"Keluarga yang sempurna di balik layar."~ Tasya ~
Kicauan burung bernyanyi gembira tanpa beban, seolah-olah mereka sedang mengadakan pesta bernyanyi bersama. Angin pagi mulai masuk ke celah-celah dinding kamarku.
Terlihat seorang wanita dengan sengaja membukakan kedua tirai agar sinar matahari menerangi tubuhku.
"Bunda silau," ucapku pelan sambil menutupi wajah dengan tangan kanan.
Bunda perlahan menghampiri ku dan langsung menarik selimut yang sedang membungkus tubuhku. "Bangun sayang, ini sudah siang loh!"
Aku menguap dan merenggangkan kedua tanganku ke atas. "Iya Bunda."
Menjadi alarm keluarga merupakan kebiasaan bundaku setiap pagi hari.
Membangunkan di mulai dari Ayah, Abang, dan yang terakhir diriku sendiri sebagai anak bungsu. Menjadi anak bungsu di keluarga bukanlah hal yang menyenangkan bagiku. Karena keterbatasan waktu bermain.
***
"Pagi Ayah, Abang!"
"Pagi juga sayang. "
"Pagi juga De."
Sarapan pagi dengan keluarga merupakan momen yang sangat berharga dalam kehidupan seorang anak.
Aku menghampiri mereka dan langsung duduk di kursi yang kosong.
"Ayah, nanti siang Tasya izin ke rumah Syifa," ujarku sambil memakan roti yang sudah disiapkan oleh bunda.
"Sayang, cuaca hari ini sedang gak baik, kamu gak lihat apa, awan mulai mendung," jawab ayahku.
"Ayolah Ayah, sebentar kok."
"Sayang, ini demi kesehatanmu," jawab Ayah yang selalu memperhatikan kesehatanku.
"Tapi Ayah ...."
"Jangan membantah De, ini demi kesehatanmu juga," ucap Abang memotong.
Aku tidak bisa berkata lagi, karena aku sudah tahu keputusan Ayah tidak bisa diubah dengan cara apapun.
"Iya sayang, demi kesehatanmu," ucap Bunda sambil menyodorkan gelas yang berisi susu murni.
Aku menerima gelas tersebut dan langsung meminumnya sampai habis.
Bersambung 😕
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAITOR
Teen FictionPenghianat! Kata yang cocok untuk kalian, kenapa baru sekarang ya Tuhan? Kenapa? #nunobenoia #nubeskesatunoia #ayoberanibarengaieunoia