3

7 4 1
                                    

Sesampainya ara di cafe tempat kerjanya, ia sudah dihadang bos nya yang terlihat marah.
"Jam berapa? Niat kerja ga?" Ucap seorang wanita paruh baya yang membuat beberapa pasang mata langsung melihat kearahnya. Ara tertunduk karna ia merasa takut.
"Maaf bu tadi saya ada halangan diperjalanan" balas ara dengan suara lirih.
"Halangan halangan selalu halangan yang menjadi alasan mu. Sudahlah pulang saja kamu, mulai hari ini kamu berhenti kerja"
"Bu maaf saya akan berusaha memperbaiki, jangan pecat saya bu. Saya sangat membutuhkan perkerjaan" ucap ara dengan bulir air mata yang kini sudah terjatuh. Ucapan ara tidak digubris sedikit pun dan wanita paruh baya tersebut meninggalkan ara. Ara tidak bisa berbuat apa apa, ia hanya bisa berjalan lesu keluar dari dalam cafe tersebut.
Ara terus jalan dengan pikiran yang kacau, dia tak tau harus kemana. Namun tekat dan semangat ara untuk mendapatkan uang begitu tinggi, ara pun berusaha mencari pekerjaan lain apa saja yang penting ia mendapatkan yang.
1 jam, 2 jam kian berlalu begitu cepat namun ara masi belum juga mendapatkan pekerjaan. Langit yang tadinya begitu terik sekarang kian meredup sampai tak terasa kegelapan sudah mendominasi.
Ara putus asa, dia tidak tau harus bagaimana. Harus berkata apa ara kepada ibu nya, ara sangat takut kehilangan adik nya. Ara yang sudah lelah karna terus berjalan memutuskan untuk duduk bersandar dipohon besar. Ia memeluk lututnya dan menenggelamkan kepal dilipatan tangannya, ara menangis tersendu sendu.
"Tuhan bagaimana, bagaimana aku mendapatkan uang sebanyak itu. Kenapa ini semua terjadi kepada ku, dunia sangat tak adil kepada ku. Aku ingin membuat ibu dan adek bahagia, sangat sulit kah kau memberikan kebahagian itu? Aku tidak ingin kegilangan mereka, aku hanya ingin melihat mereka bahagia hiks aku capek, aku sungguh lelah hiks aku" tangisan ara semakin pecah dan terasa memilukan.
Tanpa ara sadari, ada seseorang yang mendengarkan semua keluh kesah ara dengan diam.
"Apakah aku harus menjual diri untuk mendapatkan uang ratusan juga dalam sekejap? Aku tidak tau harus berbuat apa hiks. Aku akan melakukan apa saja demi mendapatkan uang untuk adek operasi, tolongg hiks"
"Gua bisa membantu" suara tersebut membuat ara seketika mendongakkan kepala. Namun belum ara tanggapi seseorang tersebut melanjutkan perkataannya.
"Gua akan bantuin lu, tapi beri gua imbalan dengan turuti semua kemauan gua. Dengan itu semua kebutuhan lu gua penuhi. Termasuk uang untuk berobat adik lu" ucapan itu membuat ara seoalah sedang bertemu dengan malaikat yang dengan tiba tiba ingin membantu ara yang sedang sangat kesulitan ini.
"B-benarkah kak? Hiks ini ara mimpi? Tuhan jika ini mimpi tolong jangan bangungkan ara, hiks" racau ara yang masi syok
"Ini serius, mau dengan tawaran gua?" Tanya lelaki tampan yang misterius itu
"Mauu mau sangat mau, apa saja akan ara lakukan demi kesembuhan adek dan kebahagian ibu. Terimakasi banyak, sekali lagi terimakasi kak" ucap ara dengan menyeka air mata nya dan bangkit untuk berdiri.
"Pulanglah, besok pulang sekolah temui gua dirooftop" ujar nya dengan senyum penuh arti lalu setelah itu ia langsung pergi meninggalkan ara. Ara yang mendengar perkataanya dibuat loading untuk mencerna kalimat tersebut.
"Pulang sekolah? Rooftop? Kaka ituu. Kakakkk" teriak ara namun lelaki tersebut sudah tidak ada wujud nya
"Itu kan kaka kelas yang ada dikantin tadi, yang kata dina nakal. Tapi dia baik bantu aku" ucap ara dengan polos nya.
Beban ara sedikit berkurang dan ia memutuskan untuk pulang ke kost nya.
Tanpa ara sadari sesuatu masalah besar akan menimpanya setelah ini, rencana demi rencana sudah terusun diotak sosok peria misterius tersebut. 

Jangan lupa vote komen yaa

DINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang