Do

158 9 6
                                    

Menatap melalui kacamataku, terlihat lalu lalang murid-murid perempuan Accesinence High School.

"Tana, nggak ikut?" Suara Georgia mengejutkanku.

"Oh lord. Ikut? Ikut kemana?" Balasku.

"Ke Arena Musik 03." Kemudian dia berjalan mendahuluiku.

"Kau ikut atau tidak?"

"Aku akan menyusul." Setelah memberikan ekspresi paling meyakinkan versiku, Georgia melanjutkan niat awalnya.

Kemudian aku menyelesaikan beberapa urusanku, dan aku berlari kecil ke arah Hall 03 lalu berjalan Arena Musik. Aku mendorong pintu besarnya yang sangat berat, camkan, aku mendorongnya sendirian.

Saat terbuka aku melihat kursi penonton yang terlihat ramai dan penuh, juga orang yang sedang mempertunjukkan kemampuannya melalui musik.

Mengambil sembarang bangku, aku langsung duduk dan mendengarkan alunan biola yang sedang dimainkan.

Andai aku pandai bermusik.

Aku selalu ingin bisa bermain musik, aku mau punya suara yang merdu, bahkan aku menganggap bisa memetik gitar itu cukup keren.

Aku tahu aku aneh.

Saat orang-orang berdiri dan bertepuk tangan, aku sadar sepertinya aku terhanyut dalam lamunanku, atau mungkin alunan biolanya, eh?

Thank you.

Suara orang yang memainkan biola barusan.

Suaranya sangat familiar di telingaku. Lagipula, siapa yang tidak kenal dia?

Seorang Kaye Silvand.

✖✖✖

Hii, cerita ini sebenernya cuma iseng dan belom kepikiran sama sekali alurnya. Mungkin ga akan ada yang niat baca, tapi gapapa, lol. Semacam curcol gitu sih hehe x

PADUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang