Jeongguk sedari tadi sudah mencoba membangunkan kakak kembarnya. Tapi yang terjadi ialah Taehyung yang menggeliat dan semakin merengsek masuk kedalam selimutnya.
“by, katanya mau ke pantai. Ayo, nanti keburu macet.” Jeongguk menarik pelan selimut putih yang sembunyikan kembarannya. Ikut berbaring dengan Taehyung dan membawa kakaknya itu kedalam pelukan.
Tangannya mengusap punggung sang kakak dan bibirnya menciumi seluruh wajah Taehyung agar anak itu terbangun.
“Eungh, Ggukie sanaa, masih ngantuk.” Taehyung menggunakan tangannya untuk mendorong wajah Jeongguk agar menjauh darinya. Matanya tetap terpejam enggan terbuka.
“Katanya mau ke pantai, hm? Ga jadi?”
Secara perlahan mata Taehyung terbuka, menyesuaikan cahaya yang masuk lewat kaca jendela. “Jam berapa?” Tanyanya serak.
“Jam 9. Kita rencananya jam segini udah sampe sih.” Ucap Jeongguk santai. Sedangkan Taehyung mencebikkan bibirnya kesal karena tau jikalau Jeongguk sedang menyindirnya.
“Ish, kan semalem netflix kan, jadi begadang, jadi telat bangunnya. Ggukie yang bangun kecepetan!” Ucapnya kesal.
“Iya, aku yang salah. Sekarang mandi, kita beli makan di jalan nanti sekalian ke pantainya.” Kata Jeongguk mengalah. Ia mengusap lembut surai halus sang kakak.
“Ugh, masih males tapi otey.”
Dengan ogah-ogahan, Taehyung berjalan ke arah kamar mandi. Jeongguk menggelengkan kepalanya, pergi keluar untuk memanaskan mobil miliknya.
15 menit kemudian, Taehyung telah siap. Ia berlarian kebawah dengan senang. Membuat Jeongguk yang memainkan ponselnya di sofa ruang tamu menoleh pada suara gaduh.
“Jangan lari!” Kata Jeongguk. Tapi seolah tuli, Taehyung tetap berlari menuruni tangga. Untung ia tidak terjatuh.
Jeongguk menggeram kesal. “Udah dibilang jangan lari, Taehyung. Kalo aku ga disini dan tiba-tiba kamu jatuh gimana? Kamu mau buat aku gila ya?” Sedangkan yang dimarahi hanya menyengir lebar. Memeluk badan besar milik adiknya seraya berkata, “Ggukie maaf, ga bole marah-marah sama kakak sendiri.”
.
.
.
.
Sesampainya di pantai, Taehyung turun dari mobil lebih dulu. Pantai saat ini cukup ramai. Beruntung langit cerah tanpa matahari.
Taehyung memakai celana jeans pendek di atas lutut. kaus tipis berwarna putih dan outer pendek berwarna biru. Awalnya Jeongguk melarang, tapi jika Taehyung berkumandang, siapa Jeongguk dapat melarang?
Akhirnya adik kembar Taehyung itu membiarkan kakaknya mengenakan pakaian yang baginya cukup terbuka. Sial, ingin rasanya ia menyewa seluruh pantai ini untuk dirinya dan Taehyung. Tapi pasti kakaknya itu tidak akan senang.
Jadilah ia menggunakan celana pendek biru selutut tanpa atasan. Mengejar kakaknya yang sudah akrab dengan anak kecil yang ada disana.
“Wah, Ggukie punya sixpack!” Ucap Taehyung. Seolah ia baru pertama kali melihatnya.
“Jangan jauh-jauh, by. Nanti ilang, pantainya luas.” Ucap Jeongguk mendengus.
“Iyaaa, tadi liat mereka main, jadi mau ikut.”
“Ugh, Gimana cara dapetin perut kayak Ggukie? Tae juga mau! Biar bisa pamer-pamer kayak Ggukiee.” Sambung Taehyung.
“Gak usah. Kamu lari aja gampang sesek, gimana mau olahraga berat gini? Lagian aku lebih suka perut kamu kayak gitu. Dan ini bukan pamer, tapi laki-laki kalau di pantai emang gini.” Jawab Jeongguk sekenanya.
“Tae juga laki-laki!”
“Masa?”
“Iya!”
“Iyain. Dah sana main, tapi jangan jauh-jauh. Aku mau nyari tempat teduh.”
“Mau ngapain?”
“Tidur.”
tbc.
acikiwir haloww 🧘🧘
heran kalo nulis suka ga konsisten. Kadang baku, kadang non baku. Kadang ngalor ngidul.
Hehe gimana puasanya??
kalau butuh yang manis bisa liat tyung ya.semangat puasanya, byebye!
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins
Short Storybrothership!ggukv but vottom "Memangnya apa yang bisa Jeongguk lakukan tanpa Taehyung? Bernafas saja ia membutuhkan Taehyung."