" badaii, udah belumm " teriak esha dari teras, tak lama suara larian dari arah tangga membuat esha mengulas senyuman tipis di bibir cherry nya.
pakaian mamba yang menghiasi tubuh badai, serta topi flat cap maron yang menutupi setengah rambut lebat nya.
esha berjongkok guna menyamakan tinggi nya dengan badai, ia sedikit merapikan jaket jas dan topi flat cap milik badai lalu kembali berdiri menggenggam jemari mungil badai.
𝄞
Esha berjalan menelusuri koridor markas dengan enteng nya, tak lupa badai yang senantiasa menggenggam jemari² indah nya
" kak esha.. apakah ini tempat pembuangan sampah?.. " tanya badai sedikit heran, esha terkekeh pelan, ia mengusak gemas surai badai
" nanti kau akan tau, badai " badai hanya bisa mengangguk patuh karna ia sama sekali tak mengerti apa pun." Hi ze! " sapa esha kala melihat seorang laki laki tinggi keluar dari sebuah ruangan
"Loh? Akhirnya lu balikk! " laki laki yang bernama Zero Zaverino atau lebih dikenal zero itu sedikit terkejut saat esha meneriaki nama nya
" kapan lu balik dari surabaya? Gak ngabarin lu ah! Pek pren " tak sengaja mata zero menatap ke bawah, ia reflek terkejut saat seorang anak laki laki bersembunyi di balik pinggang esha
"LOH SHA!? LU NIKAHIN SIAPA!? JADI LU LAMA DI SANA ITU NIKAH!? MANA PUNYA ANAK SEGEDE GINI!? ISTIGHFAR SHAA!!.. gw kira hubungan kita spesial " ujar zero dengan nada rendah di akhir kata nya.
esha yang sedikit terkejut malah tertawa geli melihat raut kesal zero
"Ya engga lah bego, emang gw mau nikahin cowo mana juga, orang gw gk bakal nikah, ini badai, adek angkat gw" esha menggendong tubuh badai namun badai malah bersembunyi di leher esha.
"Ketua di mana? " tanya nya
"Diruangan lah, biasa" ujar zero
"Yowes, gw duluan ya ze, see you" sehat menepuk baju zero lalu berlalu pergi, zero menatap kepergian esha dan tersenyum simpul 'gk ada yang berubah sama lu sha.'𝄞
'tok tok.. '
Seorang pria blasteran yang sedang memejamkan mata nya pun menoleh ke arah pintu yang masih tertutup rapat.
" masuk sha " ujarnya sedikit keras
'clek'
"Tau aja lu ray kalo ini gw" esha menjatuhkan bokongnya di kursi depan meja ray
" emang ada bawahan gw yang ngetuk pintu ketua nya cuma 2 kali? kalau ada ya mau cari mati dia " ujarnya sadis
"Yadeh baginda raja" ujar esha diakhiri kekehan nya, lelaki yang dipanggil ray itu memutar bola matanya malas, ia menoleh ke arah badai yang masih setia di pangkuan nya dan membelakangi ray
" itu? " esha yang paham pun mengangkat tubuh badai dan memutarnya agar menghadap ray
" apaan dah tertarik sama bocah " ujar ray mengejek
" bersisik, gw cuma punya firasat baik aja kalau deketan sama badai" esha mengelus pelan surai badai
" hm hmm, lu mau apain dia? jual? atau rawat dan ikut organisasi kita? "
" yang terakhir, gw yakin badai bakal tumbuh jadi remaja yang unik " ray menggeleng pelan, mau tak mau ia harus menyetujui kemauan esha
" yaudah, besok antar dia ke sini lagi, gw kasih latihan privat, gw sendiri yang bakal ajarin " ujar ray, esha tersenyum tipis
" thanks ray, gw yakin badai bakal berguna buat mecahin segala kasus,termasuk kasus 2 tahun yang lalu. " ray terdiam sejenak lalu berdehm pelan, ia berdiri lalu berjongkok dihadapan badai, mengulurkan tangan nya, bukan nya membalas uluran tangan ray, badai malah menatap garang lelaki itu.Ray mengerutkan alisnya heran
" ada apa dengan mu? " tanya ray heran
" lepaskan pistol di tangan om. " ujar badai dengan setengah emosi, ray tersentak pelan tak lama ia pun melempar jauh jauh pistol dan kater yang terselip di lengan baju nya." buset dah lu ray.. gw potong adik lu kalo lu berani apa apain badai " ancam esha, ray menghiraukan ucapan esha dia kembali berjongkok dan merentangkan tangan nya, badai sedikit ragu untuk ia digendong ray, ia malah menatap esha
esha mengode seolah ia akan aman jika berada di gendongan ray, badai kembali menatap ray " om gausah tendang bangku kakak. " ujar nya saat ia sudah berada di gendongan ray, ray kembali terheran, sudah 2 kali hal yang akan ia lakukan ditebak oleh bocah berumur 6 tahun ini
" sha, lu dapetin dia dimana? " tanya ray heran " di surabaya, pas gw nunggu jemputan taxi gw ketemu badai lagi ngelamun, emang kenapa? " tanya nya, ray beralih menatap bocah yang berada di gendongan nya
" siapa nama mu? " badai terdiam tak menjawab pertanyaan nya, " gw nanya baik baik." geram ray, ia sedikit menggenggam kuat lengan badai, " badai.. afrenze keizo.. " badai menatap esha, mengode seolah ia tak nyaman berada di gendongan ray
" ray, Fileas ray alexandre " badai kembali terdiam ia menunduk dalam, entah apa yang ia pikirkan, lama diselimuti keheningan, ray akhirnya bertanya hal yang ia simpan dibenak nya saat pertama melihat badai
" apakah kau bisa melihat masa depan? " esha tertegun, ia melotot kala ray berucap seperti itu " apa maksud lo ray? " tanya esha heran, ray hanya melirik gadis itu dan kembali menatap dalam bola mata berwarna hitam pekat milik badai
" tidak tau, itu hanya pemikiran ku saja. " ray mengulas senyum tipis, " dimana ibu mu? " "ray!" sentak esha kembali, " ibu sudah berada di sisi Tuhan. " ray mengusak pelan kepala badai
Ray menurunkan tubuh badai di bangku nya, dan berjongkok di depannya " apakah kau yakin dia ibu mu? " badai balik menatap bola mata navy milik ray, " apa maksud mu? " tanya nya balik, ray tertawa hambar, " aku hanya bertanya kawan, apakah kau yakin dia yang melahirkan mu? " tanya ray lagi
Badai terdiam sesaat, ia menatap esha yang terlihat sangat khawatir padanya " aku tak tau itu, aku hanya memiliki kakak " badai beranjak lalu berlari memeluk esha, ray terkekeh
" antar lah dia besok ke sini, sha " esha tertegun pelan lalu ikut terkekeh, "siap yang mulia" ia menunduk seolah ia sebagai pelayan yang patuh akan tuan nya, ray hanya menggeleng pelan "gw balik luan ye ray, see u~" esha menggenggam jemari badai, mengiring bocah itu untuk keluar dari sana.
Ray menatap punggung esha dan badai yang sudah menghilang dibalik pintu, ia berbalik menatap jendela yang mengarah ke arah perkotaan 'lu bener sha, gw juga punya firasat aneh saat interaksi sama dia.'
𝄞Bertahun tahun berlalu, badai pun tumbuh menjadi seorang remaja yang egois dan sangat posesif dengan naresha. Esha pun heran dengan sifat badai yang sangat cemburuan dan akan marah jika ia berduaan bersama laki laki lain.
" kak. " esha menoleh kebelakang, badai mendekat ke arah ray dan esha yang sedang duduk santai di balkon dengan coklat hangat di atas meja, badai menarik salah satu kursi lain lalu duduk menengahi kedua nya
Esha menggeleng pelan, tak heran lagi jika badai sangat kesal jika ia berduaan dengan ray " buset dai, minggir lu, enak aja nengahin gw sama pacar gw " badai melempar tatapan tajam ke arah ray yang sengaja mengompori perasaan nya
" dai.. gausah gitu, gimana mau dapat pacar kalau kamunya kalo masih kayak gini? bisa bisa mati muda nanti pacar kamu " esha mengelus surai badai, badai balik menatap esha dengan tatapan hangat
" badai enggak mau pacaran kak.. badai enggak mau kakak dideketin terus sama hama terus, termasuk yang di samping badai ini.. " ujarnya sembari memelas, ray melotot horor, lalu mengumpat didalam benak nya
Esha terkekeh pelan, ia mengelus rahang badai lalu mencubit pelan pipi tirus nya " kakak bisa jaga diri dai.. lagian kakak enggak bakal nikah sebelum liat kamu bahagia dengan pilihan kamu " tutur esha lembut, badai menghela nafas pelan, memeluk tubuh esha yang telihat sangat kecil jika dibedakan dengan tubuh tinggi nya
" buset tapi gw bakal nikahin kakak lu " ray ber smirk, lalu berlalu ke masuk kedalam, badai menggeram pelan " kapan gw bisa bunuh si sialan itu. " gerutu nya pelan.
Thanks for reading this story! Don't forget to vote, comment and follow! Thanks all💐
KAMU SEDANG MEMBACA
Badai
FantasyBadai Afrenze Keizo. Seorang lelaki dengan segala sifat egois serta posesif yang melekat pada dirinya dikarenakan masalalu. Moara Refales Skylar. Gadis cantik berparas blasteran yang melekat pada wajah indah nya, serta sifat menjengkelkan nya yang...