PDKT

8 1 6
                                    

Sarah POV

Sudah minggu kedua aku magang dikampus, pekerjaan juga sudah mulai faham apa yang dikerjakan, walau aku tidak mengertikan design tapi perlahan aku belajar mendesign. Entah sejak kapan aku juga semakin dekat dengan bang ikrar. Setiap pagi kita pasti berbincang sedikit sebelum masuk keruangan. Ada saja yang aku protes dari penampilan dia, dan anehnya dia selalu mengikuti perkataanku diesok harinya. Seperti hari ini, kemarin aku bilang dia untuk mencoba memakai kemeja. Tadi saat datang, bang rian, bang riadi tertawa melihat bang ikrar datang menggunakan kemeja bahkan mereka meledek bang ikrar. Aku senang melihatnya rapi seperti itu. Walau tetap sih celana jeans pensilnya itu mengganggu mataku.

"Rapi banget banget bang. Mau meeting yak? Hehehe. Kan cakep bang pake kemeja rapi." Ujarku memuji penampilannya saat kami berdua berbincang soal pekerjaan

"Iya ya? Besok besok gw pake kemeja lagi deh. Gw rencana mau mulai kuliah lagi tau" ujar bang ikrar kepadaku.

"Ambil s1nya bang? Semangat bang, pasti bisa." Ujarku menyemangatinya.

"Iya. Hehe doain aja. Yaudh ini begitu aja ya. Nanti kalo ada yang bingung kabarin aja sar." Ujarnya. Aku mengangguk sambil bangkit menuju mejaku kembali.

-------------------------

Tanpa terasa sudah jam makan siang, saat aku dan dini akan keluar ruangan, bang ikrar sms aku.

'Sar, jangan turun dulu, tunggu sebentar, diruangan ada duit soalnya.'

Aku segera bilang kedini untuk menemani aku keruangan kembali menunggu bang ikrar datang mengambil uangnya.

"Eh, ada dini juga. Makasih ya sar, din udah nunggu bentar. Yaudh pada makan siang gih." Ujar bang ikrar saat datang. Kami mengangguk dan turun kebawah.

----------------

Hari ini aku tidak ada kuliah malam. Aku sampai dirumah jauh lebih cepat. Malas sebenarnya cuma bagaimana lagi. Saat aku sedang berbaring kamarku dan adikku. Tiba-tiba ada sms dari bang ikrar.

'Sarah lagi ngapain? Ganggu gak?' Tanyanya

'Nggak bang, ada apa? Kerjaan sarah ada yang salah ya' tanyaku kembali

'Nggak ada kok, mau ngobrol aja sama sarah. Ngomong-ngomong hari ini gak ada kuliah ya?'
'Iya bang gak ada. O. Gak papa kok. Kirain kenapa. Hehehe. Mau ngobrol apa bang?'
'Sarah suka warna apa?' Warna? Aneh ini orang obrolannya nanya warna dalam hatiku bertanya apa tujuan dia bertanya.
'Hijau bang, kalo abang?' Tanyaku
'Ungu. Kalo sarah abang suruh suka warna ungu mau gak?' Lah kocak banget ini orang.
'Mau-mau aja kalo emang bagus mah.' Jawabku.
'Yaudh selamat istirahat sarah. Gw mau lanjut ngerjain kerjaan.' Balasnya.

Aku tidak menjawab apapun, dan tanpa terasa akupun tertidur.

-----------------

Minggu ketiga setelah aku magang, mulai memasuki bulan puasa. Mama memaksa aku untuk mengenakan hijab selama bulan puasa  ini entah apa alasannya dan akupun mengenakannya. Hari pertama aku berhijab, semua pada bingung dan bertanya kepadaku alasannya kecuali bang ikrar. Entah mengapa, dia yang biasanya akrab dengan ku malah mendiamkan aku. Bahkan biasanya tiap malam kita saling berbalas pesan dengan perbincangan yang beragam, ini tidak ada ucapan apapun. Kesal tapi bagaimana, kami hanya rekan kerja.

Seperti hari ini, kami yang biasanya berdiskusi dengan santai, bang ikrar malah menjadi kaku. Apa aku salah berhijab? Entahlah.

Saat aku sedang melamun dikamarku, tiba-tiba ada telp dari bang ikrar. Ada apa ya?

'Iya halo bang, ada apa ya?' Tanyaku.
'Gak ada, cuma mau ngobrol aja boleh kan?' Ujarnya
'Boleh kok' ujarku.

Akhirnya kami bercerita banyak hal, mulai dari kenapa aku tidak suka design, sampai cowo yang aku suka. Tak terasa jam sudah menunjukkan jam 12 malam

'Bang, sarah sudah ngantuk, besok lagi ngobrolnya ya. Besok kan kerja bang.' Ujarku menyudahi pembicaraan ini.
'Iya sarah, yaudah selamat istirahat lo. Sampai ketemu besok' ujarnya mengakhiri telpon kami.

Aku tersenyum sendiri mengingat obrolan kami yang agak lucu. Biasa kami hanya bicara pekerjaan ini kami membicarakan masalah pribadi kami. Akupun mengantuk dan terlelap.

---------------

Sudah ada 3 malam ini aku selalu berbicara dengan bang ikrar melalui telp. Kadang sampai waktu sahur, kadang sampai jam 1 malam. Tapi hari ini aku berbicara dengannya cukup lama dan cukup mendalam.

'Sarah kalo bang ike suka sama sarah, sarah gimana?' Tanyanya
'Ya gak gimana-gimana. Kan cuma  ngobrol. Hehehe.' Ujarku
'Maksudnya mau gak sarah pacaran sama bang ike?' Ujarnya membuatku bingung.
'Yah beraninya ditelp ngomongnya. Ngomong langsung dong.' Ujarku mengelak
'Besok abang ngomong langsung dikampus deh. Mau apa nggak? Jawab dong.' Pintanya
'Iya mau, tapi kalo abang udah ngomong langsung sama sarahnya. Hehehe.' Ujarku singkat.
'Iya siapa takut' ujarnya
'Yaudh bang, sarah siap-siap buat bikin saur dulu. Besok kayaknya sarah gak masuk, badan sarah sakit semua. Hehehe.' Ujarku ledeknya
'Jangan gitu dong, nanti gimana nembaknya kalo sarah gak masuk' ujarnya kembali
'Yaudah, assalamualaikum' ujarku mematikan telp.

Mama bapak sudah tahu soal bang ikrar, mereka menanyakan perbedaan umur kami. Aku sudah menyakan ke bang ikrar, bahwa memang kami berbeda 9 tahun. Ternyata tujuan mama bukan hanya sebatas bertanya. Tapi mama menanyakan untuk bertanya kepada orang cina yang bisa membaca perhitungan fengshui cina.

Aku belum tau apa hasil dari peritungan itu. Tapi yang pasti aku senang dekat dengan bang ikrar. Dia baik dan manis saat didekat aku.

Setelah sahur, aku kembali tidur. Seperti ucapan ku kepada bang ikrar, aku tidak masuk hari ini. Karna aku begitu lelah, ingin istirahat total. Besok aku akan merasa lebih fresh untuk bekerja.

----------------------

Siang hari mama aku bicara denganku, menurut perhitungan fengshui cina, bahwa aku dan bang ikrar tidak cocok, dalam artian kata perjodohan kami buruk jika bersama. Jika dipaksakan bintangku dalam karir akan turun dan bintang dia akan tambah naik. Mamaku yang memiliki ego bahwa aku harus bisa menjadi wanita karir segera meminta aku tidak melanjutkan hubunganku dengan bang ikrar.

Aku diam seribu bahasa mencerna ucapan mamaku. Aku sudah mengiyakan untuk menjadi pacarnya bang ikrar. Namun mama menyuruhku untuk menolaknya. Kenapa ini tidak adil, sungguh aku sangat membenci orangtuaku saat ini. Aku mulai melupakan rasa kecewaku terhadap agung - teman 1 kelasku dikampus - yang membanding-bandingkan aku dengan perempuan lain. Sungguh saat ini aku muak terhadap kedua orangtuaku. Persetan dengan perhitungan fengshui cina, persetan dengan keberuntunganku, keberuntungannya. Kenapa mereka tidak biarkan aku merasakan senangnya mempunyai pacar, rasanya disayangi. Aku membenci orangtuaku.

Seharian ini aku hanya berusaha menahan airmata yang aku tumpahkan saat semua tertidur, rasanya aku ingin memaki mereka semua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IKRAR untuk SARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang