Rembulan malam ini terdiam pucat pasi
"Malam ini adalah malam yang panjang," ujarnya.
Lolong serigala dan nyanyian parau burung malam, bergema menyambut gelapnya malam ini.
Di tengah malam...seorang gadis termangu menatap jendela.
Ada bulir bulir kekaguman dan takut yang terlihat*****
Tak terasa jam dinding dikamar menunjukkan pukul 12. Jenny membelalakkan matanya. "Wow!" Serunya terkejut. Tak disangka ia termangu di jendela selama ber jam-jam.
Ketika ia akan pergi tidur, ia mendengar ada yang memanggilnya lirih. "Jenny... Jennifer! Kemarilah!" Ia ketakutan dan segera masuk ke dalam selimut. "Lama sekali kita tidak bertemu, bagaimana kabarmu, anak manis?" Tanya suara itu lagi. Suara itu terus menerus berbisik."Oh, tidak! Tidak...tidak....Pergi! Pergilah!" Bisiknya ketakutan. Seluruh tubuhnya menggigil. Keringat bercampur air mata menetes dari wajahnya. Ia hanya bisa menahan nafas dan terus bersembunyi di dalam selimut.
"Suara itu menghilang?!" Batinnya. Ia segera membuka selimutnya. Setelah melihat sekeliling, ia baru bisa bernafas lega. "Apa itu tadi hantu?" Pikirnya. Matanya mulai terpejam, ia tidur pulas.
*****
Ruang baca nampak nyaman malam itu. Cat berwarna putih beradu dengan cahaya keemasan dari lampu baca dan cahaya keperakan dari rembulan. Sebuah sofa merah yang empuk, segelas susu hangat dan sepiring camilan.
Namun, masih ada yang membuat Gwen merasa tidak nyaman. "Dimana terakhir kali aku meletakkan buku itu?" Gumamnya gusar. "Arggh!!" Erangnya sebal. Ia masih mengacak-acak rak buku. "AHA! INI DIA!" Pekiknya. Ia segera membawa buku itu ke kursi sofa. "Buku ini tidak boleh hilang. Ada sesuatu yang disembunyikan oleh ayah di dalamnya. Aku harus menyimpannya," gumamnya.
Ia segera menyimpan buku itu ke dalam piyamanya dan langsung pergi tidur.