24 April 2109
Berkumpul di depan toko senjata Maya, Christopher, Evan, dan Friedrich berkumpul untuk menjemput Maya. "hei Chris, jangan buat jebakan untuk kami ya," Canda Evan. "Mana mungkin aku membuat jebakan untuk sahabat-sahabat ku, apalagi kita membawa Maya, tidak mungkin kita baku tembak di Restoran Keluarga Salvatore setelah lama tidak bertemu kan?" jawab Christopher. Mereka pun tertawa bersama meskipun candaan mereka cukup berbahaya.
Maya keluar dengan dandanan yang cantik. "Selamat pagi prajurit, apa kalian terpukau dengan penampilan ku?" Maya menggoda mereka. "Jarang sekali kau berdandan seperti ini," ujar Friedrich. Merasa sedikit kesal dengan perkataan Friedrich, Maya menjawab, "Tentu saja aku berdandan seperti ini, karena ini pertemuan pertama kalian setelah berpisah hampir 4 tahun." Secara tidak sadar, Christopher memuji penampilan Maya, "Kau terlihat cantik, Maya." Ujar Christopher. Evan langsung saja melihat kesempatan untuk menggoda Christopher. "Wah, kau mulai berani merayu Maya ya?" goda Evan. Mendengar itu Christopher langsung panik dan menjawab, "Tidak kok, kau ini aneh-aneh saja." Melihat muka Maya yang sedikit memerah, Friedrich juga ikut menggoda dengan berkata, "Wah, sepertinya Maya jadi malu-malu." Maya yang mendengar itu langsung kesal dan berjalan meninggalkan ketiga bocah itu sambil berkata, "Kalau kalian tidak ingin aku tinggal maka cepatlah."
Setibanya di Restoran Keluarga Salvatore, mereka disambut oleh seorang prajurit NDC yang mengarahkan pistol kepada mereka diikuti kedua prajurit NDC lainnya serta diikuti oleh tiga prajurit Neura dan empat prajurit AFRE yang mengarahkan pistol mereka ke arah prajurit NDC tersebut. Menyadari siapa yang memulai hal itu, emosi Christopher terpancing dan langsung mengarahkan pistol nya ke arah prajurit NDC yang memulai hal itu.
"GERALD!! KAU BERANI MENGARAHKAN PISTOL ITU KEPADAKU DAN SAHABAT-SAHABAT KU?!* teriak Christopher dengan amarah yang sudah tidak bisa ia tahan. "Pak, mereka adalah anggota AFRE dan Neura. Bagaimana bisa kau berteman dengan mereka?" jawab prajurit bernama Gerald yang juga memberikan pertanyaan balik kepada Christopher.
Dengan amarah yang masih membara, Christopher menjawab, "Aku tidak mungkin bergaul dengan para pemberontak kecuali mereka adalah sahabat masa kecil ku. Mereka sudah bersahabat dengan ku selama lebih dari 8 tahun! Aku ke restoran ini untuk merayakan reuni setelah hampir 4 tahun berpisah. Kau pikir siapa dirimu berani mengambil tindakan yang dapat membahayakan warga sipil?! Restoran ini memiliki banyak pelanggan yang merupakan warga sipil. Kau pikir hukuman apa yang harus aku tanggung lagi jika terjadi baku tembak dan ada warga sipil yang tewas? Kita sudah diperintahkan untuk menjaga keamanan warga sipil, tapi kau mengancam keamanan mereka. Aku memerintahkan mu untuk berjaga disini jika saja ada hal yang tidak diinginkan terjadi, tetapi ternyata kau yang memulai hal tersebut. Umur mu itu 34 tahun, kenapa kau tidak bisa berpikir dengan pikiran seumur itu? Kenapa kau menggunakan pikiran seorang anak 15 tahun yang tidak dapat memahami situasi? Jujur saja Gerald, aku kecewa dengan mu. Ini sudah ketiga kalinya kau melakukan kesalahan fatal yang dapat membahayakan posisi ku sebagai ketua regu dan memperburuk nama regu. Sesuai ketentuan NDC No. 78 tentang keamanan warga sipil, kau telah melanggar tiga poin, yaitu membahayakan keselamatan warga, mengancam keamanan sebuah distrik, dan menandai warga sipil sebagai musuh. Dan juga dalam Peraturan NDC No. 43 tentang pengkhianatan, kau telah melanggar peraturan paling berbahaya yang mana kau mengarahkan senjata kepada pemimpin regu tanpa alasan yang jelas dan memanipulasi prajurit lain dalam melakukan hal tersebut, dalam hal ini prajurit yang melanggar hal tersebut telah dipecat secara tidak hormat dan aku berhak melakukan eksekusi ditempat kepada mu. Pilih lah Gerald, kau mau meninggalkan barang-barang militer mu dan pergi dari sini atau eksekusi yang akan aku lakukan sendiri?" jawab Christopher panjang lebar karena emosinya yang sudah meluap.
