(1)

293 34 6
                                    

- sarapan cil


Pagi yang normal di Panti Asuhan Kunci Biru. Seorang gadis berusia sekitar 20 tahunan sedang bersiap-siap membangunkan anak asuhannya.


Gadis itu bernama (Name). Dirinya saat ini tengah memasak sarapan ditemani oleh bocah kecil bersurai hijau tua yang sedang menata alat makan dimeja.


"Rin, sudah selesai?" Tanya (Name) yang masih memotong sayur.


 
"Umm, sudah sensei" jawab Rin menganggukkan kepalanya.


Diam-diam ada sepasang mata mengintip kegiatan mereka berdua.
Mengendap-endap dirinya dari belakang (Name) yang masih sibuk memotong sayur.


"Boo!" Kejut seorang bocah.




"Aduh.." (Name) kaget, tak sengaja pisau menggores jarinya hingga berdarah.


"Sensei?.." Tanya Bachira yang memeluk (Name) dari belakang. Dialah pelaku yang mengejutkan (Name).




"Ada apa sensei?" Tanya Rin menghampiri (Name).




(Name) yang melihat kedua bocah itu kebingungan lantas dia berjongkok. Memperlihatkan jarinya yang terluka.



"Bachira, lain kali jangan diulangi ya?" Tanya (Name) sendu.




Rin hanya menatap jari sensei nya yang darahnya menetes.


Kemudian Bachira pun ikut berjongkok disamping (Name)



"Apa itu sakit?" Tanya Bachira. Raut wajahnya menunjukkan rasa menyesal telah menjahili gadis itu


(Name) hanya tersenyum dan menggeleng. "Tidak kok" Bohong. Jarinya saat ini terasa perih. Namun, melihat kedua anak itu khawatir. Lebih baik berbohong saja.


" Yasudah kalian bangunkan anak anak yang lain saja ya, sensei mau obatin lukanya dulu" pinta (Name)



"Siap sensei!" Ujar Bachira semangat. Detik kemudian dirinya langsung lari hendak membangunkan saudara-saudara yang lain.


Rin masih diam ditempat. Matanya masih fokus menatap (Name).


"Ada apa Rin?" Tanya (Name) bingung pasalnya anak yang satu ini pendiam dan hemat kata.

"Rin mau bantu sensei" Ujar bocah itu dengan semangat.

"Kalau begitu, tolong masukan sayurnya ke panci, hati hati airnya panas" ucap (Name).

Deru langkah kaki mengudara. Pertanda bahwa sekawanan bocil sudah bangun.

"SENSEIII!" Teriak mereka serentak


"Are? Cuma ada Rin" Ucap Reo

"Sae di mari, ada Sae pendek jangan lari" Ejek Kaiser. Ini bocah paling ga bisa diatur.

"Berhenti mengganggu ku!" Kesal Sae pada Kaiser yang mengejeknya pendek.

"Rin, Sensei dimana?" Tanya Otoya yang sudah duduk di kursi

Rin hanya mengangkat bahunya tanda tak tau. Kemudian Chigiri datang menggandeng Yukimiya yang tidak mengenakan kacamata.


"Sensei.. Kacamata Kenyu hilang!" Panggil Chigiri.

Orang terakhir yang datang adalah Bachira yang menggendong Niko kecil.



"Rin! Sensei belum kembali?" Tanya Bachira.

"Sensei!" Teriak Reo dan Otoya. (Name) baru saja kembali setelah selesai mengobati luka di jarinya



"Ohayou gozaimasu watashi no kawaii kodomo tachi" sapa (Name) dari dekat pintu

"Ara, Kenyu ini kacamata mu, lain kali jangan lupa lagi ya" (Name) menyamakan tingginya dengan Kenyu dan memasangkan kacamata nya

Anak-anak lain lantas mengelilingi (Name) dan memeluknya dari segala arah.


"(Name)-sensei!"

'gila! Lucunyaa'

"Sudah sudah, ayo sarapan. Rin yang membantu Sensei masak lho"

"Rin masak?"

Rin yang masih mengaduk sup menatap tajam sekawanan bocil yang menatapnya dengan berbagai tatapan.


Lelaki mungil itu menggunakan kursi supaya tingginya dapat menggapai kompor. Tak lupa mengenakan apron yang biasa digunakan oleh (Name).

"Sae, Kaiser jangan berantem" peringat (Name). Yang dipanggil saat ini tengah saling tarik merarik rambut.

"Ya Sensei" jawab mereka berdua. Mereka ini sangat penurut bila menyangkut (Name).



"(Name)-sensei, Niko menangis" panggil Bachira.


(Name) kemudian mengambil Niko dari gendongan Bachira. "Cup cup, anak baik jangan menangis" (Name) menepuk-nepuk punggung Niko yang bersandar pada bahunya. Sedetik kemudian dirinya sudah tenang.

"Yosh! Mari semuanya sarapan" (Name) berdiri dan menyerahkan Niko pada Sae.

'Otoya, Sae, Kaiser, Reo, Niko, Bachira, Chigiri, Kenyu,Rin Nagi—"

Merasa anak asuh nya tertinggal satu (Name) akhirnya memanggil Bachira.

"Bachira, Nagi dimana?"

"Anu Sensei, Nagi masih tidur" Jawab Reo

"Anak itu.." (Name) hanya menghela nafas kasar. Dari semua anak Seishiro Nagi lah yang paling malas.



"Kalian sarapan saja dulu ya, sensei mau bangunin Nagi dulu. Kaiser tolong bantu adik-adik mu ya" (Name) lantas melenggang pergi menunju kamar Nagi.




.

.

.

.

.

.

.

.

Segitu dulu yak, beberapa karakter 'mungkin' bakal aku tambahin seiring waktu.

Tambahin konflik kayaknya seru 🤗

Bocil Blue Lock Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang