putus

4 0 0
                                    

"Hentikan langkahmu itu Sarah!" Bentak pria bernama Satria, menghentikan langkah pacarnya.

Sarah terhenti, tubuhnya kaku. Sambil menggenggam erat tangan kanannya karena emosi.

"Puas kamu mempermalukan ku, di depan semua orang, dengan berkata, jika aku pacar yang menjijikkan?" Jelas Sarah semakin emosi, sampai meneteskan air mata.

Satria berlari mendekat, berdiri dihadapan pacarnya, namun bukan dengan ekspresi yang merasa bersalah.

"Lah memangnya aku harus berbohong tentang dirimu yang cantik jelita? Lihat dirimu Sekarang, kamu sudah tak secantik sebelum kamu kecelakaan, wajahmu mulus, dan lihat sekarang, kamu penuh dengan bekas luka di sekujur tubuh murahan mu itu!"

"PLAK" satu tamparan Sarah tepat mengenai pipi Kanan pacarnya.

"Ough, jadi selama ini. Yang kamu cari dari aku itu, cuman fisik aku doang?"

Satria masih terdiam, Ia belum sanggup menjawab, karena menahan rasa sakit dari tamparan Sarah.

"Kenapa kamu diam saja, jawab!!!!!" Bentak Sarah

"Kalo memang iya kenapa? Dan mulai hari ini, dan seterusnya sampai aku dan kamu mati sekalipun. Kita putus!"

Air mata Sarah menetes semakin deras, ucapan yang tak ia sangka, tiba-tiba keluar dari mulut orang yang paling ia sayang selama ini, entah apa yang akan terjadi di hidupnya, jika harus berakhir seperti ini.

Satria berjalan pergi begitu saja, meninggalkan Sarah sendirian di depan sekolah. Tanpa rasa bersalah, Bahkan kasihan.

Sarah yang hanya bisa menangis mengingat perkataan Satria yang tak ia sangka. Sampai ia memilih untuk bolos sekolah, pulang ke rumah.

******

"Sayang kamu kok udah pulang?" tanya ibu sedang menyiram tanaman di halaman, melihat Sarah berlari masuk kedalam rumah.

Seketika ibu langsung mengejar Sarah, karena khawatir, namun saat hendak masuk ke dalam kamar, pintu sudah terkunci.

"Tok tok tok"

"Buka pintunya sayang! boleh mama masuk?" Tanya ibu

"Untuk apa ma! Mama gak akan pernah mengerti perasaan aku, biarkan aku sendiri ma!" Teriak Sarah dari dalam kamar.

"Kamu gak boleh gitu, ayo ngomong baik baik sama mamah!"

Namun perkataan ibunya tak di respon, Ibu memilih diam dan meninggalkannya sendirian.

*****

"Kenapa kamu pulang pagi sekali di sekolah? kamu bolos?" tanya ibu di ruang makan, menatap anaknya yang terlihat merenung.

"Aku diputusin Satria ma?" jelas Sarah sambil mengunyah makanan.

"Kenapa? jadi gara gara itu?" tanya ibu masih dengan nada yang pelan supaya anaknya merasa nyaman bercerita.

"Lihat wajah aku sekarang! kalo aku gak mengalami kecelakaan waktu itu bersama Kaka, aku gak mungkin akan sengsara seperti ini ma!" jelas Sarah menghentikan makannya, menangis menatap ibunya di depannya.

Ibu seketika ikut menangis dan berjalan perlahan memeluk anaknya dengan erat, mengusap rambutnya, berharap ia akan segera berhenti menangis dan bisa melupakan kesedihannya.

"Hey, jangan begitu. Di mata mama, kamu itu masih sangat cantik seperti dulu, lihatlah dirimu dari hati di hadapan cermin, kamu juga memiliki hati yang baik Sarah, bersyukur kamu masih bisa memiliki kehidupan setelah kecelakaan waktu itu, jadi berhenti menangis ya?" ujar ibu masih memeluk dan mengelus elus rambutnya.

"Memang seharusnya waktu itu, Kaka mati saja!" jelas Sarah Tiba-tiba.

"Hah,kamu ngomong apa Sarah!" seketika ibu langsung melepas pelukannya, dan memegang kedua pipi anaknya berhadapan.

"Mama selalu sayang sama Kaka, kemanapun aku pergi dengan Kaka,selalu saja di bandingkan.Jika Kaka lebih cantik dan segalanya, dan sekarang lihat aku mah karena Kaka hidupku hancur Ma!"

"Lihat mata mama sekarang, Dari dulu mama gak pernah membandingkan kamu dan Kaka,lihat dulu. sebelum ayah kamu meninggalkan,bukan nya dia sayang banget sama kamu? bahkan lebih sayang kamu dibandingkan Kaka kamu!" nasehat ibu, berharap Sarah bisa tenang kembali.

Sarah terdiam, bukan karena ia puas mendengar nya, namun ia memilih berdiri,melepaskan kedua tangan ibunya di kedua pipinya.

"Aku mau tidur, aku capek mah!" jelas Sarah setelah berdiri, dan berjalan pergi menuju kamar.

******

06:49 Wib

Baru saja menyelesaikan masakan untuk Sarah sarapan, ibu terkejut melihat jam yang ternyata sudah hampir siang untuk anaknya sekolah. Terlebih Sarah belum terlihat datang, tidak seperti biasanya, dia selalu datang lebih dulu menunggunya sambil memasak.

"Tok tok tok...."

"Sarah kamu sudah bangun nak?" panggil ibu sambil mengetuk ngetuk pintu

Namun masih tak ada respon,dan saat berusaha membuka pintu, ternyata tidak dikunci. hingga pintu terbuka, perlahan ibu berjalan masuk,Namun di saat baru pertama masuk, ibu mencium bau amis,yang entah apa. dan saat ia ia melihat ruang sekitar ternyata putrinya masih tertidur di meja depan cermin, menghadap berlawan dengan posisi ibunya.

"Nak ayo bangun udah telat loh,mama udah masakin sarapan kesukaan kamu hari ini!" jelas ibu dari dekat pintu tanpa mendekatinya, karena Sarah termasuk anak yang mudah dibangunkan.

Entahlah,lagi lagi tak ada respon sedikitpun. dan saat mulai mendekat, aroma amis itu semakin menyengat di hidungnya, dan saat semakin mendekat, melihat di depan tubuh putrinya.

"Gyaaaaaaaaaaaa.............!!!!!"

Ibu berteriak sangat kencang setengah mati, keringat dingin keluar dari tubuhnya, seketika menangis sangat kencang dan histeris. Melihat anaknya yang ternyata sudah mati dengan darah di seluruh wajahnya, terlihat darah itu sudah mengering, lalat sudah berterbangan di mana mana, Nampaknya Sarah bunuh diri diri di depan cermin, dengan menusuk nusuk seluruh wajahnya dengan pisau yang ia bawa dari dapur.

*****

Ambulans dan polisi datang memeriksa dan membawa jenasah Sarah untuk di amankan, sedangkan ibu masih menangis tak percaya, sambil memeluk orang terdekatnya. Ia tak pernah berfikir jika anaknya akan berbuat senekat ini. Tetangga dan orang sekitar ramai berdatangan, membantu menenangkan ibu yang masih shok.

Hantu Dalam Cermin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang