Prolog

2 1 0
                                    

Kamis, 30 Maret 2023

"Katanya saat dikandungan kita diperlihatkan perjalanan kita selama di dunia? Jika akhirnya tau seperti ini, mungkin aku sudah menolak untuk dilahirkan." Sheila Azzahra.

PLANG!!!

Suara piring pecah terdengar dari arah dapur. Sheila yang kini sedang berada di kamarnya hanya bisa diam sambil memegang kedua lututnya. Ia merasa takut jika mendengar pertengkaran seperti itu, apalagi sampai terdengar piring pecah atau melempar barang.

Sheila menggunakan Earphone yang dibelikan oleh ayahnya satu tahun yang lalu. Ia mendengarkan alunan musik agar hatinya tenang.

"KAMU TIDAK PERCAYA? ITU BUKAN SAYA!."

"JIKA BUKAN KENAPA MEREKA TUDUH MAS!!"

"SEKARANG GINI KAMU PERCAYA MAS ATAU TIDAK!"

Walaupun sudah menggunakan Earphone tetap saja terdengar suara pertengkaran kedua orang tua Sheila. Sheila yang sudah tidak tahan kini mulai keluar kamar dan pergi dari rumah, guna untuk menenangkan hatinya yang melihat kedua orang tuanya selalu bertengkar.

"Sheila mau kemana?" Tanya sang ibu saat melihat Sheila keluar dari kamar.

"Sheila mau pergi keluar" jawab Sheila yang mengambil sepatu dari rak sepatunya.

"Mau kemana?" Kini ayahnya yang bertanya.

"Sheila capek denger kalian berantem terus. Sheila juga butuh ketenangan di rumah ini Bu, ayah" jawab Sheila yang kini sudah selesai memakai sepatunya.

Kini kedua orang tuanya terdiam mendengar penjelasan dari sang anak. Setelah itu Sheila keluar dari rumah dan menuju sebuah taman.

DUNIA KITA

Di taman seorang wanita kini sedang memandang danau yang terlihat damai. Banyak sekali orang di taman itu. Ada yang sedang lari, bermain sama teman - temanya, ada yang pacaran, dan ada yang sedang piknik juga.

Wanita itu melihat seseorang sedang duduk di bangku sebelahnya. Wanita melihat bahwa perempuan itu sepertinya sedang bersedih.

"Disebelah Lo kosongkan?" Tanya wanita itu kepada perempuan yang sedang duduk.

"Kosong kok" jawabnya pelan. Wanita itu segera duduk dan memandang danau juga.

"Oh, iya gue Fiona biasa di panggil Ona" ujar Ona yang memulai percakapan antara mereka.

"Aku Sheila" jawab Sheila sambil membalas jabatan tangan Ona.

"Biasanya di panggil apa?" Tanya Ona kepada Sheila.

"Bebas" jawabnya lembut.

"Ya, udah gue panggil Shei ajah yah?" Tanya Ona kepada Sheila untuk memastikan apakah ia setuju dengan nama panggilan yang dibuat oleh Fiona. Sheila hanya mengangguk sebagai jawabannya.

Kini keheningan kembali lagi diantara mereka. Mereka sama - sama memandang ke arah Danau yang terlihat damai sekali. Walaupun ada beberapa orang yang sedang mengayuh perahu bebek itu.

"Lo suka ice cream gak?" Tanya Ona.

"Suka." Terlihat jawaban Sheila sangat pendek. Ona yakin jika Sheila sudah berpikir bahwa Ona ini terlihat mau sok akrab banget.

"Oh, iya Lo risih yah ada gue?" Tanya Ona. Seketika Sheila tercengang saat mendengar ucapan Fiona.

"E-engga kok. Aku cuman gak nyangka ada yang mau berbicara sama aku" jawab Sheila sambil menundukkan kepalanya.

"Ya, udah kalau gitu kita jadi sahabat ajah. Gimana?" Tanya Fiona sambil memberikan jabatan tangannya.

"Bo-boleh." Sheila pun membalas jabatan tangan Fiona. Karena mereka sudah menjadi sahabat kini mereka segera membeli ice cream bersama.

"Orang yang terlihat penyendiri biasanya itu adalah orang yang kuat. Karena dengan itu mereka bisa membereskan semua masalah tanpa bantuan orang lain." Fiona Dwi Navelia.

Bersambung.......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang