🍃Chapter 05

312 27 3
                                    

"Selamat pagi kakak ku yang tampan" kata tama dengan senyum merekah dan tangan yang merentang.

Tama selalu melakukan itu setiap pagi untuk menyambut sang kakak arion yang turun dari tangga. Seperti biasa juga, arion akan bersikap tidak peduli dan melewati tama begitu saja.

Tama hanya merapatkan bibir nya, kemudian buru - buru berjalan melewati arion hanya untuk menarik kursi untuk arion duduk.

"Silahkan duduk, kakak" kata tama sambil senyum, tapi arion tetap tidak merespon nya.

Tama duduk di tempat biasa dia duduk untuk sarapan, kemudian mengambil nasi dan lauk. Seperti biasa juga tama makan menggunakan tangan nya.

Arion tidak mengatakan apapun, dia hanya makan dengan sendok dan garpu tanpa memperdulikan tama sama sekali.

"Aku sudah selesai kak" kata tama, kemudian mengemut jari - jari imutnya yang masih terkena kuah bumbu.

Setelahnya tama berjalan ke dapur membawa piringnya untuk dia cuci. Tak lama tama kembali ke arah meja makan membawa kotak bekal.

"Oh iya kak, ini aku buatkan nasi goreng untuk mu" kata tama sambil meletakan kotak bekal nya di dekat arion.

"Di bawa ya kak, jangan di tolak lagi. Nasi goreng ini kan kesukaan kakak" lanjut tama dan kembali duduk.

Tama menghela nafas saat melihat arion yang tidak menganggap nya ada.

"Uhm kak, hari ini aku ulang tahun loh. Mmm apakah kakak tidak mau mengucapkan selamat ulang tahun pada ku?" tanya tama, dia berharap ucapan dari arion.

"Tidak sudi" sahut arion tanpa melihat tama

"Uhm sekali aja kak, aku pengen kakak ucapkan selamat ulang tahun padaku" kata tama dengan memelas.

"Kau bukan siapa - siapa diriku, jadi tidak usah berharap" ketus arion dan tama yang pasrah pun ia mengangguk dengan senyum getir.

"Aku kan adikmu kak, kenapa aku------" tama menghentikan ucapan nya saat arion menatapnya dengan tajam.

"Kau hanya babu di sini, jadi berhenti bilang kalau kau itu ADIKKU!" kata arion dengan penekanan.

Tama pun mengangguk dengan senyum yang dia paksakan.

"O-oh baiklah kak, maaf" sahut tama dengan mata berkaca kaca.

Arion yang sudah selesai makan ia pun beranjak dari duduk nya.

"Kak kau mau berangkat ya? Oh iya jangan lupa bekal nya di bawa!" Tama mengambil lagi kotak bekal dan memberikan nya pada arion.

Tanpa mengatakan apapun, arion mengambilnya dengan kasar dan pergi setelah nya, begitupun dengan tama yang pergi sambil menggendong tas nya yang berisi kostum badut.

Tama berjalan di belakang arion dengan senyum kecil nya, dia senang karena sang kakak arion mau membawa kotak bekal nya, tapi perlahan senyum tama menghilang saat melihat kakaknya  melempar kotak bekal nya ke tempat sampah.

Dengan buru - buru tama berlari ke tempat sampah untuk mengambil kembali kotak bekal nya. Air mata tama mengalir dengan sendirinya, saat melihat mobil arion yang sudah pergi.

"Kak hikss....kenapa di buang kak? Hiksss...hiksss.....padahal aku membuatnya dengan susah payah" kata tama sambil mengusap matanya yang berair dengan lengan baju nya.

Setelahnya tama memasukan kotak bekal nya ke dalam tas dan pergi setelah nya.

.
.
.
.
.
.
.

Kini tama yang sudah memakai kostum badut ia mulai menawarkan balon di depan restaurant, kali ini vano tidak ikut karena sibuk di steam.

Sudah ada beberapa balon yang tama jual dan ada juga anak - anak yang berfoto dengan nya.

Karena sudah sepi, maka tama istirahat di bawah pohon pinggir jalan kemudian mengeluarkan uang yang dia dapat dari kantong nya.

"50 ribu, uhmm lumayanlah..." kata tama setelah menghitung uang receh yang dia dapatkan.

"Kak arion" gumam tama saat melihat arion yang sedang berjalan dengan lesu.

Dengan buru - buru tama berdiri untuk memberikan balon pada nya.

"Eh untuk ku?" tanya arion dan tama mengangguk sebagai jawaban.

"Terimakasih" kata arion singkat dan memberikan uang pada tama, tapi tama menolak uang itu.

"Kau tidak mau uang?" tanya arion dan tama menggeleng sebagai jawaban.

Tama hanya menunjuk balon dan arion bergantian yang artinya balon itu untuk arion.

Arion tersenyum dan itu membuat tama senang melihat nya. Sebenarnya balon yang dia dapat sebelumnya dia simpan di ruang kerjanya dan kini balon keduanya juga akan dia simpan ditempat yang sama.

Setelahnya tama membungkuk dan kembali duduk di bawah pohon,  arion yang melihat itu juga ikut duduk di sampingnya.

"Aku duduk di sini bolehkan?" tanya arion dan tama hanya mengangguk sebagai jawaban.

Tama yang penasaran karena kakaknya terlihat sedih, ia pun mengeluarkan buku kecil dan pulpen dari kantong badut.

Kenapa sedih???

Tulis tama dikertas itu dan memperlihatkannya pada arion.

"Aku benci adik ku" jawab arion dan melihat seokjin yang masih memakai kostum badut.

"Andai saja kau tau? Jika membunuh tidak dosa, aku pasti sudah membunuhnya" lanjut arion dengan kekehan kecil.

Tama yang mendengar itu pun langsung menelan salivanya, kemudian kembali menulis sesuatu.

Kenapa kau membenci nya???

"Dulu aku sangat menyayanginya, tapi setelah dia membunuh ayahku. Aku sangat membencinya dan tidak akan pernah menganggapnya dia adikku lagi" - arion

"Gara - gara dia, ibuku juga harus mencari uang sendiri untuk mengurus dan membesarkanku, gara gara dia juga aku harus hidup tanpa kasih sayang seorang ayah" - arion

"Aku sangat membencinya, sumpah demi tuhan aku sangat membencinya, aku ingin dia mati dan menghilang dari pandanganku" kata arion dengan emosi

"Tapi kenapa dia harus hidup denganku sekarang? Dan cih dia malah berharap aku akan ucapkan selamat ulang tahun padanya, tcih aku tidak sudi mengatakannya" ucap arion final

Tama yang mendengar itu semua pun ia langsung menunduk dengan air mata yang jatuh ke pipinya begitu saja, kemudian mengambil tisu dari kantong badut dan memberikannya pada arion.

"Terimakasih sekali lagi, kau orang yang baik" ucap arion dan mengambil tisu nya.

Tama mengangguk kemudian mengusap punggung arion untuk menenangkan nya.

"Seandainya dia tidak membunuh ayah, pasti aku akan tetap menjadi kakak yang baik untuknya" kata arion sambil menghapus air matanya.

"Ah maaf yah aku malah curhat pada mu" lanjut arion dan berusaha bersikap biasa saja.

Tama pun mengangkat kedua jempol tangannya sebagai jawaban, kemudian dia berdiri dan berjoget untuk menghibur arion.

"Aku ingin kau kembali tertawa kak...." batin tama

Arion tertawa melihat badut didepannya yang berjoget dan berputar sambil memegang balon ditangan kanan dan kiri nya, sementara itu tama hanya menangis dalam diam saat melihat dan mendengar tawa sang kakak.

Saat menggunakan kostum badut, dia bisa melihat arion tertawa dan mendengarkan curhatan nya.

"Maafkan aku kak, maafkan aku yang sudah mengganggu hidup mu" batin tama sambil berjoget untuk menghibur sang kakak. 





.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

~~~~~Regret 05~~~~~

Jangan lupa vote+comment slalu......

REGRET[YoonMin]-END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang