Come to me like fever.
·
·1.1
─────────────────
ㅤ
ㅤSepotong roti Jaemin santap di bangku kantin bersama Haechan di sebelahnya. Ya, hanya Jaemin tentunya, sedangkan Haechan sibuk memikirkan hal yang baru saja dialaminya.
Kejadian di kelas tadi membuatnya berpikir. Siapa sebenarnya gadis itu? Penyihir? Tidak, auranya berbeda. Dibandingkan aura penyihir yang memiliki ciri khas, gadis itu memiliki aura yang dapat menarik dirinya. Tidak hanya menarik, tapi membuatnya selalu ingin berada didekatnya.
Haechan segera menepis semua pemikiran aneh otaknya. Mungkin memang ada makhluk selain penyihir dan vampir. Yah, mungkin saja.
"Tidak, Kau tidak terlihat aneh, Ji," kata Minjeong menenangkan gadis di sebelahnya. Mereka berdua duduk berhadapan dengan Jaemin dan Haechan.
"Jaemin-ah, bukankah baju ini terlihat aneh untukku?" tanya gadis itu dengan raut wajahnya yang khawatir. Sedangkan Jaemin menjawab seadanya, "Memang terlihat kebesaran, tapi tidak aneh."
Mendengar jawaban dari Jaemin, gadis itu menelungkupkan kepalanya. Minjeong terus meyakinkan gadis itu. "Tidak, maksud Jaemin tidak seperti itu!" ujar Minjeong sambil melirik Jaemin di hadapannya.
"Ah, benar, maksudku seragam tetaplah seragam. Jadi tidak ada yang namanya seragam terlihat aneh," ralat Jaemin yang berhasil dipelototi Minjeong. "Yang benar saja, Na Jaemin."
"Kau bukannya terlihat aneh, tapi terlihat manis dengan seragam itu." Jaemin, Minjeong, juga gadis itu menatap Haechan bersamaan.
"E-eh? Benarkah?" Haechan mengangguk mengiyakan. Senyum gadis itu mengembang kembali, "Terima kasih!"
Sang gadis menjulurkan tangannya. "Aku Kim Yunji, selamat datang di kelas B-1, Lee Haechan."
Keduanya saling berjabat tangan lalu memutuskan untuk masuk ke kelas. "Haechan-ah, sepertinya Kau punya bakat dalam memuji," puji Minjeong sambil menunjukkan jempol miliknya.
Sesampainya di kelas, mereka duduk di bangku masing-masing. Tetapi tidak dengan Yunji. Gadis itu duduk di dekat bangku Minjeong sambil mendengar Minjeong bercerita.
Seorang siswi masuk dengan ransel di punggungnya sambil mengunyah permen karet. Langkahnya mendekat ke bangku Minjeong.
"Eoh, Jimin-ah. Pagi buruk lainnya?" sambut Yunji beranjak dari bangku yang didudukinya. Bangku yang merupakan milik Jimin sendiri. Sambil meletakkan tasnya Jimin menjawab, "Mungkin, dan itu terjadi hari ini."
Suara bel menginterupsi murid-murid di dalam kelas. Murid-murid yang bergerombol segera duduk di bangkunya masing-masing. Seorang guru masuk dan segera memulai pelajaran.
Siswi itu memiliki aura unik. Penyihir lainnya. Haechan melirik ke arah Jimin yang masih sibuk mengunyah permen karet. Keduanya saling menyadari bahwa di kelas ini tidak hanya mereka yang berbeda.
Lagi-lagi vampire, cukup Jeremy saja sudah membuatku jengah.
ㅤ
ㅤ
ㅤ✶ ✶ ✶ ✶ ✶
ㅤ
ㅤ
ㅤ
"How was your day, Harry Potter?" Minhyung menyambut Haechan yang baru saja keluar dari gerbang sekolah. Suasananya cukup ramai. Tidak sedikit mobil yang terparkir di dekat area sekolah.Haechan hanya menjawabnya dengan gelengan kepala, "I really dunno about this."
Alis Minhyung terangkat sebelah mendengar jawaban Haechan, "This what? This school? Or may—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Couronnes (Favorite) ; NCT 127
VampirosBe warn! Harsh words & maybe some scene 15+ . . . Sembilan vampir yang tinggal di tengah hiruk-pikuk kota, tepat di sebuah mansion yang menjadi kediaman para Couronnes. Kehidupan ratusan tahun mereka berjalan dengan baik. Hingga suatu ketika, Harry...