⦅Ø2⦆ . . .❜ 𝑲𝑎𝑖𝑠𝑒𝑟 𝑥 𝑅 𝑥 𝑺𝑎𝑒⇉𝑃𝑠𝑦𝑐𝒉𝑜 ⦆

2.2K 88 5
                                    

⊱۫┈〖 𝙂𝙀𝙉𝙍𝙀 〗┈۫⊰𝒉𝑜𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑤𝑖𝑡𝒉 922 𝑤𝑜𝑟𝑑𝑠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊱۫┈〖 𝙂𝙀𝙉𝙍𝙀 〗┈۫⊰
𝒉𝑜𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑤𝑖𝑡𝒉 922 𝑤𝑜𝑟𝑑𝑠

⊱۫┈〖 𝙂𝙀𝙉𝙍𝙀 〗┈۫⊰𝒉𝑜𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑤𝑖𝑡𝒉 922 𝑤𝑜𝑟𝑑𝑠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



— Req: ceweknyrinne

ACG Schools, yang terletak di New Zealand. Sekolah elit yang hanya terpilih dari beberapa orang. Kebanyakan perilaku murid disana besar kepala, yang artinya sombong.

Jikalau dipikir kenapa (Name) bisa masuk ke sekolah tersebut, ibunya yang merupakan dosen elite di Stanford University, menyogok Kepala Sekolah dengan uang yang jumlah tidak sedikit.

Michele Kaiser dan Sae Itoshi adalah murid yang terbilang terkenal disana. Kaiser dijuluki sebagai mawar biru, dan Sae dijuluki sebagai 'Si jepang' karena dialah satu-satunya murid jepang disana.

Itoshi Sae, selalu di kerumuni banyak orang entah dari kalangan laki-laki atau perempuan. Daya tarik yang luar biasa. Logat bahasa Inggris Sae masih dalam pembelajaran, ia belum begitu mahir tapi mengerti apa yang teman-temannya ucapkan.

Guru meminta (Name) untuk menjadi teman belajar Sae, karena (Name) sempat meraih juara kelas debat di sastra Jepang. Setiap Minggu dan Senin, mereka belajar di rumah Sae.

Ketimbang les, Sae lebih memilih belajar di rumahnya. Cara mengajar (Name) juga mudah dipahami, sudah 2 bulan, seiringnya waktu berjalan bahasa Inggris Sae semakin mahir.

"(Name)"

"Ada apa"

"Setelah ini ... Apakah kamu mau terus datang ke rumah ku"

(Name) sedikit terkejut dengan permintaannya, ia menyetujui. Kini keduanya dekat satu sama lain sebagai sahabat. (Name) selalu mengunjungi rumah Sae disaat bosan.

Sudah menjadi kebiasaan dirinya bolak balik masuk seenaknya tanpa mengetuk pintu. (Name) datang untuk menjemput Sae untuk berangkat ke sekolah bersama.

"(Name) setelah pulang sekolah tunggu lah aku, di bangku penonton lapangan" Tangannya mengelus pucuk rambut mu sekilas dan pergi.

Di ruangan bernuansa modern, peralatan alat lukis yang lengkap, disanalah tempat (Name) sukai. Tempat itu sudah menjadi zona amannya.

Hendak ketika memasuki ruangannya, ia merasa ganjal, sepertinya kemarin dia lupa mengunci pintunya. Seorang berambut blonde dan biru tengah tidur di samping jendela.

Karena (Name) malas berurusan jadi ia hanya membiarkannya saja. Melihat tato mawar Kaiser di leher membuat (Name) ingin menjadi melukisnya.

Sudah 2 jam, Kaiser akhirnya membuka matanya, ia mendapati seorang perempuan yang sedang melukisnya. "Kau menggambarku? Sejak kapan" tanyanya.

Setelah di lihat-lihat lukisannya tidaklah terlalu buruk. Kaiser mengambilnya se tanpa izin "karena kau sudah melukis ku se tanpa izin aku akan mengambil ini, terimakasih" katanya lalu pergi. (Name) merasa jengkel dengan sifatnya, apa tidak ada 1 orang saja yang normal disekolah ini.

Selama beberapa hari terakhir ini Kaiser selalu mencuri pandang ke arah (Name) disaat ber pas-pasan, kerena mereka tidaklah sekelas. Kini Kaiser mengamati (Name) dari jauh atas lantai 3.

Di saat jam istirahat, (Name) dan temannya duduk di halaman depan sambil menyantap bekal. Temannya terpukau dengan bekal yang (Name) buat.

"Kamu membuatnya sendiri? Wuahh cantik sekali, aku mana bisa memasak seperti mu. Lagi pula dirumah ku juga ada koki jadi tidak perlu repot."

"Keterampilan memasak juga dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari tau, kau belajarlah untuk menjadi istri yang baik jika tidak ingin diceraikan" sindir (Name).

Temannya memanyunkan bibirnya, ia meminta tolong kepada (Name) untuk mengajarinya memasak abal-abal bermain. Namun sayangnya (Name) menolak. Sadar (name) merasa di awasi ia melihat sekeliling namun tak ada siapa pun.

Murid-murid keluar secara berombongan, sambil berlari kecil (Name) langsung menuju tempat janjiannya. ia menunggu Sae selesai latihan hingga selesai sambil membaca bukunya.

Shidou bertanya apa sahabatnya dan (name) menjalin hubungan, lalu Sae menjawab hanya sekedar 'sahabat'. "Padahal dia lumayan, mungkin dia masih perawan" pukulan di wajah mengenai Shidou, Sae naik pitam.

Para pemain keluar, Sae melirik ke arah bangku penonton mendapati (Name) tersenyum padanya. Ia balas dengan lambaian tangan. Pertandingan akhir telah usai selama 4 jam, Sae mengantar (Name) pulang.

"apa kamu tidak lelah menunggu"

"Hm? Tidak tuh"

"Oh ... Apa ... kamu mempunyai tipe pria yang disukai" Sae menoleh ke arah lain sambil mengusap tengkuknya.

"Ada"

"Seperti apa"

(Name) tersenyum.

"彼は今私のそばにいます."
Kare wa ima watashi no soba ni imasu.
dia berada di sampingku saat ini.

Candaan kecil (Name) berhasil membuat seorang Itoshi Sae terpikat.

Hari Kamis, semua murid diminta untuk membersihkan kelasnya masing-masing. Banyak para siswa mengeluh, ada juga sebeberapa dari mereka pergi keluyuran.

(Name) tidak mau kena masalah, jadi hanya ada 7 orang yang piket dikelas. Setelah semua selesai, (Name) menganti pot bunganya dengan air baru. Mawar biru. jadi teringat dengan Kaiser. Tak lama orang yang ia bayangkan muncul dihadapan.

"hallo schön wie geht es dir."
halo cantik apa kabar.

Goda Kaiser.

"in der Schule Englisch verwenden"
gunakan bahasa Inggris selama berada di lingkungan sekolah.

Kaiser terkejut bahwa (Name) juga bisa menggunakan bahasa Jerman, dirinya terus menempel dengan (Name). Lagi-lagi, ketua kelas meminta (Name) untuk membuang sampah berukuran kardus besar.

Kaiser hanya membuntuti (Name) tanpa membantu, Menunggu untuknya dimintai bantuan. Sampai pada menuruni anak tangga, (Name) hampir terjatuh. Berkatnya ia selamat oleh Kaiser.

Pasrah akhirnya (Name) meminta bantuan padanya, tatapan sinis dari Sae melihat gadisnya sedang bersama dengan playboy Jerman membuatnya jengkel.

"Terimakasih" ucapnya (Name)

"hanya itu saja?"

"Iya"

"Kau tidak ingin membalas budi atau sesuatu seperti itu" kaiser menunjuk pipinya. Ditengah percakapan sae menghampiri (name) dan Kaiser.

Sae merampas (Name), ia membawanya ke gudang. Sesampainya ia menampar si gadis 3 kali, ini belum seberapa dengan hatinya yang hancur melihat orang yang dia suka bersama pria lain.

"kau pantas mendapatkan nya, dan aku tidak akan meminta maaf untuk hal ini" geram Sae dengan mata tajamnya, ia berubah 100 derajat ketika marah. (Name) tidak pernah membayangkan bahwa Sae bisa sekasar ini.

Tidak hanya itu, Sae menjambak (Name) hingga merintis kesakitan. ia benar ketakutan saat ini "ma- ma- maafkan aku. maafkan aku. maafkan aku. maafkan aku"

Dengan gentle Sae mencium pipi milik (name), meminta agar dia cepat segera menjadi kekasihnya.





𝗕𝗹𝘂𝗲 𝗟𝗼𝗰𝗸 𝘅 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿 (𝖮𝗇𝖾𝗌𝗁𝗈𝗈𝗍)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang