𝐂H𝐀𝐏. 𝐈𝐈

1.9K 266 33
                                    

✦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Y/n masuk ke kelas, bersama dengan Su-Hyeok di belakangnya. "Selamat pagi, Nam-ra." Y/n menyapa teman sebangkunya dan duduk di sisi jendela. Gadis itu hanya diam, dia tetap menatap bukunya tanpa mengatakan apapun. Bahkan tidak ada senyuman. Y/n mengangkat bahunya tak peduli, dia kemudian menoleh ke belakang kepada teman sekelasnya yang lain. Hee-su.

"Kamu tak apa-apa? Apa kamu mengalami kontra—" Y/n bertanya dengan khawatir, namun Hee-su memotongnya "Tidak apa-apa." Meski Hee-su telah menyembunyikannya selama sembilan bulan ini, Y/n mengetahui bahwa dia sedang hamil dengan semua tanda-tanda yang ia temukan. Hee-su pernah memohon pada Y/n untuk tidak memberi tahu wali kelasnya, guru lain atau bahkan siswa lain.

Y/n pernah sekali tidak setuju. Karena bagaimanapun dia pasti akan membutuhkan pertolongan. Namun Y/n akhirnya setuju dan dia mencoba yang terbaik untuk bisa membantu gadis itu.

"Pergilah ke ruang kesehatan jika kamu merasa tidak enak." Y/n menyarankan, diberi anggukan olehnya.

Para lelaki mengobrol bersama dengan tawa, hingga seorang gadis dengan kardigan merah muda masuk "Yah!" Dia berteriak. "Jangan duduk di sana, kau kotor." Dia memerintah Gyeong-su untuk pindah. "Baiklah. Maaf." Dia meminta maaf, "Kenapa berlebihan? Maaf." Gyeong-su membersihkan meja Na-yeong dengan lengan bajunya. "Hentikan! Sudah kubilang, kau kotor!" Serunya.

"Apa-apaan kau?"

Cheong-san memeluk Gyeong-su dari belakang, memastikan amarahnya tidak lepas. Bell telah berbunyi, menandakan jam pertama akan segera dimulai. "Hei, anak-anak nakal. Cepat duduk di tempat masing-masing." Wali kelas mereka masuk, yang lainnya mulai duduk di bangku mereka masing-masing.

"Annyeong."

"Annyeong!"

Berkat peraturan sekolah, mereka harus menyerahkan ponsel ke wali kelas masing-masing. "Ada yang bisa menghubungi Hyeon-ju?" Bu Park bertanya. Joon-yeong mematung, dia berhenti menulis di buku catatannya. "Tak ada? Tak ada yang mencoba menghubungi Hyeon-ju?" Bu Park bertanya sekali lagi.

Joon-yeong berdehem, "Kemarin, kami membersihkan Lab sains bersama. Tapi aku belum melihatnya lagi setelah itu." Katanya. Bu Park menghela nafas, "Baik.. Jika ada yang bisa menghubunginya, langsung beri tahu ibu. Paham?"

"Baik, bu." Mereka berkata dengan selaras.

Bu Park mulai mengeluarkan ponselnya sambil berkata, "Ujian akan dimulai pekan depan, jadi belajarlah dengan benar." Katanya sambil mengirim sebuah senyuman ke grup kelas mereka. Ponsel seseorang berbunyi, Dae-suk menoleh ke belakangnya yang merupakan Nam-ra. Wu-Jin memukul lengannya, "Hei."

"Aku mendengarnya."

"Kenapa tak dimatikan suaranya?" Wu-Jin tertawa, "Serahkan ponselmu." Kata bu Park. "Dasar bodoh." Yang lainnya tertawa, "Astaga, Dae-suk." Wu-Jin menoleh kearah Y/n dan tertawa, "Benar-benar idiot." Gadis bersurai H/c itu terkekeh. Dae-suk dengan enggan menyerahkan ponselnya, bersama dengan I-Sak.

𝐕É𝐑𝐄𝐒 ) all of us are dead x reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang