-1-

13 2 0
                                    

Seorang gadis tengah berlarian kecil dirumahnya, dan memakai sepatunya tak lupa pamit pada seorang laki laki paruh baya. "Ayah kakak brangkat dulu ya."pamit gadis itu.

"ya hati hati."balas laki laki paruh baya itu, yang merupakan ayahnya.

Gadis itu menaiki motor vario hitamnya tak lupa menggunakan helm merahnya yang begitu cetar.

Yaa itu adalah aku, Keyla Afsheena Raespati.

Aku kalo disekolah kerap di panggil Sheena tapi kalo aku dirumah aku dipanggil Kella. Dan hari ini adalah hari ujian pertama ku.

Tak butuh waktu lama Keyla sampai di sekolahnya, berjalan santai di tengah sepinya koridor kelas. Biasanya gadis itu berangkat siang namun mengingat hari ini adalah ujian pertamanya gadis itu sebisa mungkin berangkat pagi untuk mencari ruang ujian dan meja yang sudah di siapkan sekolah untuknya.

"Shenaaa."teriak teman gadis itu. Gadis dengan umur tak jauh dari Sheenaa itu bernama Rahelda Karlesha.

"apa oyy."

"tadi aku berangkat bareng tau sama Kelvinn."seru Rahelda.

Sheena membelalak, sungguh ia kaget. "HAH DEMI APAAA!"

Rahelda menyunggingkan senyumannya. "iya, brangkat barengnya tuh dari depan gerbang."

Mendengar penuturan dari rahelda Keyla terdiam senjenak, mencerna apa yang di ucapkan gadis itu.

"maksud gue, gue tuh papasan sama dia di depan gerbang bego!"

Keyla membuka mulutnya membentuk huruf O. Ia paham saat ini. "ehh aku duduk dimana coyy!" ucap salah satu gadis yang mulai menghampiri mereka.

"MANDIRII, CARI SENDIRILAH."gertak Rahelda, temanku satu ini memang sedikit judes pas sekali dengan mukanya.

"ihhh jahat emenn."ucap yang baru datang itu, dia adalah kallana Ayudipta Audiora teman Keyla.

"hobi kok ngedrama."cetus seseorang disebelah Lana, jika di liat liat gadis ini juga teman dari Keyla.

"berisik lah Febby Afura Trislyan."ucap Lana ngeledek.

Tak lama guru masuk membawa sebuah amplop berwana coklat besar, di dalam amplop besar itu berisi kertas ujian. Semua siswa berbondong bondong menaruh ponsel mereka di meja guru dan duduk di meja yang sudah di sediakan.

Guru itu pun membagi kan kertas ujiannya setelah murid-murid mulai duduk rapi di meja.

Setelah kertas ujian di bagi guru itu juga membagi kertas absen yang harus di tanda tangani oleh murid sebagai daftar hadir.

'Aku mulai mendengar keributan di area belakang bagian kanan, apa yang mereka ributkan?'-batinku.

Tak lama seorang laki laki berdiri berjalan maju kedepan lalu menaruh kertas absen itu di meja guru. 'Oh mungkin dia debat sama temennya karena mau ngumpulin daftar hadir toh'-batinku lagi.

"lucu juga."lirihku.

Tanpa terasa ini ujian terakhir di hari ini, maksudnya 2 ujian di hari ini telah usai. Setelah menyelesaikan ujiannya Sheena maju menaruh kertas ujian dan mengambil ponsel di meja guru.

Tanpa sengaja Sheena menabrak bahu seseorang, dengan reflek Sheena menoleh.

"eh maaf ga senga-ja."ucap Shena terputus disaat melihat lelaki di depannya.

ternyata lelaki didepannya itu sama sama mengucap 'EH' dan selepas itu menganggukkan kepalanya.

Sheena berlari kecil menuju pintu dan menghampiri teman temannya. Jantungnya berdebar, dan merasakan bahwa hawa saat ini berubah menjadi panas.

Karena kepanasan Sheena tau betul bahwa kerudung tidak rapi, dengan percaya diri dia mengaca di pintu yang terbuat dri aluminium itu.

Dari seberang ada seseorang yang juga ikut berkaca, jantung Sheena seakan terhenti.

"jangan jangan dia."

Seseorang di depan pintu itu menyugarkan rambutnya kebelakang dan merapikan rambutnya. 

"bjir bjir bjirr"lirih Sheena kagum.

dengan santai orang itu keluar dari kelas, reflek Sheena membalikan badannya menutupi mukanya.

"maluu betttt anjerrr."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

sebatas temanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang