!

Bruak!

Bruak!

Terdengar keributan dari luar. Ren yang melihat Larry terpaku, segera mengambil kesempatan untuk memberikan tendangan pada Larry.

"AAARRRGGHHH!!!" Teriakan dari Larry setelah Ren menendang penisnya.

Marvin bersama dengan beberapa anak buahnya memasuki apartemen Ren dan melihat keadaan di dalam. Manik hitam Marvin dengan cepat menatap Larry yang masih terduduk kesakitan. Ia mengeluarkan pistol glock17 dari balik jaket parka-nya lalu mengacungkan ke arah Larry. "Siapa yang memberimu ijin untuk menyentuh milikku?!" Ucapnya tajam.

Dor!

Marvin mengarahkan tembakan ke dada Larry. Setelah itu ia meminta anak buahnya membersihkan kekacauan ini.

Marvin berdiri kaku melihat keadaan Ren yang sudah pingsan disana. Dengan langkah berat pria itu berjalan mendekati Ren.

Marvin berlutut lalu melepas ikatan ditangan Ren. Ia melihat wajah cantik pemuda itu yang penuh lebam berdarah. Tatapan Marvin mengarah pada bekas gigitan di leher dan dada Ren serta bekas kemerahan pada pergelangan tangan pemuda itu.

Melepas jaket parka-nya untuk membalut tubuh Ren, Marvin kemudian menggendong Ren dengan gaya bridal keluar dari apartemen itu.

Marvin berjalan keluar dari gedung apartemen dengan wajah penuh amarah. Sebelumnya, Marvin menerima pesan dari pesuruh yang ia tugaskan untuk mengikuti Ren.

Ya, sejak mengetahui kehamilan Ren dan Ren yang masih menjadi assassin membuat Marvin tidak bisa tidak merasa khawatir. Bagaimanapun yang dikandung Ren adalah bayinya.

"Tuan, kami sudah mengurus ketiga orang itu." Seorang pria berpakaian pelayan mendekati Marvin yang baru memasuki mobil.

"Bagaimana bocah kecil itu?"

"Dia pingsan, Tuan."

"Rumah Sakit Pusat, bawa anak itu kesana!"

"Baik."

OMEGA ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang