Equanimity

Prologue

Apa pendapat kalian tentang LGBT?

Kebanyakan orang pasti akan menghina, mencela bahkan menjauhi para kaum LGBT. Karena di anggap bukan manusia normal pada umumnya karena perbedaannya dalam masalah seksualitas atau bahkan kebanyakan mereka takut menjadi korban selanjutnya. Terlebih lagi, di Indonesia ini. LGBT masih sangat ilegal, tapi pada kenyataannya masih banyak pasangan LGBT yang masih berkeliaran dan bahkan mereka mempublikasikannya dan entah di gubris atau tidak oleh pihak yang berwajib.

"LGBT bukan tidak normal, ini hanya tentang mencintai seseorang."

Pernyataan ini tidak dapat dibenarkan dan juga tidak dapat disalahkan, hanya saja situasi dan kondisi yang tidak tepat.

Di negeri tercinta kita ini, LGBT masih sangat ilegal bahkan dilarang keras. Dan didalam agama Islam saja yang mayoritas penduduk Indonesia beragam Islam, melarang keras terjadinya LGBT, dan ini ada hukumannya tersendiri bagi orang-orang yang melakukan perbuatan tersebut di akhirat nanti.

Namun, dari banyaknya kasus LGBT yang terjadi. Dari pernyataan pasangan LGBT mengakui bahwa mereka tidak begitu saja terjerumus dalam masalah ini. Ada segelintir peristiwa yang menyebabkan mereka harus melakukannya. Termasuk korban dari kejahatan ini sendiri, mereka menjadi korban lalu setelah itu akan mencari korban selanjutnya. Atau bahkan, ada trauma mendalam yang membuatnya harus melakukan ini.

Naja baru saja menyadari bahwa dirinya menyukai salah satu perempuan dikelasnya. Pada awalnya ia sangat menentang apa yang terjadi pada dirinya, ia menampar dirinya sendiri untuk kejadian baru yang ia alami tapi dengan berjalannya waktu, kejadian yang membuatnya semakin tak karuan, permasalahan-permasalahan yang tak kunjung usai dan malah terus bertambah hingga pertemuan-pertemuan tidak di sengaja dengan perempuan yang ia sadari ia menyukainya itu membuat Naja memutuskan bahwa, ia menyukai perempuan itu.

"Sabilla Fazariani!"

Perempuan yang di panggil namanya lantas menoleh, melihat Naja –temannya– dengan senyuman yang mengembang. "Hai, Naja. Ada apa?"

Tanpa fikir panjang, Naja menarik nafasnya mendalam. "Gue suka sama lo."

***