12 • Sign 🔞

29.7K 2.1K 4
                                    

✧✧✧

.

.

.


Marvin menarik tangan Ren untuk ikut dengannya menuju tempat parkir hotel.

Sesampainya disana, Marvin membuka pintu mobilnya dan meminta Ren untuk masuk. Setelah itu dirinya pun memasuki mobil dan duduk di kursi kemudi.

Iris hitam Marvin membola menatap profil samping Ren. Untuk beberapa alasan, dirinya merasa tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Ren.

"Ren..."

Ren yang merasa dipanggil secara spontan menoleh ke arah Marvin dan...

Cup

Marvin memberikan kecupan singkat ke bibir Ren dan Ren dengan cepat mengusap bibirnya dengan lengan bajunya.

Bibir Marvin berkedut. Rasanya seperti dirinya ditolak secara terang-terangan oleh Ren. Dengan seringai di wajahnya, pria itu membuat kursi Ren bergeser ke belakang. Ia mengeluarkan pheromone-nya untuk menunjukkan dominasi-nya pada Ren.

"Marvin, apa yang coba kau lakukan?" Ucap Ren panik. Wajah Ren perlahan memerah akibat pheromone Marvin.

"Ren, aku ingin melakukannya sekarang. Boleh kan?"

"A- apa?! Disini--"

Sebelum Ren menyelesaikan kata-katanya, Marvin menutup mulut Ren dengan bibirnya. Pria itu memasukkan lidahnya untuk mengabsen gigi Ren. Disaat bersamaan, satu tangan Marvin menelusup ke baju Ren.

Tubuh Ren bergetar saat tangan besar Marvin dengan lembut memilin putingnya. Ren merasa tubuhnya menjadi semakin sensitif semenjak bertemu pria ini.

"Mmhh..." Ren meremas jas yang dikenakan Marvin agar melepaskan ciumannya.

Tapi Marvin seperti tak berniat menyudahi ciuman itu, tangan Marvin yang berada di dada Ren perlahan turun untuk membuka kaitan serta resleting celana Ren. Dengan semangat pria itu mulai menggenggam penis Ren yang sudah tegak dan memijatnya pelan.

Melepaskan ciumannya, Marvin melihat Ren yang terengah-engah dengan wajah yang semakin memerah. Sangat erotis.

Marvin meneguk ludahnya kasar. Tangannya tidak berhenti bergerak dibawah sana. Ia menggunakan tangannya yang lain untuk mengusap lelehan air liur disudut bibir Ren.

"Ren, kamu sangat cantik."

Ren hanya memejamkan matanya rapat. Pemuda itu mulai menikmati sentuhan Marvin. Namun hanya beberapa detik sebelum Ren membelalakkan matanya.

"Marvin, berhenti! Hmpp!" Wajah Ren perlahan memucat. Tangannya dengan buru-buru membuka pintu mobil dan...

"Huuekk... Huuekk..."

Marvin terkejut karena Ren yang tiba-tiba muntah. Dengan spontan tangan Marvin terulur memijat tengkuk Ren. Libidonya yang tadinya naik langsung surut begitu saja.

Setelah beberapa saat, Ren menyandarkan diri seraya memejamkan matanya. Pemuda itu merasakan seseorang yang mengusap bibirnya menggunakan tisu lalu tangan dingin itu menyentuh dahinya.

OMEGA ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang