part 1

49 13 4
                                    

Hari ini adalah hari senin, hari yang paling di benci oleh seluruh murid karena mereka akan melaksanakan upacara yang mengharuskan mereka panas-panasan.

Kayla sedang di perjalanan menuju sekolah, dia di antar oleh kakaknya naik motor. Mereka sudah sampai di gerbang sekolah SMA Angkasa tempat kayla menuntut ilmu.

"dek belajar yang bener ya, jangan bandel"

"iya kak, setiap hari kakak selalu bilang kaya gitu, aku anak baik ko"

Tuk

Rendi menyentil kening kayla pelan. "gue cuma ingetin, supaya lo pinter terus jadi orang sukses"

"iya kalo gitu aku masuk dulu, assalamualaikum" setelah mencium tangan Rendi Kayla langsung masuk ke dalam.

Kelas Kayla berada di lantai dua, tepatnya di kelas 11 Mipa 3.

"woi!! Kay" teriak orang yang ada jauh di belakang Kayla.

Kayla membalikkan badannya, bisa dia lihat dua orang siswi menghampirinya, Lia dan Sifa.

"kay dari tadi kita manggil juga" ucap Lia.

"lo manggilnya kaya gimana dulu?" tanya Kayla.

"gue manggil lo dalam hati sih" cengir Lia.

"udah gue duga"

"udah kita masuk kelas dulu bentar lagi upacara, kalian mau di hukum karna telat" Sifa yang dari tadi diam langsung bersuara.

"oh iya gas lah kita ke kelas" Lia langsung menggandeng tangan Kayla dan juga Sifa.

Baru saja Kayla dkk masuk mereka sudah di sambut oleh lelaki yang akhir-akhir ini dekat dengan Kayla.

"pagi cantik, lo udah sarapan belum? Mau gue ajak ke kantin tadinya, tapi bentar lagi upacara nanti lo telat terus di hukum" ucap Revan yang menghadang jalan Kayla dkk.

"jangan sampe pingsan ya, semangat untuk hari ini" lanjut Revan sambil mengusap puncak kepala Kayla.

"suka bilang bang" celetuk Lia sambil berjalan ke arah bangkunya.

"apa sih lo sirik aja" Revan melayangkan tatapan tajamnya. 

"kalo gitu gue pergi dulu ya, lo jangan kangen" ucap Revan.

"lo gak upacara?" tanya Kayla menghentikan Revan yang ingin pergi ke luar.

"upacara kalo gak males" jawabnya.

Kayla hanya memutarkan bola matanya malas, dia langsung berjalan ke aran bangkunya, Kayla duduk dengan Lia sementara Sifa duduk di depan bangkunya, dengan teman yang lain, mereka duduk di dekat tembok, Sifa di bangku ke dua sementara Kayla dan Lia di bangku ketiga.

*****

Sekarang Kayla dan semua Siswa, Siswi tengah melakukan upacara, sudah hampir setengah jam mereka mendengarkan amanat dari kepala sekolah, matahari sangat terik sekali banyak yang mengeluh kepanasan, bahkan ada yang pura-pura sakit supaya mereka tidak berlama-lama berdiri di lapangan.

"panas banget gila, gue gak kuat" Lia membuka topinya lalu mengipas-ngipas ke arah wajahnya.

"iya kenapa lama banget sih ngasih amanatnya, lagian gak di dengerin sama anaknya juga, kepanasan nih kita" Kayla ikut-ikutan mengipasi wajahnya, bedanya Kayla hanya dengan tangannya saja.

"sutt! jangan ngobrol, dengerin kepala sekolah yang ngasih amanat!" guru yang berjaga di belakang barisan siswa langsung menegur Kayla dan Lia yang mengobrol.

Kayla dan Lia langsung berdiri dengan tegak, Lia juga langsung memakai topinya kembali.

"mampus udah gue bilang jangan ngobrol terus dari tadi" Sifa yang sudah cape menegur mereka merasa puas setelah mereka ketahuan mengobrol.

"lo seneng banget liat kita di tegur, kita temen bukan sih" Lia memanyunkan bibirnya kesal.

"sutt kalian sudah di bilang jangan banyak ngobrol kenapa masih ngobrol sih" guru yang tadi kembali menegur.

Dan sekarang mereka benar-benar diam tanpa menoleh kesana kemari.

Setelah beberapa menit akhirnya upacara selesai, banyak yang mengucapkan syukur karna mereka tidak terus di jemur lebih lama lagi.

Kayla, Sifa dan Lia langsung buru-buru masuk ke dalam kelas, berdiri di depan kipas yang menggantung di tembok.

"gerah bangett, gue mau mandi rasanya" Kayla terus saja mengeluh kegerahan.

"iya kenapa kepala sekolah lama banget sih ngasih amanatnya, cape nih kita, udah kaya ikan asin aja di jemur" Lia ikut-ikutan mengeluh.

"nikmatin aja, nanti kalo udah gak sekolah kita kangen kaya gini" Sifa ikut menimbrung.

"awss" Kayla terkejut saat pipinya terasa dingin. Ketika menengokkan kepalanya terlihat Revan yang menempelkan minuman dingin di pipinya.

"ishh dingin" Revan membukakan tutup botol air minum dan memberikannya kepada Kayla.

Tanpa menolak Kayla langsung menekuk air itu hampir setengahnya.

"cape ya, sampe keringetan gini" Revan mengusap keringat di pelipis Kayla.

"cape lah panas, lo bolos terus sih jadi gak tau"

"ck! Enak ya punya pacar, abis upacara langsung di bawain minum, gue kapan kaya gitu" ucap Lia yang melihat adengan dua orang di hadapannya.

"kita gak pacaran li" ucap Kayla sambil melirik Revan.

"kita emang gak pacaran tapi lo milik gue" ucap Revan dengan tegasnya.

"hadeh cewe butuh kepastian kali" Dio yang sedari tadi di belakang Revan ikut menimbrung.

"kalo lo gak mau pacarin, biar sama Aa aja neng" lanjut Dio menggoda.

Revan langsung memberikan tatapan tajamnya, yang di balas cengiran Dio.

"eh ada neng sipa sama neng lia, makin cantik aja setiap harinya"

"lo gombalin aja semua cewe yo, biar nanti pas lo serius gak ada yang percaya" jawab Sifa.

"jangan gitu dong"

"emang gitu tau, cewe jadi gak percaya".

"gue serius kalo sama lo sip"

"gue engga" cuek Sifa.

"yahh patah hati abang dek, sakit banget di tolak cewe" dramatis Dio sambil memegang dada sebelah kirinya.

"lo alay dio" ucap Lia yang merasa geli dengan tingkah Dio.

"ck! Kenapa di dunia ini gak ada yang berpihak sama gue, lo mau kan sama gue ka?" tanya Dio kepada Aska yang sedari tadi hanya diam.

"skip" Aska langsung pergi menuju bangkunya.

"dasar kulkas 50 pintu" gerutu Dio.

"nanti pulang sama gue ya" Kayla yang sedari tadi memperhatikan drama gak jelas itu langsung menolehkan kepalanya.

"gak latihan putsal?"

"gak besok lagi, pelatihnya lagi ada keperluan" Kayla hanya mengangguk.

Guru yang mengajar pagi ini datang ke kelas, lalu semua murid duduk di bangkunya masing-masing.

See u

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang