Ada Kakak tetangga dingin didepan rumahku. Dia seorang pria berusia 25 tahun, berprofesi sebagai pengacara berwajah tampan dan dingin seperti aktor Lee dong-wook di film touch your heart.
Aku yang awalnya kesal ketika pindah rumah, menjadi antusias saat melihat paras tampan Kakak tetangga dingin depan rumahku itu. Walaupun Aku tidak pernah berbicara dengannya, dan juga saling tidak pernah bertukar nama alias kenalan, hal itu tidak membuatku sedih karena hanya dengan melihat wajah tampan itu saja Aku sudah puas.
Meskipun Aku tidak pernah bertukar nama dengan Kakak tetangga dingin depan rumahku, hal itu tidak menjadi hambatan bagiku untuk mengetahui nama Kakak tetangga dingin depan rumahku itu. Nama pengacara berwajah tampan itu ialah Zenan yang ia ketahui dari bibir Ibunya ketika dia menyampaikan gosip yang ia dengar dari tetangga-tetangga dirumah baru mereka. Sementara nama panjangnya Aku sendiri tidak tau, tapi setidaknya Aku mengetahui namanya hingga suatu hari nanti ketika Aku memiliki kesempatan, Aku akan menyapa Kakak tetangga dingin depan rumahku dengan menyebut namanya.
Dan sepertinya Aku mendapati nama Zenan sering kali keluar dari bibir ibu-ibu disekitar sini. Mengapa Aku bisa tahu? Itu karena Ibuku selalu melaporkan data yang ia dapat kepadaku, sehingga Aku mau tidak mau mengetahuinya. Sementara isi gosipnya merupakan hal-hal umum diantara ibu-ibu seperti 'Zenan pria yang tampan', 'Zenan memiliki karir yang bagus', 'Zenan tipikal menantu idaman, kecuali sifatnya yang dingin itu', 'Tapi sebenarnya Zenan anak yang ramah'. Isinya selalu memiliki gelombang yang membuatmu menuju tempat tinggi, kemudian jatuh ketempat rendah, lalu kembali ketempat yang tinggi. Artinya setelah pujian akan ada beberapa perkataan negatif, setelahnya kembali kepositif, lalu turun lagi kenegatif dan seterusnya. Seperti itulah kiranya.
Kemudian hari ini topik tentang Zenan didapur rumahku melebarkan luang lingkupnya hingga menyentuh lingkup kehidupan keluarga Zenan. Topiknya tentang Ayah Zenan yang mati kecelakaan ketika Zenan berusia 12 tahun. Ayah Zenan yang Aku dengar dari mulut Ibuku mengalami kecelakaan lalu lintas dimana dia meninggal karena ditabrak mobil. Ayahnya sempat dilarikan ke rumah sakit, namun naas hidupnya hanya sampai disana sehingga bahkan sebelum mencapai rumah sakit, Ayah Zenan menghembuskan nafas terakhirnya.
Setelah gosip kematian Ayah Zenan, ada lagi gosip tentang semasa hidup Ayah Zenan. Yang mengejutkan Ayah Zenan ketika dia masih hidup merupakan pelaku kekerasan dalam rumah tangga. Ibunya mendengar dari teman-teman gosipnya, pada masa itu dirumah Zenan nyaris setiap hari akan ada keributan bercampur tangisan. Lalu keesokan harinya, ketika mereka melihat Ibu Zenan, wanita itu memiliki mata bengkak dan beberapa lebam diwajahnya. Begitulah yang diceritakan teman gosip Ibuku, pada Ibuku.
Alisku berkerut saat mendengar cerita Ibu. "Mengapa tidak ada yang menolong untuk melapor kepolisi kalau sudah separah itu?" Tanyaku heran. Jelas saja Aku heran, sudah jelas tetangga mereka mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang berat, namun tidak ada satupun dari mereka yang bisa digolongkan sebagai saksi nyata berinisiatif untuk melaporkan kasus tersebut.
Aku melihat Ibuku menghela nafas setelah mendengar pertanyaanku. "Mereka bilang, istrinya Ayah Zenan tidak pernah melaporkan Ayah Zenan kepolisi yang membuat mereka berpikir, Ibunya nak Zenan tidak peduli dengan apa yang dialaminya. Jadi mereka tidak repot-repot untuk melapor pada polisi." Jelas Ibuku, membuatku tidak bisa berkata-kata. "Mereka juga bilang kalau mereka udah repot dengan keributan dirumah nak Zenan yang nyaris setiap hari. Mereka merasa terganggu hingga tidak begitu memandang baik keluarga nak Zenan pada masa itu."
Alisku semakin berkerut ketika mendengar penjelasan Ibuku. "Bukan hanya tidak memandang baik, mereka bahkan tidak peduli dan juga merasa jijik." Sanggahku dengan lugas.
Ibuku yang mendengarnya tidak setuju, "Keluarga nak Zenan bertengkar nyaris setiap hari. Ada tujuh hari dalam seminggu dan selama lima hari Ayah dan Ibu nak Zenan akan bertengkar. Tentu saja hal itu memanggu, jika Ibu tinggal disini pada waktu itu, mungkin Ibu juga tidak akan memandang baik keluarga itu." Jelas Ibuku bertentangan dengan pendapatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Story
General Fiction"Sepertinya takdir mengikat kita berdua. Tidak peduli seberapa jauh Aku pergi, Aku akan tetap bertemu denganmu. Jadi Kakak, karena tuhan ingin kita bersama kenapa Kita tidak bersama saja?" Aku tersenyum menatap Pria yang lebih tua didepanku. Lalu Ak...