00.00

1.2K 45 3
                                    

Seorang gadis tengan duduk terdiam di sebuah kursi yang ada di taman kota. Keadaan di sekitar ramai, namun tetap saja ia merasa kesepian. Perlahan buliran bening keluar dari mata indahnya, tatkala ia memperhatikan sebuah keluarga kecil yang sempurna tengah bercanda riang di sebrang tempat ia duduk.

Keadaan yang berbanding terbalik dengan kondisi dia sekarang, dia tidak iri. Hanya saja dia rindu. Namun apa yang bisa dilakukan seorang Athayya? Anak yang dulunya pernah di masukan ke rumah sakit jiwa oleh orang tuanya sendiri. Gadis yang berusaha tegar tatkal hatinya rapuh. Gadis yang berbeda dari kebanyakan gadis lainnya.

Deringan ponselnya menyadarkan nya. Athayya segera mengusap air matanya, tak butuh waktu lama ia segera menjawab telepon itu.

"Hallo, dear!"

"Hai," jawab nya singkat.

"Gimana persiapa sekolah besok?"

"Udah." Jawab Athayya singkat.

"Lo udah makan?"

"Udah,"

"Sekarang lagi dimana?"

"Taman," jawab Athayya.

"Cielah si eneng cuek banget,"

"Athayya lagi males," jawab Athayya sambil menghembuskan nafasnya kasar.

"Jangan jadiin apapun yang di sana jadi beban pikiran lo. Klau ada apa – apa segera kabari gue"

"Aye aye captain," jawab Athayya.

"Lo harus buktiin ke mereka, klau yang merka bilang tentang lo itu ga bener."

"Iyha, udah yaa.." jawab Athayya kemudian segera mengakhiri panggilannya.

Athayya menengadahkan kepalanya, ia menatap langit yang tengah cerah hari ini. Ia segera meraih pensil dan buku gambar di sampingnya. Goresan demi goresan ia torehkan pada kertas polos di tangannya. Sebuah keluarga ia lukis di sana. Ia tersenyum tipis ketika ia berhasil menyelesaikan gambarannya. Kemudian, Athayya membereskan alat gambarnya dan berdiri untuk segera pulang.

Saat tengah berjalan pulang, Athayya menerima panggilan lagi. Athayya segera menerima panggilan itu.

"Hallo sayang,"

"Ya ma?" jawab Athayya.

"Lagi di mana sayang?"

"Jalan," jawab Athayya sambil terus tetap berjalan.

"Cepet pulang, mama udah masak makanan kesukaan kamu."

"Iya," ucap Athayya

" Ya udah, hati-hati ya sayang,"

Setelah itu Athayya segera mengakhiri panggilan itu. Dia hanya tersenyum miris, entah apa yang kini mereka inginkan darinya.

Getaran di ponselnya membuat nya mengalihkan perhatian nya, ia menatap layar ponselnya.

'Sayang, maaf ya mama ngga bisa nemenin kamu makan hari ini. Mama harus ketemu klien, kamu makan sama Bi Inah ya... Love you sayang'

Pesan itu terpampang jelas di layarnya. Athayya tersenyum miring melihat nya.

"Belum juga sampai rumah," ucap Athayya sambil terkekeh.

ATHAYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang