05

437 44 14
                                    

Sorry for typo!

Warning!! 21+ area, bocil skip aja yak!

~~~~~~~

"Kenapa menatap ku seperti itu? Kau tidak mau?"

Noel bicara dengan suara serak-nya, lebih mendekatkan wajahnya pada wajah Boss, menggesekkan hidung mancungnya dengan milik Boss yang masih setia menatapnya.

"Jangan menyesali ucapan mu."

Pemuda bersurai kecoklatan itu terkekeh kemudian menggeleng, ia mencoba meyakinkan Boss jika dia memang ingin melakukannya. Tanpa mengucapkan apapun, Boss melumat bibir tebal itu, menyesapnya seolah bibir itu tak bisa lagi ia nikmati.

"Mmhhhh"

Lenguhan Noel tertahan oleh bibir Boss, ketika jemari panjangnya bermain di atas kulit putihnya yang mulus tanpa cela. Menggelitik sensual serta menyentuhnya lembut, membuat gelayar aneh menyelimuti tubuh Noel. Dadanya membusung saat jari telunjuk Boss bermain di atas tonjolan kecil di dadanya.

Pening, basah dan panas. Semua rasa itu Noel rasakan menjadi satu. Air matanya bahkan mengalir tanpa sadar, dia begitu menikmati kelembutan dari prilaku Boss dan ingin sekali meledakkan spermanya, jika saja dirinya tak masih memakai celananya lengkap dengan cd nya.

"Mmhh aahhhh!"

"Bagaimana? Jika ingin mundur, aku akan melepaskan mu." tawar Boss, yang mencoba untuk bersikap baik, meskipun sebenarnya ia yang sangat menginginkan malam ini terjadi.

Noel tak menjawab, ia berdiri membuat Boss berpikir jika dia menyerah, namun detik berikutnya Boss bersorak dalam hatinya, karena Noel justru membuka pakaiannya sendiri hingga telanjang bulat. Kemudian menarik Boss untuk berdiri dan kembali menyatukan bibir keduanya.

"Kau sangat menginginkan ku ternyata." bisik Boss sebelum mengulum serta menggelitik cuping telinga Noel, dan membuat sesuatu di bawah sana semakin menegang.

Boss membawa tangannya melingkari pinggang Noel dan meremas dua bongkahan kembar miliknya, pagutan di bibir kembali terjalin, kali ini lebih panas dan saling menghisap lidah, berbagi saliva dan tak ada yang ingin menyerah untuk saling mendominasi dalam ciuman itu.

Sampai akhirnya Noel sedikit terpekik karena Boss tiba-tiba saja memegang miliknya dan sedikit meremasnya. Sungguh perlakuan itu membuat Noel hampir saja keluar.

"Aahhkk! Jangan di remas bodoh!"

"Maaf, aku hanya gemas melihatnya." Boss berkata dengan matanya yang melirik ke arah bawah Noel.

Entah kenapa tiba-tiba wajah Noel terlihat gugup, dia baru menyadari jika selama 18 tahun ini, dia tidak pernah melakukan hal gila seperti ini. Dan meskipun dia mabuk, dia tetap bisa menyadari apa yang dia rasakan, walau terkadang ucapannya sangat berbanding terbalik dari tindakannya.

"Kau gugup?"

"Aku belum pernah melakukannya secara nyata, itu terjadi hanya dalam mimpi ku saja." keluh Noel, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Boss.

" Tenang saja, aku akan mengajarimu dengan senang hati."

Boss mengecup bahu terbuka Noel, menghisap perpotongan lehernya meninggalkan bekas kemerahan di sana. Tangannya kembali bergerilya di atas gundukan bulat Noel, menepuk nya agak kencang dan sesekali meremasnya. Ia kemudian menggendong pemuda itu dan menurunkan nya di atas ranjang.

Mata Noel tak berkedip ketika melihat Boss membuka pakaiannya hingga hanya tersisa cd berwarna abu dengan logo Calvin clain. Tanpa sadar Noel menjulurkan tangannya menyentuh gundukan keras di antara paha Boss, dan mendapatkan pemuda yang sedang berdiri di hadapannya mendesah tertahan. Boss sengaja memegang tangan Noel dan membuat gesekan dengan miliknya yang memang sudah mengeras sejak Noel meracau tak jelas tadi.

Roommate (BossNoel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang