hukuman?

22 4 0
                                    

"Argghhh a ampunn" ringis seorang wanita namun tak di dengar oleh seseorang itu.

Dia adalah Arhez Vederlic Pradinson. Lelaki kejam tanpa mengenal belas kasih sedang menyiksa seorang wanita di gedung tua.

Sret

Arhez terus menyayat pipi dan lengan wanita itu tanpa ampun. Wajah wanita itu sudah penuh dengan sayatan namun ia belum merasa puas. Karena bosan dengan permainannya sendiri,ia pun langsung mengambil kapak di meja dalam gedung itu dan memotong kepala si korban.

Bless

"Hallo tuan" sapa seseorang di sebrang sana

"Bereskan kekacauan di gedung tua"

Tut

Arhez mematikan telepon sepihak lalu pergi keluar gedung menuju apartemennya

Sesampainya di apartemen ia langsung menuju kamarnya untuk bersih bersih dan setelahnya tidur.

Keesokan harinya,Arhez sudah siap untuk berangkat sekolah. Namun sebelum itu ia akan menjemput sang kekasih terlebih dahulu.

"Pagi baby" sapa Arhez sambil membuka helm full face nya

Gadis itu tak menjawab ia hanya diam sambil mengerucutkan bibirnya

"Kenapa hm?kok manyun gitu?"

Diam. Gadis itu tetap diam hingga membuat amarah Arhez bangkit

"Jawab aku Ra!" Bentak Arhez

Namun gadis itu tak kunjung menjawab,ia malah menangis dengan terisak kecil. Arhez yang sudah kepalang marah pun akhirnya menarik dagu Ara dengan keras. Ya dia adalah Arabela Putri Aderald.

"Heh punya mulut tu di gunain,bukannya diem aja!mau aku robek hm?" Tanya Arhez dengan penuh penekanan

Ara hanya menggelengkan kepalanya tanda tak mau. Arhez yang menyadari hari sudah mulai siang akhirnya ia mengalah dari pada telat datang ke sekolah.

Arhez melepas cengkraman tangannya di dagu Ara dengan kasar. Ia mendekati telinga Ara dan berbisik pelan.

"Tunggu hukuman mu baby" bisiknya pelan.

Ara mematung. Sial sekali dia,niatnya ingin marah karena Arhez yang tak menjawab teleponnya tadi malam eh malah ia yang kena hukuman. Ia hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah.

"Naik" perintah Arhez

Ara pun menaiki motor sport milik Arhez. Arhez pun mulai melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah Ara menuju sekolahnya.

Sesampainya di SMA Cahaya Bangsa,banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka berdua. Ada yang menatap dengan tatapan memuja,iri,sinis dan lain lain.

Saat di parkiran sekolah,dia sana sudah ada keempat sahabat Arhez yang menunggu kedatangan Arhez.

Ara segera menuruni motor milik Arhez.

"Akhirnya datang juga lo hez,gila aja kita kita nungguin lo di sini udah hampir satu jam tau ga?!" Kesal Kenan

"Tau lu,tau gini mending gw ke kantin tadi" sahut Bagas

"Bacot" ketus Arhez lalu melenggang pergi meninggalkan keempat sahabatnya bersama Ara

"Sialan emang si Arhez"

"Tau,ga gau di untung banget udh di tungguin malah di tinggal"

"Anjing"

***

Sepulang sekolah Ara mengikuti Arhez yang mengajaknya ke apartemen lelaki itu. Entah apa yang akan di lakukan oleh lelaki itu namun feelingnya sudah tak enak apalagi tentang ucapan Arhez tadi pagi.

Kini keduanya tengah berada di kamar Arhez. Dengan Ara yang terlentang di atas kasur king size milik Arhez dan Arhez yang tengah tersenyum menyeringai menatap Ara yang ketakutan.

Arhez bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju meja,ia membuka laci dan mengambil sesuatu,itu adalah pisau kesayangannya.

Arhez kembali mendekati Ara dengan tersenyum,namun bagi Ara senyuman itu sangatlah mengerikan. Arhez semakin mendekat membuat Ara tambah ketakutan.

"A Arhez a apa y yang a akan kamu l lakukan?" Tanya Ara ketakutan

Arhez tersenyum menyeringai "sedikit bermain denganmu baby"

"J jangan Arhez a aku mohon j jangan luka i aku l lagi " mohon Ara

"Ini hukuman mu baby,karena kamu sudah membuatku marah"

Srett

Arhez menggoreskan pisau itu dilengan Ara, Ara menjerit kesakitan darah mengucur deras dari lengannya yang tergores oleh pisau tajam milik Arhez.

Belum puas Arhez pun menggoreskan lagi pisaunya di kaki Ara. Kali ini bukan goresan biasa,ia mengukir namanya di kaki Ara yang membuat Ara menangis kesakitan dan meminta ampun

"Arghhh! S sakit A Arhez ku mohon h hentikan" tangis Ara

"Sedikit lagi baby,nha udan selesai bagaimana dengan karya ku?bagus bukan?" Arhez tersenyum smirk

Ara hanya bisa menangis merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

"K kenapa m malah kamu yang marah sama aku hiks sampai kamu siksa aku? harusnya kan a aku yang ma marah hiks" tanya Ara sambil terisak

Arhez mengernyitkan dahinya bingung

"Maksud kamu apa baby?kenapa harus kamu yang marah?" Tanya Arhez

"A aku t tadi pagi marah s sama kamu karena kamu ga angkat telepon aku semalem hiks tapi malah kamu yang marah" tangis Ara semakin pecah membuat Arhez merasa bersalah. Arhez memeluk Ara dengan erat

"Maaf baby maaf" ucap Arhez sambil mengecup puncak kepala Ara

"Hiks hiks kamu jahat" Ucap ara sambil memukul dada bidang Arhez

"Iya aku jahat maafin aku ya" Arhez sambil terus mengecup puncak kepala Ara.

Diam diam Arhez mengambil suntikan lalu menyuntikkan di lengan Ara. Tak lama Ara pun tertidur. Ya Arhez menyuntikkan obat tidur supaya Ara bisa tenang dan ia pun bisa mengobati luka Ara yang ia buat.

Arhez bangkit dari posisinya merebahkan dengan pelan. Mengecup kening Ara dengan lembut lalu pergi mengambil kotak P3k untuk mengobati luka Ara.

"Maafin aku"

Psychopath is my boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang