Sabtu itu, rintik hujan mulai pecah menjadi gerimis begitu ia tiba di parkiran sebuah gedung. Tangannya bergerak menekan tombol off dan menarik kunci mobil dari lubangnya. Mobil itu sudah mati total, dan sesaat semua menjadi hening, hanya suara hujan yang mengisi sekitar.
Matanya menatap pintu masuk gedung yang terbuat dari kaca. Terlihat beberapa orang sedang berdiri disana, dan saat itu dadanya kembali sesak. Badannya mundur untuk bersandar di bangku kemudi, memejamkan matanya, menarik nafas dalam-dalam. Sampai detik ini, ia masih berharap begitu membuka matanya semua bisa kembali normal, sayangnya suara hujan itu tanpa sadar terus mengingatkannya kalo ia tidak bermimpi.
Sentuhan hangat mengenggam erat jemari tangannya dan saat itu pula sebutir air mata jatuh bergulir di pipinya, yang perlahan berubah menjadi isak tangis.
Tubuhnya ditarik ke dalam pelukkan, keduanya sama-sama hancur. Tak ada kata apapun yang bisa terlontar, tangisannya menyatu beriringan dengan hujan yang turun.
Beberapa menit setelah itu, mereka berdua lalu turun, saling menggapai tangan masing-masing melangkah menuju gedung. Disaat bersamaan, suara yang sangat mereka kenal menyapa dari balik bahu.
Mereka menengok ke belakang, diam mematung. Tak ada yang mengucapkan apapun beberapa saat. Mereka hanya bergantian bertatapan, seperti tak ada yang percaya dengan kenyataan yang sedang mereka hadapi.
Tepukan bahu salah satu dari mereka menyadarkan yang lain, mereka tersenyum satu sama lain dan beriringan masuk ke dalam gedung. Ruangan itu sangat luas, tapi hanya beberapa kursi yang tersedia di beberapa sudut ruangan.
Sekujur tubuh mereka menjadi kaku, dengan langkah berat mereka menghampiri. Saat semakin dekat, rasanya mereka ingin berlari keluar dan membuang memori yang ada di hadapan mereka.
Namun, tak lama wajah itu semakin terlihat jelas menyapa di balik sana dengan senyuman seolah berkata,
Akhirnya kita kumpul lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Last Saturday
General FictionBerawal dari Damai dan Nala yang memutuskan bekerja di perusahaan yang tidak disangka-sangka tak ada bedanya dengan jajahan romusha, membawa mereka bertemu dengan 2 pria aneh bernama Sangkara dan Awan. Keempatnya mengalami penderitaan yang sama set...