-2-

25 1 0
                                    

"Sel..." Panggil Enjen, tapi kali ini suaranya dilembutkan.
"Kamu baik-baik saja kan?"

"E-engga Njen, AKU GAK BAIK-BAIK AJA"

____________________________

"Tuh kan, aku udah duga kamu gak baik-baik aja, sini cerita" Sella masih dengan posisi yang sama, ia enggan melihat ke arah Enjen.

Dirasakannya elusan lembut dikepalanya, yang dimana pelaku nya yakni Enjen. Sella akhirnya bangkit dari posisinya, kemudian ia memposisikan dirinya duduk ke sebelah Enjen, tapi Sella masih enggan melihat ke arah Enjen.

"Sel, jangan gitu dong, aku jadi sedih liatnya. Ayok cerita, aku bakal dengerin dan berusaha bantu kamu selesaikan masalahmu"

"Sudah kucoba sepenuh hati
Untuk menjadi malaikat
Menepikan perasaan rubuhkan egoku namun sayapku remuk

Bila kutanya pada diriku
Mengapa aku bertahan
Menerima keadaan yang tak baik saja
Memaksakan segalanya

Sakit, tak sanggup
Sadarkah kita terlalu hancur
Hilang, habis tak bersisa
Tapi tak mampu ku menyerah
Tertawan Hati...

Tak mau kehilangan, tapi lelah berjuang
Bukankah rumah tempat ku bersandar
Sendiri ku tak bisa
Bersama ku tersiksa
Ini kenyataannya kita tak baik saja

Sakit, tak sanggup
Sadarkah kita terlalu hancur
Hilang, habis tak bersisa
Tapi tak mampu ku menyerah
Tertawan Hati...

Kita terlalu hancur...
Hilang, habis tak bersisa!" Dibagian akhir sengaja Sella keraskan, ia menyanyi dengan seenggukkan, terdengar pilu bagi siapapun yang mendengarnya.

Enjen terdiam, lagu 'Tertawan Hati' ciptaan Awdella cukup membuat Enjen paham maksud Sella.

"Dia lagi ya?" Tanya Enjen pelan, ia takut sahabat nya semakin menangis.

"I-iya" Enjen sudah menduganya, didekapnya sahabat manisnya itu, mengusap pucuk kepala Sella, membiarkan yang diusap menangis sejadi-jadinya.

"A-aku sedang dalam keadaan baik, lalu ia meneleponku, meminta ku datang ke World green. Aku menurutinya, aku rela pergi jauh untuk bertemu dengannya, aku berpikir akan mendapatkan kejutan spesial, dan nyatanya aku gak sepenuhnya salah. Sampai disana..." Sella terdiam beberapa saat, ia menghela nafas berat. Jika sudah serius seperti ini, Sella pasti akan berbicara formal, seperti sudah kebiasaan, dan pasti Enjen ikut berbicara formal seperti sahabatnya.

"Lanjutkan, aku ada disini" Diusapnya air mata Sella.

"Huftt, jadi saat aku sampai disana, aku diperlihatkan dengan Henry bersama seorang perempuan, saat itu aku mencoba berpikir positif, bahwa mungkin itu saudaranya. Namun saat tiba didepan nya, ia berkata bahwa ia akan bertunangan dengan Zellen, perempuan yang disampingnya. Lalu ia pun berkata jujur bahwa ia bosan denganku, lalu bertemu dengan jodoh nya, Zellen"

"Aku bertanya sejak kapan ia berselingkuh, dan ia menjawab itu sudah terjadi selama 3 bulan. Aku tentu marah, aku merasa dipermainkan, apalagi saat kulihat tatapan Zellen yang terlihat sombong. Aku sedih, ia meminta maaf tapi aku sudah gak sanggup Njen, aku berlari meninggalkan kedua orang yang akan bertunangan itu" air mata itu kembali mengalir, dan Enjen dengan setia menghapus air mata itu dengan tangannya.

"Aku gak habis pikir sama manusia jahanam itu. Kalau dia bosan seharusnya dia jujur, jika dia gak cinta lagi sama kamu, seharusnya dia jujur saja. Tapi ini dia malah memilih bertahan sambil selingkuh. Jika aku punya kuasa mengutuk, akan ku kutuk dia sebanyak-banyaknya, hingga hidupnya sangatlah sengsara"

•HaRsA•| Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang