4. Nyesek

95 8 7
                                    


Maaf beribu² maaf, lagi kelelep jadi reader asli wkwkwk,,
Klo agak2 lupa, diulang dikit bab sebelumnya gpp kok(soalnya saya juga agak2 lupa hehehe,,)

Setelah sarapan jam 11 siang, Jessica sudah merasa perutnya kenyang. Walau dia merasa malas untuk pulang, tapi dia harus pulang.

"Eh Tiffany, aku boleh hutang uangmu gak? Aku mau pulang nih," tanya Jessica.

Tiffany yang lagi asik ngulet² dikasur hampir keselek bantal rasanya.

"Eheemmm,, kamu mau hutang berapa? Jangan banyak² ya, aku lagi bokek nih,," jawab Tiffany sambil bangun mengambil dompetnya.

"Owwhh,, kumenangissss membayangkan, betapa pedihnya sakit maagku akan kumat lagi, kau tinggalkan diri ini bersamanyaaaa howuooo,," uang yg ada didompet Tiffany sudah agak semiwiirrr semiwiirrr. Hadewwhh,,

Tiffany mengambil selembar uang warna biru dan hendak menyerahkannya kepada Jessica.

"Yaaahh segini mah kurang. Yg warna merah dong. Lebih aman aku pulang ntar. Biru mah baru sampai 2 kali lampu merah tau² sudah disuruh turun ntar sama pak sopir iihhhh,,"protes Jessica.

"Eehhh ni orang ya masih lumayan aku pinjemin daripada gak wehh", balas Tiffany.

"Ntar kan aku ganti! Sini manaaa biru satu lagi!" Jessica berusaha merebut paksa dompet Tiffany.

"Eh eh eh jangaaaaaan diambiill dompetkuuu!" Tiffany agak terlambat menyadari usaha Jessica mengambil dompetnya.

Sambil menghalangi badan Tiffany yg berusaha merebut kembali dompetnya, Jessica membuka dan melihat isi dompet Tiffany.

"Hah? Cuma ada berapa lembar ini uangnya? Eh ini foto tunangannya Tristankan?" Gak sengaja Jessica melihat foto yg disematkan Tiffany dalam dompetnya.

Ada foto Yuri sedang tersenyum manis sambil merangkul leher Tiffany dari belakang.

"Balikiiin dompetku!" Tiffany merebut secara kasar dompetnya dari tangan Jessica.

Ada sedikit emosi dan benci kepada Jessica karena sudah bertindak kurang sopan.

Tiffany menjadi diam sambil menahan emosinya.

Melihat hal itu, Jessica merasa bersalah.

"Eh maaf ya, bukan sengaja mau lihat foto dalam dompetmu, tapi ya,, gak sengaja aja", Jessica seperti kehabisan kata² untuk minta maaf. Tapi juga penuh tanda tanya tentang foto dalam dompet itu.

Sambil mencoba meredam emosinya, Tiffany mencoba tersenyum.

"Ya sudah gak apa². Nih aku tambahin si biru buat kamu. Balikinnya kapan² aja kalau kita sempat bertemu lagi", kata Tiffany.

"Eh jangan gitu, aku pasti bayar hutangku kok. Mana aku minta nomor hp mu dong. Ditulisin dikertas ya, soalnya aku gak bawa hp", pinta Jessica.

"Aku bilang gak usaaahh. Yang penting kamu segera pergi dari tempatku. Aku masih ngantuk dan mau tidur lagi. Daahh sanaa pergi", Tiffany rasanya sudah pengen nangis.

"Ehh eeh,, aku belum dapat nomormu", Jessica berusaha nahan badannya karena didorong oleh Tiffany supaya keluar dari kamar itu.

Sekuat usaha Jessica menahan badan, sekuat itu juga Tiffany mendorong Jessica.

Braaakkk!!

Akhirnya Jessica berhasil diusir dari kamar Tiffany. Dan Tiffany kembali membaringkan badannya dikasur dan menumpahkan air matanya.

Sedih, rindu, teringat kenangan²nya bersama Yuri. Kesel, sebel, keki, benci karena perbuatan Jessica, orang yang baru dikenalnya dan membuka luka itu.

Tiffany menangis. Entah berapa lama dia menagis dan tertidur. Tidur karena lelah hati dan fikiran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE is HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang