AKU

1 0 0
                                    

Namaku Della, Rara Della Diana, lahir di kota Bandung. Tetapi ketika aku menulis ini aku sedang duduk manis di kamarku di daerah Kiaracondong, masih Bandung juga sih, hehe. Sebenarnya ini adalah rumah Mamaku, rumah dengan luas hampir satu are, dengan tiga kamar tidur yang cukup luas dan juga tiga kamar mandi, serta nyaman. Tetapi rumah ini baru kutempati beberapa bulan yang lalu setelah aku diterima di salah satu Perguruan Tinggi di kota Bandung.

Seharian ini bumi Bandung ditimpa hujan yang sangat lebat disertai angin kencang dan aku baru saja habis mandi, dingin, dingin sekali. Kalau boleh bercerita, akhir-akhir ini aku sering sekali berkomunikasi dengan kawan SMAku dulu, seberapa sering ya? Gatau deh, pokoknya sering lah! Nama kawan SMAku itu adalah Gio. Tentu saja itu bukanlah nama aslinya, karena tidak mungkin juga kusebutkan, tapi setidak-tidaknya begitulah kami memanggilnya dulu.

Dia adalah adik kelasku semasa SMA dulu, entah bagaimana awalnya akhir-akhir ini kami jadi sering berkomunikasi hanya untuk berbagi cerita dan mengenang kembali masa masa SMA kami, hanya untuk sekedar bernostalgia tentang apa saja yang pernah kami lewati, sekaligus bertukar kabar tentang apa saja yang sudah terjadi pada tempat kami menimba ilmu ini.
Dari apa yang kutau, Gio juga sering menulis cerita, biasanya cerita yang ditulis diambil dari kejadian nyata yang diceritakan oleh orang lain kepadanya, cerita- cerita itu kemudian diceritakan kembali menggunakan gaya tulisan dan bahasanya sendiri, kemudian diposting pada akun Instagram atau blog pribadi miliknya. Tapi entah kenapa ia tidak pernah menyebarluaskan cerita-cerita tersebut kepada orang lain.

“Kenapa tidak disebarluaskan?” Tanyaku melalui panggilan telepon suatu malam

“Tulisanku buruk” Sahutnya singkat

“Kamu bodoh” Kataku

“Kamu anjing” Dia membalas

Kalau tidak salah, aku juga pernah membaca cerita tentang kisah asmaraku saat SMA dulu yang ditulis ulang oleh Gio, entah bagaimana caranya dia berhasil menuliskan kembali mengenai situasi dan segala perasaan yang aku rasakan saat itu. Ketika aku membacanya kembali, aku mencintai mereka, kawan-kawanku. Rasanya seolah-olah aku terlempar kembali dalam ruangan penuh perasaan nostalgia disaat kami semua masih mengenakan seragam putih abu-abu. Harus kuakui, menurutku tulisannya tidak terlalu buruk.

Lalu beberapa hari kemudian Gio kembali menghubungiku, dia bilang banyak sekali balasan-balasan dari mereka yang ingin tau kelanjutan cerita itu secara utuh, termasuk dirinya sendiri, sehingga ia memintaku untuk menceritakannya kembali secara jelas dan lebih detail. Awalnya aku sedikit ragu mendengar permintaan itu, maksudku aneh, apakah benar ada orang yang sudi untuk membaca cerita semacam itu? Hahahaha!
Tetapi setelah kupikir-pikir, kurasa tidak ada salahnya, lumayan untuk melatih kekuatan memoriku dengan cara mengingat-ingat kembali tentang masa SMA ku dulu. Sebenarnya aku tidak pandai dalam menulis, tetapi biar bagaimanapun kurasa cerita ini harus tetap disampaikan. Aku hanya ingin berbagi kisah ini kepada kalian semampuku, hanya sebisaku.

Cerita ini ditulis hanya sebagai dokumentasi untuk diri sendiri sekaligus sebagai refleksi diri tentang apa saja yang pernah terjadi dimasa lampau. Jika banyak kesalahan yang ditemukan pada cerita ini kelak, aku mohon maaf, lagipula manusia tidak selamanya benar, kan?

Cerita ini adalah cerita tentang dia yang pernah bersamaku, dia yang mengajariku betapa pentingnya kesederhanaan dan komunikasi dalam sebuah hubungan, dia yang mampu membuatku tertawa dengan tingkah lakunya yang unik, dia yang membuatku merasa senang walau hanya dengan mengajakku ke warung kopi dan ditemani oleh kerupuk rambak juga bala bala, dia yang tiap malam selalu mengajakku berkeliling daerah Gajah Mada dengan sepeda motor kesayangannya, dan dia yang selalu membacakanku berbagai macam dongeng sebelum aku tidur.

Aku akan menceritakannya dengan sedikit memilah-milah yang mana-mana saja yang menurutku penting untuk diceritakan, dan juga agar tidak melenceng jauh dari kisah tentangnya.

Nama-nama yang kugunakan juga akan ku ubah dan kususun sedemikian rupa agar mereka yang terlibat didalamnya tetap terjaga privasinya, itu semua kulakukan karena aku menghargai mereka dan menghormati apa yang sudah menjadi haknya. Aku juga tidak mau kalau nanti mereka harus merasa tersinggung jika ada yang salah dari tulisanku.

Tak ada yang kutambah-tambahkan, juga kurang-kurangkan. Apalagi sampai didramatisir, karena itu bukan tabiatku, dan aku juga tidak memiliki kepentingan yang mendesak untuk itu. Juga, tak ada yang ku ubah dari gaya bicara dan bahasanya, juga semua tentang apa yang pernah dikatakannya kepadaku dulu. Hal itu kulakukan, agar kalian dapat membayangkan sendiri seperti apa dirinya dan mendapat gambaran persis seperti apa yang aku rasakan.

Sekarang, duduklah dengan tenang, karena aku akan mulai bercerita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BARA : Yang Aku Mau (REAL STORY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang