Hari pertama

0 0 0
                                    

Bel sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu. Tapi Aurora masih menunggu wali kelasnya yang akan mengantarkan ia ke kelasnya. Sambil memainkan kedua kaki nya, Aurora merasa bosan.

"Aurora nunggu lama ya? Maafin Miss Reta ya cantik." Ucap Miss Reta yang ternyata wali kelasnya itu. Guru Bahasa Inggris muda yang masih nyentrik. "Ayo langsung ke kelas aja."

Ruang kelas XI IPA 1 sudah didepan mata. "Udah gak usah gugup, baik semua kok." Ucap Miss Reta yang mengerti kegelisahan Aurora.

"Ayo anak-anak balik ke kursi masing-masing. Miss Reta bawa cewek baru nih yang nggak kalah cantik dari Miss."

Sorakan huuuu dari cewek dan yayy dari cowok memenuhi ruangan.

"Aurora. Perkenalkan diri kamu."

Aurora melihat sekilas kedepan "Aurora. Gue Aurora. Baru pindah hari ini. Salam kenal." Yang diikuti anggukan Miss Reta. Lalu menyuruh Aurora duduk disebalah Sisi.

Disebelah Aurora, Sisi berbisik "Gue sisi, sisi. Yang disebelah lu itu Nathan. Temen gue."

Aurora menoleh kesebelahnya. Cowok yang disebelahnya kan? Benar kan? Tapi bentar dulu. Kok terlihat lebih feminim daripada dia. Nathan hanya melambaikan tangannya gemulai ke Aurora.

"Panggil gue Nath. Gausah pake than." Ucapnya centil.

"Udah cuekin aja Ra, dia emang setengah darah cewek." Aurora menahan tawa nya dan mengangguk.

Jam sudah menunjukan pukul 10 dan bel istirahat sudah berbunyi. Setelah 2 jam pelajaran membahas jeroan manusia, kini Aurora bisa bernafas lega. Kali ini Aurora sudah menuju kantin. Jangan dikira Aurora lupa tujuan utama nya pulang ke Jakarta. Ya Revan.

"Ra lu udah ketemu kakel yang paling ganteng belum? Tuh liat lagi basket. Namanya Bara." Tunjuk Sisi kearah lapangan. Disana sudah ada beberapa siswa yang sedang bermain Basket dengan jersey kebanggaan SMA Airlangga. Dalam 3 tahun berturut-turut menang di Airlangga Cup. Champion bergengsi SMA se Jakarta. "Dia kapten Basket kita. Ganteng banget ya." Ucap Sisi bersemangat. "Sayangnya kelakuannya kayak Iblis." Kali ini Nathan yang bersuara. Ya suara-suara cucok rempong gitulah pasti kalian bisa bayangin sendiri.

"Eh Si, kalo Revan? Lu kenal nggak?" Tanya Aurora tanpa basa basi. Bukannya Revan juga dapat digolongkan Good Looking? Terlebih Revan pernah cerita kalau dia menjadi Ketua Osis. Pasti semua orang kenalkan?

"Oh Revan. Selera lu bagus ya Ra. Nah kalo Revan itu kebalikannya Bara. Revan Ketua Osis tapi kalo urusan Non Akademis Nol banget Ra. Sedangkan kalo Bara Non Akademis nya gilak banget tapi soal Akademis naik kelas aja udah syukur Ra." Sambil manggut-manggut faham, Aurora sesekali memperhatikan Bara yang sedang memasukan bola kedalam Ring. Gotcha! Masuk! Tanpa disadari senyuman kecil terbit dibibir ranum Aurora dan sepersekian detik manik mata mereka bertemu. Sesegera mungkin Aurora mengalihkan perhatiannya. "Tapi Ra kalau lu suka sama Revan, lu urungin deh niat lu. Soalnya beberapa bulan ini dia baru jadian sama nenek sihir." Cerocos Sisi lagi.

"Aurora." Ucap laki-laki dengan wajah Good looking dan muka yang meneduhkan itu. Siapa lagi kalau bukan Revan.

Aurora melihat ke sumber suara. "Tuhkan gue bilang apa. Udah digelendotin mak lampir duluan."

"Eh Revan. Miss you so much. Long time no see." Ucap Aurora lalu memeluk Revan. Meninggalkan keterkejutan dari Sisi, Nathan, dan juga Mak lampir sesuai yang dikatakan Sisi tadi.

"Ra lu kapan balik? Kapan pindah? Kenapa gak bilang." Melepas pelukan Aurora, Revan nampak sumringah melihat sahabatnya itu.

"Siapa yang susah dihubungin? Apa gara-gara lu punya cewek Rev? Bilang aja gakpapa gue pasti bisa ngerti kok." Ucap Aurora menyembunyikan kesedihannya. Ngerti apaan? Sekarang udah ngerti lu mau apa Ra? Kabur ke NY lagi?

