Mencoba Mengajaknya Bicara

4 0 0
                                    


Melihat anak-anak yang berada dikelasku keluar kelas menuju ke kantin—karena ini sudah jam waktunya istirahat. Aku mengalihkan pandanganku kedepan—Lebih tepatnya di bangku fandi yang berada didepan, Yang tentunya aku berada dibelakang, Hanya terjarak dua bangku saja. Alisku terangkat, Mataku menatap punggung lebar fandi yang hanya diam, Apa cowok itu tidak berniat pergi kekantin?

Sudah tiga minggu lebih aku berada dikelas ini, dan tiga minggu ini juga tidak ada perubahan dari diri fandi. Cowok itu tetep pada pendirianya, Cuek dan sama sekali tidak peduli dengan sekitarnya.

Menghela nafas, Aku lebih memilih didalam kelas saja ketimbang menyusul Nanda dan juga selin dikantin.

Sebenernya aku lapar, Tapi hanya sedikit. Yang paling penting adalah aku ingin mencoba mengajak fandi bicara. Walau sepertinya akan percuma, Dia akan tetap diam, diam dan diam.

Hahh! Persetan dengan itu semua, Yang aku ingin hanya gimana caranya supaya fandi mau merespon ucapanku. Satu atau dua kata pun sudah cukup bagiku.

"Samperin gak ya?" Gumanku menggigit bibir cemas. "Ah, Samperin aja lah!"

Aku pun berdiri dari dudukku, Tapi sebelum aku benar-benar menghampirinya, Aku lebih dulu menata seragamku agar tertata rapi dan juga rambutku yang sedikit berantakan.

Meresa sudah cukup rapi, Aku pun mulai melangkahkan kakiku dengan langkah pelan.

"Emm, Fan?"

Dapat aku lihat respon tubuh fandi yang sedikit menegang mendengar ucapanku.

Menarik senyum kecil, Aku memilih mendudukan bokongku dibangku tempat Andi—yang berada tepat dibelakang bangkunya.

"Lo—ah, maksudku kamu." Sedikit meringgis hampir saja aku mengucapkan kata yang bisa saja menurutnya tidak sopan. "Kamu gak kekantin?" Tanyaku mencoba basa-basi.

Respon fandi adalah gelengan kepala pelan.

Oke, Sabar! Sabar!

"Oh, Sama berarti ya, Aku juga gak kekantin."

Woahhh, basa-basi macam apa ini anika?

Karena tidak mendapatkan respon apa-apa dari fandi, Aku sedikit berdehem—menghilangkan rasa maluku ini.

"Fan?"

"Hm?"

Deg

Mulutku sontak menganga lebar, Ini kuping tidak salah mendengar kan? FANDI WOII FANDI!! Dia barusan menjawab panggilanku dengan suara 'hm?' kan?

OMG!!

Ck, alay! Lupakan!

Bingung menjawab, Aku lebih memilih mengetuk meja dengan jari tanganku. Masih diam dengan jangka yang cukup lama, hingga bunyi kursi membuatku menatap heran Fandi.

"Ehh, Fan, kamu mau kemana?" Kagetku saat melihat fandi berdiri dari duduknya.

"Kantin." Jawabnya singkat dengan pandangan yang lurus kedapan, sama sekali tidak menoleh padaku yang duduk dibelakangnya.

Balasan singkat dari fandi lagi-lagi membuatku menganga.

Ya tuhan! Ini sungguh kemajuan.

Aku sama sekali tidak pernah melihat fandi merespon pertanyaan dari teman-temanku yang lainnya. Dan ini, dan ini apa? Fandi dengan senang hati mau meresponku!

Eh, gatau deh bisa saja dia terpaksa bukan malah bersenang hati.

Aku masih diam karena terkejut akan responnya, Sampai-sampai aku tidak menyadari kalo fandi sudah berlalu keluar dari dalam kelas.

Satu Cerita Untuk Fandi - On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang