1.

8 2 0
                                    

HALO SEMUANYA:) 

namaku anisa, ini karya asli ide aku sendiri. tolong kasih support buat aku, biar aku semangat buat nulis cerita.  kayaknya cerita ini bakal aku hapus kalo ternyata cerita ini banyak yang gak suka. caranya aku bakal lihat dari  komen dan vote kalian!! jadi jangan lupa komen+vote cerita aku ya. 

--------------



Plakk

Tamparan mendarat di wajah seorang gadis yang kini sedang menahan tangis atas tamparan yang dia terima oleh ibu kandung nya sendiri.

" kenapa kamu begitu tega menyakiti adikmu? Kau masih berumur 10 tahun, dimana kamu belajar hal criminal seperti itu? kau memang tidak pantas ada di keluarga ini! Aku menyesal telah melahirkan dirimu."

" aku tidak bersalah ibu, dia jatuh ke danau sendiri. Mengapa kau menyalahkanku. " acha menahan rasa sakitnya, dan menyangkal tuduhan tersebut dengan keras.

Mendengar perkataan acha, serra, ibu kandung acha bertambah marah

" selain memiliki sikap criminal kau juga pembohong ya? Katakan dengan jujur mengapa kau melakukan hal itu?"

' aku bilang tidak, aku tidak melakukan nya!"teriak acha kepada serra.

Acha memandang jihan adiknya yang berada di belakang serra.

Pada saat ini, jihan terbungkus selimut tebal dan dilindungi oleh johan ayahnya. Acha melihat betapa khawatirnya kedua orang tuanya kepada jihan. Bahkan acha tidak pernah merasa kedua orang tua nya merawat nya seperti itu saat sakit.

Masalah ini bermula saat acha yang pulang sekolah sampai dirumah. Dia Melihat jihan bersembunyi darinya dan memandang nya dengan ekspresi ketakutan. Hal tersebut membuat kedua orang tuanya beranggapan bahwa apa yang terjadi pada jihan adalah perbuatannya.

Acha memelototi jihan dan berkata dengan marah

" jihan, katakan bahwa aku tidak bersalah. Dan katakan bahwa kau jatuh ke danau karna kesalahanmu sendiri. Aku tahu alasanmu jatuh ke danau. Kau ingin berkata jujur, atau aku yang mengatakannya."

Mendengar perkataan acha, jihan tampak lebih ketakutan. Dia takut orang tua nya tau kalau dia jatuh karna didorong oleh kakak yang adiknya telah dia bully. Ketakutan jihan disalahartikan oleh serra dan johan yang beranggapan bahwa jihan ketakutan karna acha yang mengancamnya untuk berkata bohong.

' berhenti menakuti jihan!! Sekarang minta maaflah kepada adikmu." serra menarik lengan acha dengan paksa.

Apa yang bisa dia harapkan? Bukankah seperti ini? Seharusnya dia sudah terbiasa, tapi rasanya sangat menyakitkan. Disaat tidak ada yang percaya dengan perkataannya.

Menahan rasa sakit di lengannya , dia memandang serra dengan air mata yang terus mengalir.

"bahkan saat aku sudah mengatakan dengan jujur bahwa bukan aku pelakunya. Kalian tetap tidak percaya. Aku tidak akan minta maaf!"

Plakk

Kini kepalanya semakin berdengung, sakit dipipinya tidak semenyakitkan sakit hatinya kini. Acha menatap nanar serra yang berdiri di depannya tanpa merasa bersalah apa yang dia lakukan kepada anaknya, bahkan dia masih berteriak kepada acha untuk meminta maaf kepada jihan. Seolah dia adalah seorang ibu yang dapat mengorbankan sesuatu untuk anaknya, tapi itu bukan untuknya tapi untuk jihan.

" AKU TIDAK AKAN MINTA MAAF!! " teriak acha

Tidak peduli raut terkejut serra untuknya, acha melemparkan vas yang berada di dekatnya ke lantai. Tak peduli kakinya mengenai pecahan vas yang dia lempar, 

" ACHA! KAU MEMANG TIDAK TAHU MALU, TIDAK BISAKAH KAU MENJADI ANAK YANG PATUH!!" teriak serra sambil menatap acha. merasa gemas dan jengkel dengan ucapan acha yang membantahnya.

" di usia mu yang 12 tahun ini kau sudah berani melakukan tindakan kriminal dan kau sekarang bukannya merasa bersalah, tapi mencoba menyalahkan cucuku?!" ucap rina, nenek jihan dan acha. ibu dari johan. 

" aku tidak melakukan tindakan kriminal, aku disini tidak bersalah. aku tidak akan minta maaf karna aku tidak salah!" bantah anisa dengan nada tinggi. 

" kau mempunyai hati yang kejam diusiamu yang muda" gumam rina, sambil tersenyum dan menatap remeh acha.

" CUKUP!!! tidak bisakah kalian diam? jihan sedang sakit. " Teriak johan, johan merasa jengah pada drama dihadapannya. bukan berarti dia akan membebaskan acha begitu saja. taoi dia rasa yang terpenting adalah kesehatan jihan kali ini. 

acha menatap nanar pemandangan dihadapannya. ibu, ayah, dan neneknya yang panik saat dokter tidak kunjung datang.  jelas2 dia disini dia juga kesakitan. tak peduli dengan kakinya yang terkena pecehan kaca, acha berlari menuju kamarnya.

acha membuka tasnya yang berisi kertas hasil ujian nya. awalnya dia ingin menunjukkan kepada orang tua nya, tapi seperti nya itu sia-sia. acha baru mengerti bahwa  tidak peduli seberapa kerasnya dan seberapa baiknya dia, dia tidak akan pernah diakui oleh keluarga nya.  acha hanya bisa menangis dan melampiaskan kemarahan nya dengan melenparkan semua barang yang ada di hadapannya. berjalan ke tempat tidur menutup wajahnya dengan bantal untuk menutupi tangisannya. 



-------------
Pendek ya?
Sabar, chapter selanjutnya bakal panjang.
gimana cerita nya?  kasih pendapat kalian. 

Aku tungguin nih kritik dan saran kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tungguin nih kritik dan saran kalian. 🤗

Not My Dream!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang