Gadis kecil itu menahan senggukannya seraya menghapus sisa-sisa air mata saat Yoongi melangkah dengan penuh rasa ingin tahu ke arahnya. Seharian ini Yoongi sempat penasaran kemana perginya bocah perempuan adik dari Jung Hoseok yang terbiasa mengekor teman-teman kakaknya pergi bermain kemana pun.
Siang itu Yoongi baru saja menyelesaikan tugas makalah liburan musim panasnya dari sekolah, dia menolak ajakan Jung Hoseok untuk bermain di sungai seperti biasa. Menjelang sore hari, saat di dapatinya Hoseok berseru pada seorang temannya yang berpamitan pulang dan dia sendiri masuk ke rumah melalui pintu belakang dengan pakaian basah kuyub, Yoongi terheran.
Alih-alih bertanya pada Hoseok, Yoongi malah melangkahkan kakinya sore itu di atas jalanan desa yang penuh batu dan kerikil. Dia menendang butiran kerikil di jalan seraya bertanya pada pikirannya sendiri. Apa yang membuatnya pergi menuju sungai, tidak peduli apa yang tengah dilakukan gadis itu di sana tanpa pengawasan kakaknya, Yoongi hanya menuruti kata hatinya.
Benar saja, gadis kecil berusia delapan tahun itu masih menenggelamkan kedua kakinya di tepian aliran sungai yang mulai mengalir deras. Dia membungkuk seraya tangannya membolak-balikan bongkahan batu berlumut seperti tengah mencari sesuatu.
"Berbahaya berada di sungai sendirian, kau tahu apa yang kau lakukan?! Air sungai mulai pasang dan arusnya semakin deras menjelang malam. Bukan kah seharusnya kau sudah pulang bersama kakakmu?".
Kau hanya meliriknya sekilas dengan mata memicing dan kembali melakukan aktivitasmu.
"Kau dengar yang aku katakan, Jung Y/n?! Pakai telingamu atau ku adukan pada ibumu!".
Mendengar omelannya kau malah kembali menangis dan terduduk di tepian sungai.
Merasa bersalah dan cemas dengan kondisimu, Yoongi berusaha mendekat untuk menenangkanmu.
"Cup, cup, jangan menangis.. Nanti kalau ada orang lihat mereka pikir aku mengganggumu".
Yoongi melompat mundur karena terkejut saat tiba-tiba muncul kepala seorang bocah lelaki dari dalam air.
"Kamchagiya!! Aishh, ku pikir apa?! Yak! Sedang apa kau di situ? Kenapa masih berenang saat senja begini?!".
"Di sini juga tidak ketemu, aku sudah mencarinya hingga dasar sungai tapi tidak ada, Y/n-ahh, mwo? Kau menangis lagi?".
Anak lelaki itu adalah Jeon Jungkook, bocah 10 tahun yang paling pandai menyelam diantara anak lain dan mampu menahan napas paling lama di dalam air.
"Hyung, kenapa Y/n kembali memangis? Aku sudah susah payah menenangkannya tadi sampai-sampai aku rela menyelam ke dasar sungai untuk mencari satu sandalnya yang hilang".
Jungkook memandang kesal ke arah Yoongi yang tergagap dan merasa makin bersalah padamu. Dia menarik tubuhnya keluar dari sungai, melepas bajunya yang basah dan memerasnya.
"S-sandal? Sandalmu hilang, Y/n?".
"Coba cari lagi sampai ketemu, Jungkook Oppa... Aku tidak berani pulang ke rumah sebelum sandalnya ketemu".
"Sudahlah, nanti biar aku yang bicara pada Bibi Jung kalau sandalmu hilang karena aku tidak sengaja melemparnya ke sungai".
"Kapan hilangnya? Apakah hanyut?".
" Sudah sejak satu jam yang lalu, sepertinya hanyut di sungai karena tadi Y/n lupa melepaskan sandalnya saat bermain di tepian sungai".
"Cih, bod*h sekali kalian! Kau juga Jungkook untuk apa kau menyelam ke dasar sungai, kau pikir sandalnya Y/n terbuat dari batu? Kalau sudah hanyut satu jam yang lalu kemungkinan sandal tersebut sudah berada sekitar lima mill dari sini".
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Love :The Untold Stories (1-8 END)
FanfictionSulit melupakan asam manis kehidupan Yoongi dan Y/n dalam kisah Living Love sebelumnya, The Untold Stories kali ini berisi beberapa cuplikan adegan kehidupan tokoh utama sehari-hari yang tidak diceritakan sebelumnya.