Ah...ah...AHHHHHH!!
Sekarang dengan alasan yang tak jelas, Wanderer sedang membawa 300 buku di pundaknya. Tubuh pendek, membawa tumpukan benda dengan tinggi 2 kali lipat dari tubuhnya membuat nya kesusahan.
"Kalau dipikir-pikir kau sebenarnya penurut juga ya~"
"Dasar kucing ungu!!" Dia tak bisa menolak, walaupun amarahnya memuncak dia harus melakukannya setelah memecahkan barang berharga milik Keqing.
"Kau bilang tugasmu adalah menjaga ku, tapi apa ini bisa dikatakan menjaga!"
"Menjagamu memanglah tanggung jawabku lalu menghukum mu akan tindakan mu juga adalah cara terbaik menjagamu dari masalah yang akan datang."
"Jangan berbicara seolah kau ibuku, Cyno yang menyuruh mu kan?"
"Yap."
Mereka berjalan beriringan, Wanderer tersiksa tapi Keqing berjalan santai sambil menyapa beberapa orang di jalan.
"Ayo cepat!"
"Bacod ah!! Aku tak pernah dapat perintah seperti ini, seharusnya aku tak melakukan ini." Gerutunya.
"Huh? Emang apa salahnya, kita terkadang memang harus melakukan sesuatu untuk orang lain tanpa alasan.
Kalau menunggu disuruh nanti kita sendiri yang kesulitan loh.""Huh? Iya kah? Emang ada yang melakukan itu?"
"Traveler."
"..."
Dia adalah seorang boneka, dia selalu melakukan semua yang dia lakukan berdasarkan alasan dia di ciptakan.
Menjadi seorang dewa.
Dia masih tak mengerti.
Dia terlahir berdasarkan tanggung jawab pemikiran dari ribuan manusia. Tanggung jawab Raiden Shogun yang mendasari keberadaannya.
Dia harus hidup untuk orang lain, karena itulah dia ingin menebus dosanya sebagai boneka dan seorang teman yang gagal dia lindungi.
Dia ingin mati.
Wajahnya termenung beberapa saat sebelum dia kembali membuka mulutnya lagi.
"Omong-omong dimana traveler? Seharusnya ketika ada hal seperti ini dia bersama mahkluk kecil Berisik nya itu akan datang."
Sebelum Keqing sempat menjawab, mereka melihat Traveler yang berdiri disudut jalan sambil menatap tembok. Dia terlihat begitu suram dan tak terlihat Paimon yang seharusnya selalu bersamanya.
"Traveler!!"
Keqing mencoba memanggilnya namun, tak ada balasan sama sekali.
Mereka menatap satu sama lain dan langsung berjalan mendekati gadis berambut pirang itu.
"Traveler? Lumine?" Gadis pirang itu terus bergumam.
Tak...
Tak mau...
Aku tak mau...
Itu gumam nya berkali-kali.
Keqing yang khawatir menyentuh pundak Lumine secara perlahan.
"Tidak! Aku tak mau!" Lumine tiba-tiba berbalik sambil berteriak kearah mereka.
Mereka berdua langsung terkejut dan melompat kebelakang karena kaget. Wanderer hampir menjatuhkan barang bawaan nya.
"Lumine? Kamu tak apa?"
"A-aku..." Dia menarik nafas panjang dan mencoba untuk tenang.
"Ta-tak apa kok, hehe... Cuma aku kemarin terlalu lama melakukan quest sampai lupa tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Genshin impact : Burn to imaginary (Genshin x honkai impact 3 fanfic)
FanfictionCuma cerita sederhana, ketika bocornya kekuatan honkai di dunia Teyvat. bagaimana Teyvat setelah itu? apa para archon dan traveler lakukan? apa yang menjadi penyebabnya?