"ZEZE!!." Teriakan gadis itu melengking disepanjang kolidor sekolah. Dengan semangat gadis itu berlari lari kecil mengejar laki-laki bernama Anzel itu.
Anzel tidak peduli laki-laki itu terus berjalan diikuti oleh anggotanya dibelakangnya."ZEZE TUNGGUIN!!, HANA BAWA BEKAL NIH!!." Hana mencekal pergelangan tangan Anzel yang akan memasuki kelas. Dengan kasar laki-laki itu menghembaskan tangan Hana. "Hama lagi hama lagi, kenapa nama lo gak sekalian diganti Hama sih?." Anto terang terangan menunjuk ketidak sukaannya kepada Hana.
Hana melirik Anto malas. "Aku udah siapin bekal nih buat kamu." Hana menyerahkan kotak bekal berwarna merah dengan motif hello kitty nya. Semua orang yang melihat itu tertawa kencang.
"Buset, malu gue." Sahut Udin dengan mulut mengunyah permen karet. Hana tidak peduli dengan segala cibiran disekitarnya, gadis itu meraih tangan Anzel lalu memberikan kotak bekal itu kepada Anzel. Anzel menatap Hana tajam. Tapi gadis itu malah memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Lo gak punya malu, HAH?!." Hana menatap Agung-Abangnya. "Apa salahnya sih, Bang?." Bukannya menjawab Hana malah bertanya balik.
"Aduh lonte lonte, kapan sih lo tobatnya?."
Hana itu sudah senantiasa mendengar kata kata yang tidak mengenakan untuk didengar. Tapi gadis itu sudah tidak lagi memasukkan kedalam hatinya.
"Hana bakalan nyerah kalau Anzel suka balik sama Hana."
Mereka yang mendengar itu tertawa terpingkal pingkal. Sebagian siswa/i juga sudah mulai berkerumanan untuk melihat pertunjukan gratis. "Gak usah mimpi!!." Ucap Anzel singkat namun menyakitkan.
"Lo bisa gak sih anjing gak usah malu maluiin gue?!." Sentak Agung menatap Hana tajam. Laki-laki itu heran kenapa bisa mendapatkan Adik seperti Hana. Agung sangat tidak menyukai orang-orang caper seperti Adiknya.
"Aku kan cuman ngasih bekal sama Anzel, Bang." Hana menatap teduh Abangnya yang dibalas tatapan tajam oleh Agung. "DIA MASIH PUNYA NYOKAP KALO LO LUPA!!? JADI GAK USAH SOK CAPER!!."
Hana menundukkan kepalanya takut. Gadis itu mengepalkan tangannya guna meredakan emosinya. Semua orang yang melihat wajah ketakutan Hana langsung tertawa. Bahkan ada sebagian yang terang terangan memotret, video, bahkan siaran langsung.
Brak
Dengan keras Anzel membuang kotak bekal pemberian Hana. Laki-laki itu bahkan tak segan segan menginjakkan kotak bekal itu menggunakan kakinya. Kotak bekal itu retak dibagian bagian tertentu. Hana menatap sendu kotak bekal itu.
"Zeze gak suka ya?, yaudah besok Hana buatin yang baru." Gadis itu berjongkok meraih kotak bekal yang berada dibawah kaki Anzel. Tapi belum sempat tangannya menyentuh kotak bekal itu Anzel lebih dulu menendang perut Hana. Yang membuat gadis itu merintih kesakitan.
"Lo keliatan mu.ra.han." Ucap Anzel menekankan kata murahan. Hana menatap Anzel kecewa. Agung yang notebatenya Abang kandungnya sendiri tidak membela Hana. Laki-laki itu juga ikut serta memperlakukannya kasar.
"Liat guys ada pengamen minta sumbangan hahaha..." heboh Anto dengan tawa kencangnya. Hana menatap sekitarnya. Semua orang tertawa melihat dirinya menderita. Sampai matanya bertubrukan dengan manik mata coklat yang hanya menatapnya datar.
Tapi Hana bisa melihat tangan laki-laki yang diletakkan disaku celananya itu terkepal. Lalu mata Hana mendongkak menatap Anzel. "Sebegitu bencinya ya Zeze sama Aku?." Anzel tersenyum meremehkan Hana.
"Kita udah kenal dari kecil, Ze." Lanjut Hana. Gadis itu masih mengingat jelas bagaimana awal pertemuan pertama mereka. Bagaimana sifat lembut laki-laki itu. Tapi sekarang laki-laki itu bersifat seolah tidak mengenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Hana {Hiatus}
Action❝Penyesalan memang selalu datang diakhir, tapi rasa penyesalan tidak akan pernah berakhir.❞ *** Hana begitu mencintai Anzel tapi laki-laki itu tidak pernah menghargai setiap pemberian gadis itu. Segala cara Hana lakukan untuk menarik perhatian Anzel...