chapter 1: gapapa?

31 6 5
                                    


Halo,,,,

Assalamualaikum readers...

Meet again kita😁

Selamat menunaikan ibadah puasa, ya...

Siapa yang ga puasa hari ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya readers...
Like, komen (di tiap paragraf) kalo ngga bisa ga masalah juga, dibawa rilex aja.

Oke, langsung aja....

Happy reading

Tak ada hari bagi gabriel jika tak berkelahi.

Ada saja argumen yang mengacu emosinya untuk sekadar mengadu jotos dengan lawan tarungnya.

Kebiasaan itu pula tak luput dari pantauan guru-guru yang sudah ketar-ketir melihat kejadian itu. Eh--- dikecualikan untuk guru bergender cowok, ya.
Lebih tepatnya sih para staf guru perempuan yang ikut menjerit histeris sama halnya dengan murid-murid yang ikut menyaksikan adegan itu.

"Kemaren udah kalah, masih berani ngelunjak lo, anj*ng!"desis cowok berkulit sawo matang dengan nametag febri yang menjadi lawan gabriel untuk hari ini.

Nafasnya berhembus tak beraturan demikian juga dengan seragam putihnya yang juga sudah terdiskualifikasi dari kata kerapian, rambut dengan poni yang mulai memanjang itu ia sugar agar tak menutupi wajah lebamnya.

Begitulah sosok gabriel yang mampu membuat kaum hawa meleleh melihatnya.

Rahang yang tegas itu akhirnya kembali mengeras ketika tanpa aba-aba febri meninju keras bagian perutnya dengan beberapa kali tinjuan.

Gabriel juga harus mengakui, tonjokan febri benar-benar tak main-main untuk lawan tarung nya kali ini.

Kekuatan dari tinjuan itu berhasil membuat tubuh gabriel ambruk dilantai.

Berniat ingin bangkit dan membalas si brengsek yang dengan kurang ajar memukulnya, namun niat itu seketika pupus ketika tiba-tiba sang guru berjamban tebal datang dan menengahi.

Tribun yang tadinya dipadati lautan siswa/i sma rajawali akhirnya berkurang.

Menyisakan dirinya dengan beberapa orang lain disana---yang entah orang lain itu siapa, gabriel tak mengenalnya, sorot tajamnya masih senantiasa terhunus ke punggung febri dengan kaki pincangnya yang terus digerek paksa agar mengikuti langkah lebar pak mus---si guru bagian konseling dengan jamban tebal.

"Gapapa?"

Sial...sial...sial!!

Kata itu lagi...

Bukan muak, bukan jijik, bukan juga kesal, namun malu setengah mampus.

Lagi...dan lagi... tangan mungil itu terulur dihadapan wajahnya, hendak memberi bantuan kepada seorang GABRIEL yang kalah telak hari ini. Lagi...dan lagi dihadapan gadis itu.

Memalukan!!!

Tak persis seperti kejadian waktu itu, gabriel bangkit tanpa minat menyambut uluran tangan mungil gadis yang beberapa hari lalu menginjak halus harga dirinya.

"Gausah sok baik"

Entah apa... blank lah yang menguasai otaknya saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The precious girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang