"Lebih baik aku sakit tetapi banyak yang peduli, daripada aku sehat tapi diabaikan semua orang"
________________________Suara sirine ambulans menghiasi jalanan yang kini ramai di lintasi oleh banyaknya kendaraan disana. Suara yang membuat semua orang peka dengan keadaan dan langsung menepi karena mengetahui bahwa terdapat keadaan darurat.
"Heh bangun dong gue mohon"
Bisa dipastikan lelaki tersebut sangat khawatir karena terlihat dari sorot matanya yang parau, tangannya terus menggenggam lengan seorang gadis yang kini tengah tertidur lemas di sebuah ranjang yang terdapat di dalam ambulans.
Kini mereka telah berhenti di depan instalasi gawat darurat di sebuah rumah sakit yang bernama Medika Sehat. Rumah sakit yang terkenal ramah akan pelayanannya dan tidak ribet akan pengurusan berkasnya.
Dengan cepat mereka menurunkan Nirmala dan langsung mendorongnya memasuki pintu IGD. Disana sudah terlihat para dokter dan perawat yang telah menantikan kehadiran Nirmala karena sebelumnya Bryan sudah memberi tahu Pihak Rumah sakit bahwa terdapat pasien yang melakukan uji coba bunuh diri.
Dengan telaten Perawat membersihkan luka yang ada di sekujur Nirmala. Lalu ia memasang jarum infus ke tangan Nirmala dan memastikan bahwa infus tersebut berjalan dengan lancar. Tak lupa juga perawat itu memberikan obat lewat jarum suntik yang nantinya dimasukkan ke dalam infus Nirmala.
"Apakah anda pihak keluarganya"
"Tolong urus berkas pendaftarannya dan kami akan mengurus pasien ini"
Bryan terdiam sejenak, ia bingung harus menjawab apa karena ia tidak mengenali gadis yang ia bawa kemari.
"Maaf dok, saya bukan anggota keluarganya"
Setelah mendengar ucapan yang keluar dari mulut Bryan, dokter tersebut menampakkan ekspresi wajah kaget.
"Lantas anda siapa?"
Bryan berusaha menjelaskan kepada dokter bahwa ia hanyalah seorang lelaki yang tadi tidak sengaja menemukan Nirmala yang sudah menenggelamkan dirinya ke air laut.
"Saya tidak mengenali gadis itu, saya cuma tidak sengaja melewati pantai lalu melihat ada yang nyebur di laut dok"
Dokter itu tersenyum tipis, ia terharu sekaligus bangga bahwa terdapat manusia sebaik lelaki di depannya. Pasalnya di zaman sekarang langkah sekali orang yang mau menolong orang yang kesulitan apalagi jika orang tersebut adalah orang yang sama sekali belum ia kenal. Kebanyakan manusia di zaman sekarang hanyalah melihat iba tanpa memberikan bantuan sedikitpun jika terdapat orang yang kesulitan.
"Yasudah, nanti kalau anaknya sudah sadar jangan lupa kamu tanya ya"
"Saya pamit dulu, permisi"
Setelah mengatakan hal tersebut, Dokter itu langsung pergi meninggalkan Bryan untuk segera pergi menangani Nirmala yang saat ini terbaring lemah di ranjang IGD dengan infus yang terpampang sangat nyata di sampingnya.
Saat ini Bryan hanya bisa berdoa kepada tuhan, karena manusia hanya bisa berharap kemudahan kepada tuhan dan hanyalah tuhan yang mampu memberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.
{ ~ }
Disinilah Nirmala berada, di ruangan yang bernuansa abu-abu di dalamnya. Terdapat Bryan yang senantiasa setia menjaganya hingga larut malam.
Dengan perlahan, mata Nirmala membuka menampakkan daerah sekelilingnya yang membuatnya kaget. Di ingatannya terakhir ia berada di pelabuhan untuk mengakhiri hidupnya, lantas mengapa ia kini berakhir di ranjang rumah sakit?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Kehilangan Langitnya
Teen FictionKisah ini tentang Nirmala Clara Adelina sang penyuka senja, seseorang yang dikenal dengan segudang prestasi namun menyimpan banyak misteri yang tidak diketahui oleh siapapun. Kehidupannya yang bergelimang harta tak membuatnya bahagia, justru ia mera...