Sore itu Yoongi tengah terbaring lemah di atas ranjangnya yang dingin, menyembunyikan tubuhnya di balik selimut dalam kamar yang gelap. Satu-satunya penerangan datang dari cahaya di luar jendelanya yang masih terbuka sementara langit sudah mulai kelabu.Yoongi beringsut merapatkan selimutnya, memastikan tidak ada celah bagi udara dingin yang masuk dan menusuk kulitnya. Yoongi menggigil kedinginan, tubuhnya demam, sudah beberapa hari ini dia hanya mampu terbaring di atas ranjang dalam sebuah apartemen di pinggiran kota Seoul.
Biasanya, hari-hari Yoongi dihabiskan dengan melakukan pekerjaan pada gawainya bersama Namjoon yang setia bolak-balik mengunjungi apartemennya setiap hari. Terkadang Yoongi juga pergi keluar dengan Park Yoona sekedar makan siang atau membeli beberapa barang kebutuhan.
Namun hari ini Yoongi mengabaikan beberapa panggilan telepon dari sang adik, dia tidak ingin diganggu hari ini. Dia tidak ingin melakukan pekerjaan, dia tidak ingin pergi kemana-mana, dia tidak ingin melakukan hal apa pun, Yoongi juga bahkan enggan beranjak dari ranjangnya sejak pagi tadi. Dia kehilangan selera makan dan membenci dinginnya air di kamar mandi hanya sekedar untuk membasuh wajahnya.
Dia hanya ingin berdiam diri di balik selimutnya, dalam gelap, tanpa cahaya dan suara menganggu apa pun. Seharian ini dia menikmati kesepian dan kesendiriannya, memeluk tubuhnya sendiri yang bergetar, dia berusaha untuk memejamkan mata dan tidur, berharap dalam mimpi dia bisa bertemu seseorang yang dirindukannya dan memeluknya sampai puas.
Yoongi tengah menderita dalam kerinduannya, ini sudah hampir empat bulan lamanya dia bersembunyi dari peradaban, tinggal seorang diri di sebuah apartemen studio yang istrinya sendiri pun tidak mengetahuinya.
Yoongi berjibaku sejauh ini, perasaan sesak dan gelisah adalah makanan sehari-harinya selama dia membunuh dirinya sendiri. Yoongi memalsukan kematiannya, semua orang di luar sana mungkin tengah berduka atas kepergiannya pada sebuah kecelakaan di Pulau Jeju saat bulan madu bersama istrinya. Tentu semua karena Park Haechul, pria tua yang tidak ada habisnya menjadi topik pembicaraan media.
Yoongi kini berusaha, dengan semua orang menganggapnya telah tiada membuat Haechul akan merasa menang sesaat, setidaknya pria tua itu tidak akan mengganggu keselamatan wanita yang paling dicintainya. Itu benar, rencana B Yoongi berhasil.
Haechul memang tengah merayakan keberhasilannya saat ini, namun Yoongi tidak sadar, ada hati yang tercabik dan tidak baik-baik saja tengah bertahan untuk tetap hidup hingga detik ini.
Jangan ditanya bagaimana kondisi Nyonya Min selepas kepergian suaminya, dia hampir gila dan diam-diam membutuhkan bantuan psikolog untuk terlihat baik-baik saja dari luar. Setidaknya itu kesan yang diperoleh Yoongi, setiap hari dia memantau kegiatan istrinya sehari-hari melalui kamera pengawas di Griya Tawang yang terhubung ke ponselnya. Rindu Yoongi sedikit terobati, sepanjang waktu dia habiskan dengan bermain emosi di depan layar ponselnya. Terkadang dia tersenyum sendiri, namun juga tidak jarang Yoongi terisak penuh sesak.
Suara kunci pintu otomatis yang terbuka terdengar dari luar, Yoongi tidak peduli dengan suara ribut-ribut dua orang yang memasuki apartemennya tanpa permisi. Saat pintu kamarnya terbuka dan lampu ruangan menyala memancarkan cahaya menyilaukan yang membuat Yoongi semakin menggulung dirinya dalam selimut.
"Oppa, kau tidak bisa terus-terusan seperti ini! Kau bisa menjadi zombi!".Park Yoona berjalan mendekati ranjang dan menyibakan selimut yang membungkus tubuh kakaknya.
"Aku membawakan obat-obatan penurun demam untukmu, aku tahu kau sedang tidak sehat, tapi jangan lah terus-terusan kau mengabaikan kebutuhan dirimu sendiri. Kau bahkan tidak menjawab teleponku, selama ini aku dan Namjoon Oppa yang mengurusmu. Lalu, kau anggap apa kami ini?!".
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Love :The Untold Stories (1-8 END)
FanfictionSulit melupakan asam manis kehidupan Yoongi dan Y/n dalam kisah Living Love sebelumnya, The Untold Stories kali ini berisi beberapa cuplikan adegan kehidupan tokoh utama sehari-hari yang tidak diceritakan sebelumnya.