"Aurora ya?" Ucap Mak lampir sinis. "Kenalin gue Kelly. Pacarnya Revan. Udah tau kan? Jadi stop jadi sahabatnya Revan." Aurora tersentak. Bentar? Emangnya salah kalau cewek sama cowok sahabatan? Kayaknya gak ada kamus yang melarang itu.

"Emangnya kalau gue boleh tau kenapa ya Kak? Kita udah sahabatan dari kecil kok. Jadi gue udah anggap Revan kakak gue."

Memajukan langkanya, Tepat dihadapan Aurora, Kelly mencengkeram kedua pipi Aurora dengan satu tangannya. "Karna gue gak suka. Dan gue gak percaya kalau lu." Melirik ke arah Revan Kelly melanjutkan kata-katanya. "Atau Revan ada yang gak jatuh cinta. Jadi stop ganggu hubungan gue sama Revan." Ucapnya singkat lalu menarik paksa tangan Revan dan meninggalkan mereka bertiga. "Fyi, gue udah tunangan." Ucap Kelly sambil memamerkan cincin di Jari manisnya.

Aurora diam. Jadi selama beberapa bulan Revan tidak ada kabar karna ini? Karna Aurora cuman penganggu? Tunangan? Aurora blank. Apa yang ia lewatkan. Enggak. Ini salah. Ada yang salah. Semua fikiran Aurora nampak kacau.

"Ra gue bilang apa. Mending lu stop deh berurusan sama Mak lampir. Dia and the gank nya tuh gilak banget deh pokoknya. Mentang-mentang Bokapnya yang punya yayasan." Ucap Sisi menenangkan Aurora.

"Iya Ra ih gue mah ya suka kesel tau gak pengen ngerauk muka Mak lampir." Ucap Nathan sambil sibuk mencakar-cakar udara.

"Guys gue gakpapa serius. Ke kantin yuk. Gue laper banget. Ada bakso gak sih? Gue kangen banget sama Bakso."

Aurora menggandeng kedua teman barunya ke kantin. Dengan Sisi yang masih sibuk ngedumel soal Cogan-cogan di SMA nya. Terlebih Bara and the Gank.

***

Suasana kantin yang awalnya ramai, kini nampak sepi seperkian detik setelah bunyi meja yang digebrak.

"Gue udah ngasih lu peringatan ya." Suara bariton pria menyusul bunyi gebrakan itu. "Lu mau nantang kita atau gimana?" Sisi berbisik ke Aurora, memperkenalkan satu-satu dari 5 orang yang sudah mengitari meja dipojokan. Dari yang Sisi bilang, namanya Rigel.

"Sorry kak, abisnya semua nya penuh. Gue kira lu gak kesini karna lagi main Basket di lapangan." Ucap Cowok culun yang sedang memakan semangkuk bakso nya.

"Siapa lu bisa ngatur-ngatur kita?" Ucap satunya lagi, yang kalau tidak salah namanya Arka.

"Enaknya diapain nih Bro?" Ucap satunya lagi yang agak kurus kali ini tidak lupa dengan wajah tengil nya, Bagas.

"Capt. Mau diapain nih?" Ucap satunya lagi sambil melihat ke arah Bara. Namanya Tara.

Bara hanya menatap sinis ke arah cowok culun itu. Tatapan yang kesal karna tidak suka diusik.

Buru-buru Aurora berdiri dan meninggalkan kedua temannya yang terlihat cengo.

"Lu mau makan? Gue sama dua temen gue udah selesai makan. Lu tempatin aja tempat gue. Gaenak kan kalo makan diusi." Ucap Aurora manis.

Bara dan keempat temannya melihat ke arah Aurora. Tatapan horor. Beberapa siswa yang asyik menonton mulai berbisik. Beberapa siswi yang mungkin fans nya Reymor, nama Genk mereka mulai berbisik dan mengatai Aurora caper. Tapi Aurora cuek. Bodoamat. Aurora cuman tidak suka ada orang yang menggunakan kekuatannya untuk menindas yang lemah. Terlebih raut wajah orang yang ditindas sudah terlihat ketakutan.

"Lu cewek baru? Ada hak apa lu nyuruh-nyuruh kita." Kali ini Rigel yang bersuara. Sepengamatan Aurora tampaknya memang Rigel yang paling kasar dan terlihat sangat Badboy.

"Gue cuman ngasih win-win solution sih. Kalo kalian gak mau.." Kalimat Aurora terhenti lalu mengajak Si culun itu berdiri. "Biar dia aja yang pindah ke meja gue." Ucap Aurora berlalu bersama si Culun yang sudah digandengnya.

"Gue belom selesai ya sama lu." Ucap Rigel yang berniat mengejar Aurora tapi ditarik paksa oleh Bara. "Stop." Ucap Bara singkat dan membuat ketiga temannya kicep. Bara?

Let Me be Yours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang