Cahaya lampu yang menerangi kamar berhasil tertangkap oleh netra (name). Perlahan ia mulai sadar dan tersadar dari bunga tidurnya. Rasa pusing mulai menjalar ke seluruh kepalanya. Ia berusaha mengingat kejadian yang membuatnya bisa terbaring disini.
(Name) bisa masakan 2 tubuh yang mengapit dirinya dengan lengan kekar yang memeluk pinggangnya dan tangannya. Mereka berdua begitu erat memeluknya. Ah, Reo dan Nagi. Kedua orang yang menjadi partner bercintanya.
Terbesit dalam pikirannya kegiatan panas tadi malam bersama dengan 2 laki-laki tampan. Mengingatnya saja sudah membuat pipinya memerah. Rasa nyaman berada di dekapan kedua lelaki ini membuatnya enggan untuk pergi.
Namun (name) tidak bisa berdiam diri. Ia harus segera mempersiapkan dirinya dan pergi dari tempat ini sebelum Reo dan Nagi terbangun. Ini adalah hal yang selalu dilakukan (name) setelah bercinta dengan laki-laki di club, bangun lebih awal dan pergi dengan setenang mungkin supaya tidak membangunkan mereka.
(Name) mulai menyingkirkan tangan Nagi yang memeluk erat pinggangnya dan menarik tangannya dari pelukan Reo. Berat, tangan kekar mereka berdua membuatnya menjadi tantangan tersendiri. Namun setelah berusaha akhirnya lepas juga.
(Name) segera turun dari kasur dan pergi ke kamar mandi. Bagian bawahnya yang sangat perih membuatnya sedikit kesulitan untuk berjalan. Ia melihat dirinya yang sudah memakai baju tidur dan merasakan dirinya bersih. Biasanya ia merasakan badannya yang lengket, namun sepertinya Reo dan Nagi sudah membersihkannya.
Leher (name) yang penuh dengan bercak merah keunguan, entah Reo yang buat atau Nagi. Rasanya sedikit perih saat (name) menyentuh bekas kepemilikannya. (Name) yakin butuh waktu yang lama untuk bekasnya benar-benar hilang.
Karena merasa (name) sudah bersih, ia tidak mandi dan lekas mengambil barangnya. Ia mulai membuka pintu dengan pelan dan berjalan keluar. (Name) tidak malu saat lehernya terlihat jelas oleh karyawan club nya karena itu adalah pemandangan yang biasa bagi mereka. Lagian juga hanya sedikti orang yang berlalu lalang karena masih pagi buta.
(Name) segera memesan taksi dan mulai bergegas ke lobby. Ia langsung masuk ke dalam mobil dan pulang ke rumahnya. Sesampainya di sana (name) langsung membayar supirnya dan turun.
"Hahhhh, kembali lagi ke sini." Sejujurnya, (name) tidak suka balik ke rumahnya. Tak ada kehangatan yang menyambut nya. (Name) hanya tinggal sendiri di rumahnya yang bisa dibilang tak begitu besar.
Bukan rumahnya, lebih tepatnya rumah peninggalan ibu tirinya. (Name) hanyalah anak yang dititipkan di panti asuhan sejak ia masih bayi. Hingga saat umur 5 tahun ada seorang wanita yang mengadopsinya. Katanya wanita itu ingin memiliki anak, namun belum kesampaian juga.
(Name) hidup bersama dengan ibu tirinya dengan bahagia walaupun tidak tahu siapa orang tua aslinya. (Name) dibesarkan dengan kasih sayang, hingga ia tak bisa merasakannya lagi pada umurnya yang ke 16 tahun.
Ibu tirinya meninggal yang membuat (name) frustasi. Ia harus mencari uang sendiri, hidup sendiri, membuat makanannya sendiri, semuanya sendiri. Tak ada lagi yang mencurahkan kasih sayang kepada dirinya.
Ia tetap bersekolah dan bekerja di toko bunga kecil milik seorang nenek-nenek. Gajinya tak terlalu besar, membuatnya bingung untuk mencari uang lagi. (Name) merasa uang hasil kerjanya masih belum cukup untuk biaya sehari-harinya.
Hingga saat ia lulus, ia mulai mendaftarkan dirinya untuk bekerja di club pada malam hari. Ya, itu adalah club yang mempertemukan dirinya dengan Reo dan Nagi.
(Name) awalnya hanya bekerja sebagai pengantar minuman disana. Namun, salah satu teman kerja (name) melihat potensinya yang memiliki wajah yang cantik, memberinya saran untuk menjadi pemuas nafsu laki-laki hidung belang di club tempatnya bekerja.
Sempat (name) menolaktawarab tersebut, tapi setelah tahu bahwa uang yang dihasilkan bisa 5x lipat dari pekerjaannya sebagai pelayan, akhirnya ia memutuskan untuk terjun ke dunia gelap tersebut.
Balik lagi ke realita, sekarang (name) sudah berada didalam rumah dan langsung meminum pil peencegah kehamilan. Pil ini selalu (name) minum habis bercinta karena takut ia akan hamil. (Name) masih sedikit waras untuk tidak memiliki anak.
(Name) mulai membersihkan dirinya dan bersiap untuk bekerja sebagai penjual bunga kala mentari mulai menampakkan dirinya. Tidak lupa ia menutupi tanda kepemilikan yang dIbuat Reo dan Nagi semalam dengan make up. Kan tidak mungkin (name) bekerja dengan bercak merah di lehernya.
Sebenarnya, (name) bisa saja tidak lagi bekerja sebagai penjual bunga dan fokus bekerja di club karena gajinya yang sudah cukup untuk kehidupan sehari-harinya. Namun (name) ingin membantu nenek pemilik toko bunga tempat ia bekerja. Lagipula (name) juga nyaman dengan pekerjaannya. (Name) pun sudah siap dan bergegas untuk pergi ke toko bunga.
-----
Nagi terbangun dari tidurnya, merasakan kekosongan di kasur yang tadi malam ia tiduri. Ia masih ingat kegiatannya semalam bersama (name) yang tak bisa ia lupakan. Sungguh pengalaman baru baginya yang diam-diam menjadi candu baginya.
Nagi mulai mencari (name) yang tidak ada pada pandangannya. Kehampaan mulai terasa saat tak bisa lagi memeluk (name) dalam dekapannya saat tidur. Nagi mulai bangkit dan menghampiri Reo yang sedang duduk di sofa sambil memainkan HP nya.
"Nee Reo, apa kau melihat (name)?" Nagi langsung bertanya dengan muka bantalnya sambil mengusap matanya. Reo yang melihat nya hanya terkekeh. Sepertinya teman manjanya ini mulai tertarik dengan wanita.
"Aku nggak liat (name) dikamar pas bangun. Sepertinya sebelum kita bangun, dia langsung pergi meninggalkan kita. Lagipula tumben kamu bertanya soal kayak gini. Kamu tertarik dengan (name)." Setelah menjelaskan, Reo langsung bertanya kepada Nagi yang membuat Nagi kelabakan. Nagi kebingungan sendiri dengan perasaannya.
"Aku- aku tidak tau dengan perasaanku. Padahal baru kali ini aku bertemu dengan (name), tapi entah kenapa aku tak mau melepaskannya." Nagi mengatakannya sambil memejamkan matanya. Dirinya terus mengingatnya, teriakan dan desahan (name) yang merdu sambil memanggil namanya membuat Nagi merasa gila.
Reo hanya menatap Nagi, akhirnya ada wanita yang berhasil membuat sang maniak game ini jatuh cinta. Tak hanya Nagi, Reo pun diam-diam menyimpan rasa suka pada (name) pada saat pandangan pertamanya bertemu di club. Bayangan (name) yang tunduk lemas dibawah kukungannya sambil meneriaki namanya, dan mengingat rasa manis bibirnya membuat Reo bisa merasakan apa yang Nagi rasakan.
"Aku ingin memilikinya Reo. Aku ingin membuat (name) sepenuhnya menjadi milikku dan membuatnya selalu ada di sisiku." Nagi mengatakannya dengan percaya diri dan penuh tekad. "Jangan rakus gitu dong, aku juga ingin memilikinya. Sama seperti kau, sepertinya aku juga sudah jatuh cinta padanya." Penjelasan Reo membuat Nagi terdiam. Mereka berdua tidak mengatakan sepatah katapun dan larut pada pikirannya masing-masing.
"Jadi, kau mau gimana?" Reo bertanya kepada Nagi, ia ingin melihat apa yang akan Nagi lakukan. "Aku akan mencarinya sampai keujung dunia dan membuatnya menjadi milikku. Ah, maksudku milik kita." Perkataan Nagi membuat Reo tersenyum miring dan terkekeh. Mulai sekarang hidupnya akan menjadi menarik karena kedatangan (name).
'Tunggu saja (name), kami akan menemukanmu dan tidak akan melepaskanmu.'
-----
TBC
TAKUT CERITANYA KRINJ/ANEH😭😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Club [Mikage Reo X Reader X Nagi Seishiro]
Random(Name), gadis yang berhasil menarik perhatian Reo dan Nagi di sebuah club. Perempuan yang rela menjual dirinya demi uang malah terjerat dalam hubungan yang membuatnya tidak bisa kabur dari sisi Reo maupun Nagi. ----- Warning!!! • 18+ • OOC • Typo •...