:''Dia yang kumaksud. Aku betul kan?''
:''Bagaimana bisa ........ ? ''
:''Kau harus denganku kapanpun dimanapun!''
:''Konyol banget hal begituan lo percaya? kita udah beda zaman sama mereka!''
Juan berpikir jika dia memiliki riwayat penyakit, tapi entah. Dia hanya berhalusinasi, Berbulan-bulan Juan menunggu kehadiran Sean di hadapannya. Dengan sifat yang mengkhawatirkan-nya. Sudah menginjak 5 bulan Sean pergi dari apartemen itu. Juan tetap menanti kehadiran temannya itu, dia baru sadar jika ia membutuhkannya.
''Juan!! ini ga lucu, lo dimana?! Apa nih?''Selembar kertas yang Sean temukan di meja ruang tamu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sean mulai cemas, akan kematian temannya yang kebenarannya pun dia saja belum tahu, tiba tiba ada telefon masuk dalam handphone Sean.
''Permisi, Dengan Mahendra Sean?'' ''Iya saya sendiri?'' ''Ada pasien disini yang mengatakan bahwa anda sahabatnya. apa betul?'' ''Siapa dia?'' ''Tunggu sebentar, Alaska Juan Sanjaya'' ''Iya, Ada yang bisa saya bantu?'' ''Bisa tolong ke RS --------'' ''Baik, secepatnya saya tiba'' ''Ditunggu kehadirannya, terimakasih''
''Juan.. Lo kenapa? lo kok ga cerita?'' Sean membatin sambil berjalan kearah Juan yang terbaring tak bernyawa di kasur rumah sakit. ''Permisi! Ah, apakah anda Tuan Sean?'' ''Tidak perlu panggil saya tuan, Iya saya Sean.'' ''Baik sebelumnya, Tuan Juan ingin anda menemani anda selama pemakaman nanti, jadi saya memanggil anda terlebih dahulu, nanti akan disusul oleh teman kampus Tuan Juan yang lain juga.'' ''Baiklah, terimakasih''
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
''Wey! Mana Juan?'' Azka masuk tanpa permisi alias nyelonong ''Buta lo? itu dia'' ''Dih tumben lo nangis, ga malu lo diliatin Haris sama Satya?'' ''Ngapain malu? temen gue anying, diem ya gue lagi males ngebacot sama orang modelan lo, Haris sama Satya.''
Setelah Azka, Disusul dengan Haris dibelakangnya. ''Yallah Juan, jan pergi dulu napa. Gue belum puas nyontek sama lo, lo tau kan gue anaknya gimana'' Haris dengan melas mengucapkan kata kata itu sambil berjalan kearah Juan. Dibelakang Haris, datang Satya. ''Aduh ada yang motong bawang ya? nangis semua perasaan'' ''Ayo ikut nangis, lo gak nangis lo bukan kawan sejati, Juan udah berulang kali ngasih lo uang jajan ye'' Azka menyahut.
''Sean, udah pulang yok?'' Satya mengajak temannya yang tengah menangis di pemakaman Juan untuk kembali karena orang lain sudah kembali. Tersisa Satya, Sean, Azka dan Haris disana. ''Lo duluan, gue masih mau disini'' Sean menjawab dengan suaranya yang gemetaran akibat menangis. ''Lo duluan aja Satya, Gue sama Haris biar disini'' Azka menawarkan pendapat. ''Terserah sih, gue balik dulu ya. Dadah Juan'' Satya berpamitan dengan semua temannya yang ada disitu.
''Kalian ga ikut pulang? pulang aja sana duluan.''Sean Berkata. ''Gue sama Azka tungguin disini sampe lo lega. Kita pulang bareng'' Azka pun menganggukan kepalanya ''Balik aja, gue lama disini!'' ''Gapapa Sean, kita tungguin lo'' Azka memaksa. ''Yaudah terserah kalian aja. Jangan ngeluh lama''
...........................................
𝙂𝙖𝙢𝙖𝙪 𝙖𝙝𝙝! - 𝘼𝙮𝙤 𝙎𝙚𝙡𝙛𝙞𝙚!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
