masa lalu

10 2 0
                                    

Ada kejadian yg membuatku tak bisa melupakannya...

Flashback on

Angin kencang menembus pori2 wanita yg sedang berlari mencari teduhan.

Awan yg menumpahkan air yg ditampungnya membuat rambut gadis itu lepek dan sedikit basah.

Ia berlari menyusuri jalan, mencoba mencari teduhan dan akhirnya ia menemukan sebuah halte bus 10 meter dihadapannya.

Gadis itu lalu segera berteduh dan berdiri disamping seorang pria dengan logo SMP yg sama dengannya.

"Hujannya datang tiba2 ya" ucap lelaki itu sambil menatap air yg terjatuh di aspal.

"I-iya" gadis itu lalu membersihkan rambutnya yg agak berantakan.

Sorot mata wanita itu teralihkan saat melihat sebuah poster yg tertempel di tiang halte tersebut.

Ayo! Pergi ke festival kami pada akhir pekan ini di lapangan *****, ajak orng tersayangmu jga!!!

Manik mata wanita itu teralihkan pada lelaki yg masih menatap rintikan hujan. Kini, 2 netra mata itu saling bertemu dan menatap sepersekian detik hingga akhirnya mereka berdua saling membuang muka.

"Naka, lo mau pergi kefestival g?" Ucap gadis itu setelah memberanikan diri bertanya namun tak memandang.

"Eh"

Astagaaa... Gadis berumur 13 tahun ini sangat malu. Apa yg baru saja ia lakukan? Mengajak jalan pria yg jarang berkomunikasi dengannya begitu saja, itu... sudahlah.

"Gue ngga tau Yuni ikut apa engga"

"Apa sebaiknya gue ajak dia aja, ya?" Ucap gadis itu membuang muka nya kearah lain.

"Ini, pakai" sebuah tangan mendarat di kepala gadis itu dengan sebuah baju olahraga yg dipegangnya.

"Nanti lo bisa sakit, kering in pake itu" sambung Naka.

"E-eh? Baju olahraga?" Ucap gadis itu.

"Tenang aj, itu baru gue pake sekali"

"Apaaa? Sudah dipake sekali" Teriak gadis itu saat mendengar penuturan Naka.

"Iya, Hahahaha" jawab Naka disertai kekehannya.

Langit dan bumi pun bersaksi jika tawa Naka sungguh semanis itu. Demi apapun itu. Mata bulan sabitnya, dan jangan lupakan suara khas anak smp nya.

"Y-yaudah aku pake"

"Pakai aja"

"Makasih" ucap gadis itu lalu mengeringkan rambutnya.

Kini, hujan deras perlahan berhenti. Cahaya matahari menyinari tanpa ada awan yg menghalangi. 2 sejoli ini lalu pergi dan saling menjauh.

.....

Kelas Naka dan Shandya bersebelahan. Jika dari sudut pandang Shandya, Naka itu cukup pendek dan cara bicaranya yg lembut sekali. Seperti seorang wanita.

"Ini, makasih" ucap Shandya lalu memberikan baju yg kemarin ia pinjam pada saat hujan.

"Lo mau pergi ke festival akhir pekan Ini?" Tanya Naka.

"A-anu, lo udah punya rencana sama teman lo?" Sambung Naka.

"Belum" ucap Shandya sambil menunduk.

"JAM TUJUH, Di deket jam dinding taman komplek" Teriak Naka sambil menutup wajah merahnya dibalik lipatan tangan.

Blush.....

Wajah Naka sudah memerah bak kepiting rebus. Jujur saja, saat ini ia tak berani memperlihatkan wajahnya dihadapan Shandya, itu sangat memalukan baginya.

Ia segera berlari menjauh dan pergi ke toilet. Selang beberapa saat kemudian, tepat saat Shandya melewati toilet, seorang lelaki hensom bertubuh tinggi datang mendekat kearah Shandya.

Sepertinya ia memang ingin menemui Shandya.

"Shandya, bener lo mau pergi ke festival bareng Naka?" Tanya lelaki itu.

Shandya yg tak ingin or malas menjawab pertanyaan itu hanya mendiamkannya. Namun, saat hendak melewati lelaki itu. Lelaki yg terkena cukup heran dalam itu lantas menarik lengan Shandya.

"Kok lo diem? Kasih tau gue dong" ujarnya.

"Brengsek banget si, itu sebabnya gue benci cowok"

"Gue sangat---"

Naka yg mendengar keributan itu lalu keluar dari toilet setelah berhasil menghilangkan semu merah di pipinya.

"MEMBENCI COWOK" Teriak Shandya.

Setelah mendengar penuturan Shandya, tubuh pendek Naka perlahan menjauh meninggalkan mereka berdua. Lebih tepatnya pura2 tidak peduli.

Shandya yg melihat tubuh Naka pergi membuatnya berpikir.

Apakah Naka mendengarkan ucapan gue tadi?
Klo dia ovt gimana?
Kok ovt si? Toh perasaannya sama aku aj ga jelas
Dia jg tk terlihat peduli tadi.

Begitulah kira2 pikiran Shandya yg melayang. Biasalah percintaan anak esempe.

.....

Jam 19.00 malam dijam dinding sekitar taman

Tubuh gadis itu kini tengah berdiri disekitar jam dinding tersebut. Ia sudah menunggu sejak pukul 18.30 tadi.

Angin malam terasa sejuk mulai memasuki area tubuh nya. Ia segera duduk di kursi yg berada di samping jam dinding tersebut.

Gadis itu menunggu dan menunggu. Namun sosok yg ditunggu sama sekali tak menampakkan batang hidungnya.

Hari semakin larut, tak terasa gadis itu sudah menunggu 3 jam di tempat itu. Dengan rasa kecewa, Shandya lalu pulang dengan harapan yg telah terbuang.

.......

"Apa? Naka pindah sekolah?" Ujar salah satu teman Naka yg sedang mengobrol di salah satu meja makan kantin.

"Iya, gue denger dia masuk SMP diluar kota sama orang tuanya" jawab teman Naka yg lain.

"Kok dia ga bilang dlu sama kita?" Tanya si A.

Shandya yg tak sengaja mendengar percakapan 2 manusia ini lantas kaget dan seolah tak percaya dengan apa yg terjadi.

Gadis itu lalu segera pergi ke rooftop dan berdiri sambil memegang pagar tersebut. Mencoba bangun dari mimpi penyesalannya. Apakah sebuah kesalahan ia mengatakan jika ia membenci pria? Apakah lelaki itu merasa sakit hati? Entahlah.

Flashback of

Naka itu....
Terlihat kikuk pemalu, dan ragu2
Tapi aku sekarang sadar bahwa aku mencintainya.
Mungkin terdengar aneh ank smp mengatakan hal ini, tapi....
Itu memang benar.
Sampai saat ini, ia selalu mempunyai tempat di sudut hatiku.
Kadang aku pikir, aku ingin kembali ke hari itu....

Aku...
   Merindukannya...

Hy...
Betewee nge feel ga si?
Ini belum kisah aslinya kok, tenang aj
Vote, komen, and Follow!!!

SEE YOU NEXT CHARTER!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tara Dan Segala Lukanya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang