Hai gaysss selamat datang di cerita saya yang gak jelas...
Penasaran dengan ceritanya?, yuk markica MARI KITA BACAAA
Etssss jangan lupa vote sama comen nya ya luvluvv SAM
Bukan perpisahan yang menyakiti ku, tapi indah nya kenangan yang mengguncang hati ku
Pagi hari yang cerah Hanaya Aurin sedang memasak untuk sang Ayah tercinta, dengan daster berwarna navy rambut di cepol ia sangat terlihat manis dan cantik.
"Pagi Ayah" sapa Naya
"Pagi juga kesayangan Ayah" ucap Ayah sambil mengusap kepala sang anak yang sedang menuang kan masakan nya ke dalam mangkuk besar
"Wah, masak apa kamu Ay?" tanya Ayah Zaid
Ahmad Zaid adalah nama Ayah dari Hanaya
"Aya masak makanan ke sukaan ayah!" jawab Hanaya dengan dengan bahaigia nya
Ya! Di pagi ini Hanaya sangat bahaigia karna dia baru pulang dari kota setelah tiga bulan lama nya tidak berjumpa dengan sang Ayah!
"Benarkah? Wah, Ayah makin sayang sama kamu Ay!" puji Ayah Zaid
"Iya dong Hanaya gitu loh! Anak nya Ayah Ahmad Zaid yang ganteng gak ada dua nya hehe" ucap Hanaya sambil menyiapkan makanan untuk sang Ayah
"Masak an mu sangat enak Ay! Persis sekali dengan masakan bunda mu" ucap sang ayah
"Benar kah Ayah? Waah seperti nya Ayah sangat cinta banget ya sama Bunda, padahal aku pernah tawarin ayah untuk menikah lagi, tapi jawaban ayah tetap sama, tidak mau" ucap Hanaya
"Kamu mau tau awal mula Ayah suka sama Bunda?" tanya Zaid
"Mau, Ayah!" jawab Hanaya
"Selesai kan makanan nya nanti kita cerita di taman belakang, oke cantik nya Ayah?" ucap Zaid
"Oke Ayah!"
Tidak berselang lama mereka menyelesaikan makanan nya "Nak, biar kan Ayah yang cuci piring ya" ucap Ayah Zaid
"Gakpapa Ayah, biar Naya yang cuci" tolak Hanaya
"Hanaya harus nurut sama Ayah, tadi kan kamu yang masak berarti sekarang Ayah yang cuci piring nya Ya" ucap Zaid dengan nada peringat
"Hmm yaudah deh, Hanaya mau siram tanaman di depan rumah" pasrah Hanaya
"Yaudah sana. habis itu mandi kamu bau acem soalnya" ledek Zaid
"Iiih Ayahh mah" rengek Hanaya
"Hahah, bercanda sayang" ucap Zaid sambil mengacak rambut anak nya "Anak ayah sudah gede, tapi masih aja manja ya sama Ayah"
"Gakpapa manja nya sama Ayah ini bukan sama cowok lain" Ucap Hanaya
"Sudah sana, katanya mau siram tanaman" usir Zaid dengan bercanda
"Iya iya!"
Rumah Hanaya memang tidak terlalu besar tapi menurut Hanya tinggal berdua bersama sang Ayah saja ini sangat besar.
Sedang asik-asik nya menyiram tanaman tiba-tiba ada ibu-ibu yang menyapa nya
"Eh Hanaya? Kapan pulang nduk?" tanya Ibu Fatma
"Kemarin sore bu" jawab Hanaya
"Makin Ayu aja ya kamu Hanaya" ucap Bu Endah basa basi
"Ah, Bu Endah juga masih kelihatan aura muda nya" ucap Hanaya basa basi
"Haha kamu bisa aja deh, tapi memang iya. Oh ya, kamu mau gak sama anak saya, ganteng loh udah S2 juga" tanya Bu Endah
"Aduh kalo soal itu Naya pikir-pikir sepuluh kali deh Bu hehhe" ucap Hanaya bercanda tapi ada benernya
"Yasudah, kami duluan ya nduk, marii" Pamit Bu Fatma
"nggih"
"Woy Nay! Kapan pulang Lu?" ucap seorang cowok yang baru saja datang
"Kemarin sore Naya pulang, Lu dari mana?" ucap Hanaya
Dia Ares Fatir teman Naya dari kecil sampai sekarang, rumah nya berdepanan dengan rumah Naya sehingga bisa ngobrol di pagar rumah masing masing
"Biasa baru pulang kerja gua, oh iya main sini Nay kerumah, nyokap gua nanyain lu mulu tuh, kayak nya kangen deh" ucap Ares
"Nyokap lu atau lu nya nih yang kangen" ledek Hanaya
"Ah lu mah kayak gitu mulu" Ucap Ares dengan nada sebel
"Gitu gimana dah?" tanya Hanaya
"Gak percayaan sama gua" ucap Ares
"Percaya sama lu musyrik hahah" gurau Hanaya lalu lari kedalam rumah karna Ares sudah bersiap-siap melempar kan sendal nya
“Sialan lu Hanaya!” umpat Ares
Malam hari nya Hanaya dan Zaid berada di taman belakang, tadi nya waktu siang Zaid akan menceritakan masa muda nya tapi karna ada urusan mendadak dia undur ceritanya menjadi malam saja.
“Ayah cinta banget ya sama bunda? Sampai-sampai aku suruh Ayah nikah lagi, Ayah gak mau” tanya Hanaya
“Bagaimana Ayah bisa menikah lagi kenangan nya terlalu indah hingga tidak bisa di lupakan. Bunda mu itu wanita yang sabar, pintar dan hebat, dulu dia nemenin Ayah dari nol sampai sekarang,
Bunda mu itu sangat sabar, dulu di masa muda Ayah sangat bandel gak ada yang bisa menahan Ayah ketika marah tetapi bunda mu....
Ayah seakan tersihir oleh pelukan nya, dia bisa membuat Ayah menahan emosi, matanya yang meneduh kan, tutur kata yang sopan dan lembut membuat Ayah terbius oleh pesona nya
Dia juga wanita yang pintar dengan sega hal, kamu tau nak? Dulu Ayah sedang di posisi mau bangkrut tetapi bunda mu lah yang menyelesaikan semuanya hingga bisnis yang kita jalani berdiri lagi,
Bunda mu itu sangat pandai sekali membuat kue-kue yang enak, dia selalu saja ada ide dan resep rahasia, dan sampai sekarang toko kue yang dari dulu kita jalani masih berjalan dengan lancara kan?
Dulu Bunda mu sempat menghilang dari kehidupan Ayah, Sampai-sampai Ayah kehilangan jejak tapi beberapa bulan kemudian Ayah menemukan bunda mu lagi, dari situ Ayah sangat senang dan... ”
“Dan apa Ayah? Jangan buat Hanya penasaran deh” ucap Hanaya
“Sedih, kecewa tercampur aduk. Bunda mu datang bersama pria lain, Ayah tanya pria itu siapa tapi dengan lancar nya dia bilang 'pria yang di samping ku ini kekasih ku Zaid, kita pacaran sudah dua tahun, tahun kemarin dia kuliah di luar negeri, maaf aku tidak memperkenalkan nya kepada mu' dari situ emosi Ayah kembali lagi, Ayah marah, cemburu, kecewa, dan Ayah menghajar pria itu dengan habis-habisan sampai di lari kan kerumah sakit,
Bunda mu kecewa kepada Ayah dia tidak mau melihat Ayah lagi karna kekasih nya masuk kerumah sakit gara-gara Ayah, tetapi ini Ayah dengan keegoisan Ayah menculik bunda mu dan mengkurung nya di markas tempat Ayah kumpul bersama anggota Ayah
Tidak ada yang boleh miliki Bundamu selain Ayah...”
“Terus gimna lagi Ayah?” tanya Hanaya
“Ya Ayah berjuang buat Bunda mu maafin Ayah, cinta sama Ayah dan lupain pria yang menjdi kekasih mu, hingga satu tahun bunda mu mulai membuka hati untuk Ayah kerna terbisa bersama Ayah terus dari situlah Ayah langsung Nikahin Bundamu” ucap Ayah
“Terus ortu Bunda bagaimana? Kok kayak gampang banget” tanya Hanaya lagi
“Orang tua nya sedikit tidak peduli tapi mereka juga sayang, ya begitulah nak, Yasudah sekarang udah malem tidur sana besok kamu haru pulang lagi ke tempat kerja mu” ucap Ayah
“Ish Ayah! Padahal belum selesai ceritanya geeeh” rengek Hanaya
“Kapan-kapan Ayah ceritain lagi” ucap Zaid
“Yaudah deh aku tidur dulu, good night Ayah” ucap Hanaya
“Good night too Naya”
Segitu dulu ya sekian dan terimakasih....
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebening Air Mata
Historia CortaDia Hanaya Aurin, wanita yang manis ini tinggal berdua dengan sang Ayah tercinta, dari umur 1tahun Hanaya sudah ditinggal jauh oleh sang Bunda. Hanaya gadis yang sederhana hidup di desa yang lumayan tentram, dia bekerja keluar kota meninggal kan sa...