Melihat hal tersebut, para prajurit NDC menyarungkan kembali pistol mereka dan diikuti oleh para prajurit AFRE dan Neura juga menyarungkan senjata mereka setelah melihat gerakan tangan Evan dan Friedrich yang memerintahkan untuk menurunkan senjata dan menyarungkannya kembali. Gerald yang tidak memiliki pilihan lain akhirnya meninggalkan semua barang dan senjata nya termasuk lambang kehormatan Regu Tempur 18.
Sebelum ia keluar dari restoran tersebut, Christopher menahannya dan memberikannya 1 koin platinum yang setara dengan 500 Mandala* sambil mengatakan, "Aku tidak akan membiarkan mantan prajurit ku hidup sembarangan, gunakan uang ini untuk kembali ke kota kelahiran mu, hiduplah dengan tenang sekarang." Mendengar hal itu, Gerald tak sanggup lagi menahan tangis nya dan segera pergi dari tempat itu.
(1 Mandala kira-kira sama dengan IDR 1700)
"Hah, pertama kalinya aku memecat prajurit ku secara langsung. Maaf atas gangguannya, mari kita rayakan reuni kita hari ini." Ajak Christopher. Tentu saja dengan kebiasaannya dari kecil, Evan langsung menuju seorang pria berumur kisaran 45-50 tahun. Pria itu bernama Alfredo Salvatore. Ia merupakan generasi ke-4 yang mengurus restoran tersebut. "Wah, sepertinya restoran mu semakin ramai dan semakin mewah paman. Apa menu spesial hari ini?" tanya Evan yang penasaran. Alfredo yang sudah cukup tua bingung dengan siapa anak yang memanggil ia paman, tetapi melihat kelakuan Evan, akhirnya Alfredo menyadari bahwa itu adalah Evan sendiri. "Evan, lama tidak berjumpa. Apa kabar mu nak? Dimana yang lainnya?" tanya Alfredo.
"Kami disini paman, lama tidak berjumpa." Sapa Friedrich yang juga disambut senyum hangat dari Alfredo. Sambil bercanda Alfredo memeluk Friedrich dan berkata, "Lama tidak bertemu juga, pemborong es krim." Mendengar perkataan Alfredo, Evan, Christopher, dan Maya tertawa sedangkan Friedrich tidak dapat menutupi rasa malu nya dan memilih menjawab "Tentu, penghabis es krim mu kembali paman." Ujar Friedrich sambil menahan malu.
Hari itu berjalan dengan baik dan gembira. Mereka tidak akan pernah melupakan reuni mereka setelah 4 tahun berpisah. Bersamaan dengan ulang tahun Maya di tanggal 25 April, mereka pun merayakan nya pada tengah malam yang mana para prajurit ikut ambil bagian dalam perayaan ulang tahun Maya. Pada akhirnya perayaan selesai semua prajurit diperintahkan untuk kembali ke pos pertahanan masing-masing faksi.
Maya yang meminum alkohol berlebihan akhirnya mabuk dan harus diantar pulang oleh ketiga anak itu. "Ingat ya.... Kalian itu keluarga ku.... Jika kalian bertugas *hic* jangan sampai kalian terluka parah *hic* karena aku *hic* sudah melihat sendiri *hic* medan perang itu." Nasihat Maya yang mabuk di gendongan Christopher. Setelah memberikan nasihat itu, Maya langsung tertidur pulas di gendongan Christopher. "Hey, aku harus bagaimana ini? Orang akan menganggap ku aneh nanti jika membawa Maya dalam keadaan seperti ini ke toko nya." Tanya Christopher yang kebingungan dengan apa yang harus dilakukan. "Sepertinya dia harus menginap di rumah mu dulu, Chris. Penginapan yang kupakai sekarang juga penuh dengan prajuritku, begitu juga dengan Evan." Saran Friedrich dan diangguki oleh Evan.
Mendengar saran tersebut, akhirnya Christopher memilih mengikuti saran Friedrich. Sesampainya di rumah ia segera mungkin mengirim pesan kepada pemimpin batalyon, Mayor Harry, bahwa ia tidak bisa kembali ke pos dengan alasan menjaga anggota keluarga yang sedang sakit. Setelah mengirim pesan itu, Mayor Harry pun memberikan izin kepada Christopher atas hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sembilan Devaloka : Melampaui Gerbang Surgawi
FantasyKetika tiga sahabat yang menjadi prajurit secara tak terduga berpindah ke dunia lain, mereka menemukan diri mereka berada di negeri sihir dan mitos, penuh dengan makhluk-makhluk menakjubkan dan kerajaan di luar mimpi terliar mereka. Dengan penuh luk...