Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
서울, Seoul
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bekerja di sebuah perusahaan ternama yang memiliki gedung menjulang tinggi sampai keawan dengan pemandangan dari puncak memanglah impian semua orang, apalagi jika dirimu masih muda dan bisa mendapatkan gaji dengan lebih dari dua digit membuat para anak tetangga pasti iri melihatmu, begitulah yang sedang (name) alami.
Ia merupakan salah satu pegawai termuda dari perusahaan PTJ Entertainment, tapi namanya juga bekerja tidak ada yang mudah dan gampang kan. Itu membuat (name) kadang penat dan cape sendiri, bahkan tak jarang sang boss sialannya itu meminta nya untuk lembur, seperti yang sedang ia alami saat ini.
"Kau tidak pulang (name)?" Tanya seorang pria yang merupakan satu rekan kerja (name), ia sedang bersiap-siap untuk pulang. Sekarang jam menunjukkan pukul tujuh malam.
Terdengar (name) yang menghela nafas kasar, matanya masih fokus menatap laptop dan tangannya lincah mengetik keyboardnya.
"Boss sialan itu meminta laporan selesai malam ini juga, terpaksa deh aku harus lembur" titah (name) yang menolehkan kepalanya menatap sang pria yang bertanya.
"Lembur lagi? Boss memang tidak berkeperimanusiaan ya" sahut rekan kerja (name) itu sembari terkekeh pelan.
"Ya mau gimana lagi, aku berharap ada uang lembur aja si" (name) tertawa renyah, berandai-andai sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
"Kau jangan pulang terlalu larut, kalau begitu aku pulang dulu ya" ucap pria itu yang masih menatap (name) menunggu balasan.
"Eh hujan-hujan begini kau mau pulang?"
"Ya, aku bawa payung"
"Oke hati-hati dijalan" (name) kembali menatap layar laptopnya.
Pria itu tersenyum kearah (name) dan mengelus surai (name) sekilas kemudian berjalan meninggalkan (name) sendirian didalam kantor.
Tak terasa sudah dua jam tak henti ia mengerjakan laporan ini, tapi tidak kunjung selesai.
"Ah aku muak" teriak (name) kesal, ia menegakkan dirinya dan merenggangkan tulang-tulangnya yang terasa sangat kaku itu, ia juga melepas kacamatanya dan mengusap matanya yang sudah lelah menatap sinar lcd itu.
